Pengembangan media pembelararan berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema macam-macam sumber energi untuk siswa kelas 4 SD Negeri Kalasan 1.

(1)

Untuk Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalasan 1

Yaris Limbong Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh media pembelajaran berbasis ICT yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berbasis ICT berupa Powerpoint Interaktif yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan mendeskripsikan kualitas produk media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian pengembangan. Prosedur penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima langkah yang diambil dari 10 langkah Borg and Gall yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain. Selain itu, media pembelajaran berbasis ICT ini dikembangkan juga dengan menggunakan model ASSURE yang kemudian akan menjadi produk yang akan siap diuji cobakan, media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Kuesioner digunakan untuk melakukan validasi media pembelajaran berbasis ICT oleh dua orang ahli media pembelajaran berbasis ICT dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1 layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan melalui (1) hasil validasi pakar ”M.I” media pembelajaran berbasis ICT termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan skor 3,25. (2) hasil validasi pakar “A.H” media pembelajaran berbasis ICT termasuk dalam kriteria “baik” dengan perolehan skor 3,1. (3) hasil validasi oleh guru SDN Kalasan 1 termasuk kriteria “baik” dengan peroleh skor 3,09. (4) hasil validasi guru SDN Timbulharjo “termasuk dalam kriteria “Baik” dengan peroleh skor 3,20. Media pembelajaran berbasis ICT memiliki skor rata-rata 3,17 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Media pembelajaran berbasis ICT, Powerpoint Interaktif, Kurikulum SD 2013


(2)

REFER TO 2013 CURRICULUM

ON SUBTHEME MACAM-MACAM SUMBER ENERGI FOR FOURTH GRADE OF KALASAN I ELEMENTARY SCHOOL

Yaris Limbong Universitas Sanata Dharma

2016

Theis research was done because there are many teachers who need examples of ICT-based learning media that can be used in the learning process in the classroom. The main objective of this research is to produce a media product ICT-based learning in the form of Powerpoint Interactive referring to the elementary curriculum in 2013 and described the media product quality ICT-based learning curriculum refers SD 2013.

This type of research is research development. The procedure uses the development research development research procedure proposed by Borg and Gall. Development procedures used in this study consists of five steps: 1) the potential and problems, 2) collection of data, 3) product design, 4) validation expert, 5) design revisions. In addition, ICT-based learning media is also using a model developed ASSURE quoted in private and then going into the final product or final product in the form of ICT-based learning media refers to the elementary curriculum in 2013 for the fourth grade students of elementary school. Subjects in this study is the fourth grade students of SD Negeri Kalasan 1. The instruments used in the study is a list of interview questions and questionnaires. The list of questions is used to conduct a needs analysis to fourth grade teachers SD Negeri Kalasan 1. A questionnaire was used to validate ICT-based learning media by two experts of ICT-based learning media and two teachers of the fourth grade of primary school.

The results showed that the ICT-based learning media refers to the elementary curriculum in 2013 Subtheme Togetherness in Diversity for the fourth grade students of SD Negeri 1 Kalasan eligible for use in learning. This is evidenced by (1) the validation results of experts' M.I "ICT based learning media included in the criteria of" very good "with the acquisition of a score of 3.25. (2) the validation results of experts' A.H "ICT based learning media included in the criteria of" good "with the acquisition of a score of 3.1. (3) the results of the validation by teachers at SDN Kalasan 1 includes the criteria of "good" to earn a score of 3.09. (4) the results of the validation teachers at SDN Timbulharjo "included in the criteria of" Good "to earn a score of 3.20. ICT-based learning media has an average score of 3.17 to the category of "Good". Thus, the media developed ICT-based learning is already fit for use as a medium of learning.


(3)

i

SUB TEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI

UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI KALASAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Yaris Limbong NIM. 121134282

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

MENGACU PADA KURIKULUM SD 2013

SUBTEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI

UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI KALASAN 1

Oleh: Yaris Limbong NIM. 121134282

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(5)

iii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

MENGACU PADA KURIKULUM SD 2013

SUBTEMA MACAM-MACAM SUMBER ENERGI

UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI KALASAN 1

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yaris Limbong

NIM. 121134282

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 13 April 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd ... Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd ... Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si ... Anggota : Drs. Paulus Wahana, M.Hum ...

Yogyakarta, 13 April 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(6)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Karena atas rahmat dan karunianya kepadaku sehingga

penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar

Mama Damaris K Rappa dan Papa Yakop Limbong

yang selalu mendukung, memberikan motivasi dan mendoakan

dalam setiap perjalanan hidup.

Keluarga yang selalu kurindukan

Kakek Anjang (Alm), Bapak Marten Totong, Mama Maria Tandi Lembang,

Om Bera, Putri, Novi, Ati, Ragil,

Yang selalu menjadi motivator, penyemangat dan yang menantikan

keberhasilan dalam menjalani hidup ini

Untuk Para Sahabat

Yasni Bulan, Shinta Balla, Ester Dellu, Renol, Idda (jutek), Tya (lele), Dance, Esan,

Om Nadi, Tante Yeni, Ennu Harus, Ester Osem, Rifat Kiding, Risky Alexandria, Rauf

Alexandria, Elin Alexandria

Yang tak hentinya memberi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini

Yang Tersayang

Rambu Widyanti Wu

lu Ata (pe’lo)


(7)

v

Bapak/Ibu Dosen PPGT-PGSD

Yang tidak pernah lelah memberikan motivasi

membimbing, mengajar kami mahasiswa PPGT

Almamater ku


(8)

vi

"Hidup adalah proses untuk menjadi; yaitu menjadi

lebih baik, lebih besar, lebih kuat, dan lebih

berpengaruh."

(Mario Teguh)

Kata-kata gagal itu tidak ada bagi orang yang

selalu menikmati perjuangannya dalam

mewujudkan impiannya.

(deddy corbuzier)

“Allah memberikan kepada kita bukan roh

ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan

kekuatan, kasih dan ketertiban.”


(9)

vii

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 April 2016


(10)

viii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yaris Limbong

Nomor Mahasiswa : 121134282

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Pembelararan Berbasis ICT

Mengacu Pada Kurikulum SD 2013 Subtema Macam-macam Sumber Energi Untuk Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalasan 1

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Maret 2016 Yang menyatakan


(11)

ix

Untuk Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalasan 1

Yaris Limbong Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh media pembelajaran berbasis ICT yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berbasis ICT berupa Powerpoint Interaktif yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan mendeskripsikan kualitas produk media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian pengembangan. Prosedur penelitian pengembangan ini menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima langkah yang diambil dari 10 langkah Borg and Gall yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain. Selain itu, media pembelajaran berbasis ICT ini dikembangkan juga dengan menggunakan model ASSURE yang kemudian akan menjadi produk yang akan siap diuji cobakan, media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1. Kuesioner digunakan untuk melakukan validasi media pembelajaran berbasis ICT oleh dua orang ahli media pembelajaran berbasis ICT dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1 layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan melalui (1) hasil validasi pakar ”M.I” media pembelajaran berbasis ICT

termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan skor 3,25. (2) hasil validasi

pakar “A.H” media pembelajaran berbasis ICT termasuk dalam kriteria “baik” dengan

perolehan skor 3,1. (3) hasil validasi oleh guru SDN Kalasan 1 termasuk kriteria “baik” dengan peroleh skor 3,09. (4) hasil validasi guru SDN Timbulharjo “termasuk dalam kriteria “Baik” dengan peroleh skor 3,20. Media pembelajaran berbasis ICT memiliki skor rata-rata 3,17 dengan kategori “Baik”. Dengan demikian, media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Media pembelajaran berbasis ICT, Powerpoint Interaktif, Kurikulum SD 2013


(12)

x

ON SUBTHEME MACAM-MACAM SUMBER ENERGI FOR FOURTH GRADE OF KALASAN I ELEMENTARY SCHOOL

Yaris Limbong Universitas Sanata Dharma

2016

Theis research was done because there are many teachers who need examples of ICT-based learning media that can be used in the learning process in the classroom. The main objective of this research is to produce a media product ICT-based learning in the form of Powerpoint Interactive referring to the elementary curriculum in 2013 and described the media product quality ICT-based learning curriculum refers SD 2013.

This type of research is research development. The procedure uses the development research development research procedure proposed by Borg and Gall. Development procedures used in this study consists of five steps: 1) the potential and problems, 2) collection of data, 3) product design, 4) validation expert, 5) design revisions. In addition, ICT-based learning media is also using a model developed ASSURE quoted in private and then going into the final product or final product in the form of ICT-based learning media refers to the elementary curriculum in 2013 for the fourth grade students of elementary school. Subjects in this study is the fourth grade students of SD Negeri Kalasan 1. The instruments used in the study is a list of interview questions and questionnaires. The list of questions is used to conduct a needs analysis to fourth grade teachers SD Negeri Kalasan 1. A questionnaire was used to validate ICT-based learning media by two experts of ICT-based learning media and two teachers of the fourth grade of primary school.

The results showed that the ICT-based learning media refers to the elementary curriculum in 2013 Subtheme Togetherness in Diversity for the fourth grade students of SD Negeri 1 Kalasan eligible for use in learning. This is evidenced by (1) the validation results of experts' M.I "ICT based learning media included in the criteria of" very good "with the acquisition of a score of 3.25. (2) the validation results of experts' A.H "ICT based learning media included in the criteria of" good "with the acquisition of a score of 3.1. (3) the results of the validation by teachers at SDN Kalasan 1 includes the criteria of "good" to earn a score of 3.09. (4) the results of the validation teachers at SDN Timbulharjo "included in the criteria of" Good "to earn a score of 3.20. ICT-based learning media has an average score of 3.17 to the category of "Good". Thus, the media developed ICT-based learning is already fit for use as a medium of learning.


(13)

xi

Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Mengacu Pada Kurikulum 2013 Subtema “Macam-macam Sumber Energi” untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Kalasan 1 dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan, dukungan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku koordinator pelaksana program PPGT Universitas Sanata Dharma.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan dukungan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku validator ahli media pembelajaran ICT. 6. Agnes Herlina Dwi H, S.Si., MT., M.Se., selaku validator ahli media pembelajaran

ICT.

7. Para staf dan karyawan PGSD yang telah memberikan pelayanan terkait administrasi kepada peneliti.

8. Bapak Sarjono, S.Pd., SD., selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada peneliti selama melakukan penelitian di SD Negeri Kalasan 1. 9. Ibu Sri Rejeki, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah bersedia

menjadi validator media pembelajaran berbasis ICT.

10.Bapak Budi Rahmanto, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Timbulharjo yang telah bersedia menjadi validator media pembelajaran berbasis ICT.

11.Bapak dan mama tercinta, Yakop Limbong dan Damaris K Rappa yang selalu mendoakan dan memberi dukungan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.


(14)

xii

13.Keluarga besar yang telah memberi dukungan dan doa bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

14.Kekasih Rambu Widiyanti Wulu Ata yang selalu memberikan semangat dan selalu setia mendampingi dikala malas melanda.

15.Sahabat-sahabat stres (Shinta Balla, Yasni Bulan, Ester Dellu, Renol, Idda (jutek), Tya (lele), Dance, Esan, Om Nadi, Tante Yenni, Ennu Harus, Ester Osem, Rifat Kiding, Risky Alexandria, Rauf Alexandria, Elin Alexandria) yang tak hentinya memberi semangat dan bantuan untuk menyelesaikan penelitian ini

16.Teman-teman seperjuangan PPGT-PGSD angkatan 2012 yang telah bersama dan memberi semangat.

17.Para Pamong dan staf Student Residence Sanata Dharma yang telah memberikan dukdungan dan kenyamanan sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

18.Pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih untuk dukungan dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 13 April 2016 Peneliti


(15)

xiii

HALAMAN JUDUL .. ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ...ix

ABSTRACK ... x

KATA PENGANTAR ...xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 9

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Kajian Pustaka ... 13

1. Media Pembelajaran Berbasis (ICT) ... 13

a. Pengertian Media (ICT) ... 13

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 14

c. Fungsi Media pada Pembelajaran ... 16

d. Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 19

2. PowerPoint Sebagai Media Pembelajaran ... 21


(16)

xiv

3. Model Pengembangan ASSURE ... 33

a. Pengertian Model ASSURE ... 33

b. Komponen Model Desain Pembelajaran ASSURE ... 33

4. Kurikulum SD 2013 ... 37

a. Pengertian Kurikulum SD 2013 ... 37

b. Rasional dan Elemen Perubahan dalam Kurikulum 2013 ... 38

c. Pendekatan Saintifik ... 42

d. Pendekatan Tematik Integratif ... 46

e. Penilaian Autentik ... 49

f. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 ... 54

B. Penelitian yang Relevan ... 57

C. Kerangka Berpikir ... 60

D. Pertanyaan Penelitian ... 61

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Jenis Penelitian ... 63

B. Prosedur Pengembangan Media ... 65

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 69

D. Validasi Ahli Media Pembelajaran berbasis ICT ... 70

E. Instrumen Penelitian ... 70

F. Teknik Pengumpulan Data ... 73

G. Teknik Analisis Data ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Analisis Kebutuhan ... 75

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 76

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 83

B. Deskripsi Produk Awal ... 84

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 85

2. Media Pembelajaran Berbasis ICT (PowerPoint) ... 86

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran berbasis ICT dan Revisi Produk ... 88

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV dan Revisi Produk ... 91


(17)

xv

BAB V PENUTUP ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Keterbatasan Pengembangan ... 106

C. Saran ... 107

DAFTAR REFERENSI ... 108

LAMPIRAN ... 110


(18)

xvi

Tabel 3.1 Tabel Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .. ... 69

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan. ... 71

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Validasi ... 72

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Validasi Ahli Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 90

Tabel 4.2 Komentar Pakar Media Pembelajaran Berbasis ICT dan revisi ... 90

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Validasi Guru SD ... 93

Tabel 4.4 Rekapitulasi Pakar Media Pembelajaran Berbasis ICT dan Guru Kelas IV SD ... 97


(19)

xvii

Bagan 1.1 Model Desain Pembelajaran ASSURE .. ... 36 Bagan 3.1 Langkah-langkah Pengembangan R&D Menurut Borg & Gall ... 64 Bagan 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Media ICT ... 66


(20)

xviii

Gambar 4.1 Contoh Slide Identitas Media .. ... 98

Gambar 4.2 Contoh Slide Identitas Media . ... 98

Gambar 4.3 Contoh Slide Pemetaan Kompetensi Dasar ... 99

Gambar 4.4 Contoh Slide Pemetaan Indikator ... 99

Gambar 4.5 Contoh Slide Petunjuk Penggunaan Media ... 99

Gambar 4.6 Contoh Slide Materi Pembelajaran ... 100

Gambar 4.7 Contoh Slide Petunjuk Kegiatan Siswa ... 100

Gambar 4.8 Contoh Slide Gambar ... 101

Gambar 4.9 Contoh Slide Slide Video ... 101

Gambar 4.10 Contoh Slide Tugas ... 101

Gambar 4.11 Contoh Slide Soal Evaluasi ... 102

Gambar 4.12 Contoh Slide Kunci Jawaban Benar ... 102

Gambar 4.13 Contoh Slide Kunci Jawaban Salah ... 102

Gambar 4.14 Contoh Slide Refleksi ... 103

Gambar 4.15 Contoh Slide Tugas Rumah ... 103

Gambar 4.16 Contoh Slide Ucapan Terima Kasih ... 103


(21)

xix

Lampiran 1. Surat Keterangan Wawancara . ... 111

Lampiran 2. Surat Keterangan Ijin Obesevasi dan Wawancara ... 112

Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Validasi ... 113

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validasi ... 114

Lampiran 5. Daftar Pertanyaan Analisis Kebutuhan ... 115

Lampiran 6. Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 121


(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 angka (19) mengatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Widyastono, 2014:7).

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dan strategis dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai instrumental input untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pengembangan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus mampu mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokraktis serta bertanggungjawab (Hidayat, 2013: 1). Kurikulum yang dijalankan akan lebih baik jika menggunakan suatu media sebagai alat untuk menyampaikan suatu meteri

Media pembelajaran merupakan “segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar, dan tidak terjadinya verbalisme” (Suhana & Hanafiah,


(23)

2009:59). Media pembelajaran adalah sarana atau alatbantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran sehingga efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik (Sanaky, 2013:4). Salah satu perangkat yang digunakan oleh guru agar siswa mudah mengerti dengan apa yang diajarkan adalah dengan Teknologi Informasi dan komunikasi atau Information and Communication Technology (ICT) untuk menampilkan media pembelajaran.

Information and Communication Technology (ICT) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Darmawan, 2011:1). Di era globalisasi ini Teknologi, komunikasi dan Informasi atau Information and Communication Technology (ICT) berjalan sangat cepat dan hampir seluruh negara menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT) ini. Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera memperkenalkan dan memulai penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir. Dalam menyikapi perkembangan dan kemajuan ICT tersebut, guru dituntut untuk menguasai ICT agar dapat mengembangkan materi-materi pembelajaran berbasis ICT dan memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran. Dengan tujuan untuk mempermudah pengajar dalam kegiatan belajar mengajar


(24)

(Darmawan, 2011:4). Di zaman ini para peserta didik pun tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Oleh karena itu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan. Tantangan ini dapat dibalik dan dijadikan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran di sekolah. Situasi ini menghadapkan tenaga pendidik pada situasi yang mengharuskan untuk selalu kreatif dan uptodate. Tenaga pendidik dalam hal ini adalah guru harus menyesuaikan media pembelajaran yang digunakan agar dapat menarik perhatian siswa.

Media pembelajaran Information and Communication Technology (ICT) yang digunakan adalah powerpoint. Powerpoint ini menarik karena Powerpoint ini bersifat interaktif yang dilengkapi dengan animasi, video dan didesain dengan menarik sehingga dapat membuat siswa tertarik. Media pembelajaran ini merupakan media pembelajaran hasil teknologi berbasis komputer. Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011), teknologi hasil komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis mikro-processor.

Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 pada tanggal 09 Juli 2015 pukul 10:00 di ruang kelas IV SDN Kalasan 1 terhadap guru S, beliau mengatakan bahwa implementasi Kurikulum 2013 bagus sekali karena mampu membuat peserta didik memiliki pengetahuan yang kaya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam penyusunan perangkat pembelajaran, pendekatan saintifik, pendekatan tematik integratif hingga


(25)

pelaksanaan kurikulum 2013 beliau mengatakan sudah 80% guru di SDN Kalasan 1 mengerti walaupun mereka tidak sepenuhnya mengerti terutama teletak pada penilaian. Beliau mengatakan juga bahwa pada kurikulum 2013 ini mereka mendaptakan kendala yaitu tentang silabus karena yang mereka ketahui adalah silabus itu dibuat oleh pemerintah. Dalam proses pembelajaran, beliau selalu berusaha mengakomodasi aspek kognitif, sikap, dan keterampilan secara utuh sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 dan juga berusaha untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang megupayakan tercapainya pendidikan karakter. Namun, beliau mengatakan bahwa aspek ketrampilan yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran karena mentutut guru untuk menjadi trampil pada saat mengajar, hal ini menjadi kendala karena beliau dan guru-guru yang lain kurang dalam hal ketrampilan, ketrampilan disini dalam hal membuat media pembelajaran.

Terkait dengan pendekatan tematik integratif, beliau mengatakan bahwa pendekatan ini sangat baik untuk diterapkan di sekolah ini karena dalam satu pembelajaran sudah dapat mengajarkan beberapa konsep dari materi-materi yang diajarkan dan pendekatan ini sesuai dengan anak sekolah dasar. Namun, beliau mengatakan bahwa di kelasnya masih mengalami kendala pada saat menerapkan pendekatan tematik integratif siswa belum dapat memahami dan mengerti tentang materi apa yang mereka pelajari dengan kata lain anak masih belajar secara kabur. Hal ini disebabkan karena anak masih belum terbiasa menerima pembelajaran yang bersifat holistik tersebut.


(26)

Terkait dengan pendekatan saintifik beliau mengatakan bahwa pendekatan ini baik untuk di terapkan di sekolah dasar karena dapat melatih anak untuk mencari tau sendiri ilmu yang ingin diperoleh sendiri. Namun beliau mengatakan bahwa siswanya tepatnya dikelas IV SDN Kalasan 1 mengalami kendala pada saat belajar dengan menggunakan pendekatan saitifik. Hal ini disebabkan karena pemikiran siswa-siswanya itu berbeda-beda sehingga tidak semua anak mendapatkan ilmu yana sama.

Terkait dengan media pembelajaran, guru S mengatakan bahwa media yang sesuai dengan kurikulum 2013 sangat bagus digunakan sebagai sarana untuk penyampaian informasi. Beliau mengatakan jika mengajar tanpa menggunakan media pembelajaran hanya akan terjadi proses pembelajaran yang sifatnya menyalurkan materi saja dan dengan begitu siswa akan menjadi sulit untuk memahami materi tersebut. Beliau mengatakan bahwa disetiap pembelajaran beliau selalu berusaha untuk membuat atau menggunakan media pembelajaran guna menyalurkan materi kepada para peserta didik. Ada pun media-media yang sering digunakan oleh beliau adalah gambar-gambar yang diambil dari internet dan juga media yang bersifat konkrit yang ada di sekitarnya. Selain media-media tersebut, beliau juga pernah menggunakan media-media yang berbasis ICT, media ICT yang sering digunakan oleh beliau adalah PowerPoint, Lektora, dan Movie Maker

Beliau mengatakan media pembelajaran berbasis ICT ini sangat baik untuk digunakan sebagai penyalur materi kepada peserta didik, karena


(27)

media pembelajaran berbasis ICT ini sangat memancing antusias anak dalam proses pembelajaran. Beliau juga mengatakan bahwa sarana sebagai penunjang media yang berbasis ICT ini sudah ada. Namun sarana yang menunjang itu belum dapat dimanfaatkan oleh para guru dikarenakan minimnya pengetahuan guru terhadap IT, sehingga sulit untuk para guru mengembangkan media pembelajaran yang berbasis ICT ini. Selain dari minimnya pengetahuan guru terhadap IT, beliau mengatakan bahwa waktu juga termasuk sebagai salah satu hal yang menjadi kendala pada saat pembuatan media pembelajaran berbasis ICT ini dikarenakan ketersediaan waktu yang minim. Pada saat melakukan wawancara dengan guru S beliau mengatakan beliau mendapati kesulitan juga pada saat penyusunan media pembelajaran berbasis ICT yang sesuai dengan komponen-komponen kurikulum 2013.

Melihat adanya permasalahan dan pentingnya diadakan media pembelajaran berbasis ICT, peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan Media Pembelajaran Berbasis ICT Mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi untuk Siswa Kelas IV sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan produk berupa media pembelajaran ICT Subtema Macam-Macam Sumber Energi mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?


(28)

2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran ICT Subtema Macam-Macam Sumber Energi mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengembangkan produk berupa media pembelajaran ICT Subtema Macam-Macam Sumber Energi mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk media pembelajaran ICT Subtema Macam-Macam Sumber Energi SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

a. Memiliki pengetahuan tentang jenis penelitian Reseacrh and Development (R&D).

b. Memiliki pengalaman melakukan penelitian Research and Development (R&D) dalam mengembangkan media pembelajaran ICT Subtema Macam-Macam Sumber Energi mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

c. Memiliki produk media pembelajaran ICT untuk digunakan di masa yang akan datang.


(29)

2. Bagi guru

a. Memiliki salah satu jenis media pembelajaran ICT yang dapat digunakan atau dikembangkan dalam proses pembelajaran. b. Mengetahui peran atau pentingnya media pembelajaran untuk

digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Memiliki inspirasi terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) dan memiliki memperoleh contoh media pembelajaran ICT khususnya media pembelajaran ICT yang mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3. Bagi siswa

a. Memiliki pengalaman belajar menggunakan media pembelajaran ICT.

b. Mengalami variasi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang memuaskan, khususnya dengan penggunaan media pembelajaran ICT.

4. Bagi sekolah

a. Memiliki contoh media pembelajaran ICT mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(30)

b. Memiliki bahan bacaan tambahan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya dalam upaya untuk mengembangkan media pembelajaran ICT mengacu pada Kurikulum SD 2013 Subtema Macam-Macam Sumber Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Memiliki bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan penelitian Research and Development khususnya dalam upaya untuk mengembangkan media pembelajaran ICT mengaci pada Kurikulum SD 2013 Subtema Macam-Macam Sumber Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar

E. Batasan Istilah

Untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran, berikut peneliti paparkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk men capai tujuan pendidikan di sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta menggunakan penilaian otentik.


(31)

2. Pembelajaran tematik integratif adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, yang dalam pembahasannya tema tersebut ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

3. Pembelajaran saintifik adalah

4. Media pembelajaran berbasis ICT yaitu media pembelajaran yang menggunakan aplikasi komputer yang dirancang untuk membantu penyampaian suatu informasi melalui presentasi digital.

5. PowerPoint merupakan salah satu program Microsoft yang digunakan sebagai perangkat lunak untuk mempresentasikan materi kepada siswa dalam proses pembelajaran.

6. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman merupakan salah satu subtema yang berada di bawah naungan tema Indanhya Kebersamaan. Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman banyak membahas tentang keberagaman yang ada di lingkungan sekitar serta sikap menghargai keberagaman tersebut.

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

1. Media berbasis ICT model Powerpoint Interaktif yang dipadukan dengan video memuat komponen:

a. Slide pembukaan yang berisi: 1) Slide identitas media


(32)

2) Slide identitas pembelajaran terkait a) Tema/subtema

b) Kelas/semester c) Pembelajaran

3) Slide pemetaan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran.

4) Slide petunjuk penggunaan media Powerpoint Interaktif. b. Slide isi

1) Slide materi pembelajaran.

2) Slide petunjuk kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa.

3) Slide gambar terkait pembelajaran. 4) Slide video terkait pembelajaran.

5) Slide tugas yang harus dikerjakan siswa. 6) Slide soal-soal evaluasi.

7) Slide kunci jawaban soal evaluasi. 8) Slide pertanyaan refleksi.

9) Slide rencana tindak lanjut/tugas rumah. c. Slide penutup yang berisi:

1) Ucapan terima kasih. 2) Profil penyusun.

2. Media Powerpoint Interaktif didesain dengan tampilan yang menarik dan mendukung seluruh konten di dalamnya.


(33)

3. Media Powerpoint Interaktif mudah untuk dioprasikan oleh guru. 4. Media Powerpoint Interaktif menggunakan bahasa yang komunikatif. 5. Media Powerpoint Interaktif disusun dengan memperhatikan keutuhan

perkembangan peserta didik yaitu sikap, kognitif, dan keterampilan. Hal tersebut dapat diamati lewat perumusan indikator pada perangkat pembelajaran yang dibuat.

6. Media Powerpoint Interaktif dibuat dengan pendekatan tematik integratif yang mengintergrasikan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema. Hal ini dapat ditandai dengan tidak adanya pemisahan media untuk setiap mata pelajaran.

7. Media Powerpoint Interaktif dibuat dengan pendekatan saintifik yaitu mengupayakan agar siswa mencari tahu sendiri ilmu pengetahuan. Siswa diharapkan dapat memecahkan sendiri masalah yang dihadapi terkait dengan materi pelajaran.

8. Media Powerpoint Interaktif yang dibuat memancing antusias siswa dalam proses pembelajaran dengan menampilkan video-video yang mendukung proses pembelajaran.


(34)

13 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran Berbasis ICT a. Pengertian Media Pembelajaran

Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin medium

(“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa

informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima (Smaldino, 2011:7).

Secara umum, media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan dari suatu tempat ke tempat lain. Media digunakan dalam proses komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Menurut I Wayan Santyasa (2007:3), proses pembelajaran memuat lima komponen komunikasi, yakni guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media pembelajaran merupakan komponen integral dari sistem pembelajaran. Artinya, media pembelajaran


(35)

tidak dapat dipisakan dari proses pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, proses belajar mengajar tidak dapat terjadi. Setiap proses belajar mengajar memerlukan pemilihan dan penggunaan paling tidak satu medium untuk menyampaikan pembelajaran.

Media pembelajaran memuat informasi tentang pengetahuan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar (membaca, mengamati, mencoba, mengerjakan soal, menjawab pertanyaan, dan lain-lain). Dengan demikian media pembelajaran erat kaitannya dengan sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh pebelajar untuk memudahkan proses belajarnya sehingga mencapai tujuan belajarnya secara efektif dan efisien.

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative/benda-benda), dan orang-orang (Smaldino, 2011:7). Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan teknologi tersebut, Arsyad (2011) mengklasifikasikan media atas empat kelompok, yaitu :

1) Media hasil teknologi cetak.

2) Media hasil teknologi audio-visual.


(36)

4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2011:33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu : media tradisional dan media teknologi mutakhir. 1) Pilihan media tradisional

a) Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips.

b) Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu. c) Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge. d) Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape).

e) Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.

f) Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (hand-out). g) Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan. h) Media realia yaitu model, specimen (contoh), manipulatif

(peta, boneka).

2) Pilihan media teknologi mutakhir

a) Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonferen, kuliah jarak jauh.


(37)

b) Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc.

Kemp & Dayton dalam (Arsyad, 2011:37) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu : media cetakan, media pajang, overhead transparancies, rekaman audiotape, seri slide dan filmstrips, penyajian multi-image, rekaman video dan film hidup, komputer.

c. Fungsi Media pada Pembelajaran

Menurut Arsyad (2011:15) fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru, sedangkan menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pembelajaran, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, di antaranya (I Wayan Santyasa, 2007: 5 – 6) sebagai berikut.

1) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak objek yang tidak mungkin dilihat secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik dikarenakan:lokasi objek


(38)

sangat jauh, objek terlalu besar, objek terlalu kecil, objek bergerak terlalu lambat, objek bergerak terlalu cepat, objek terlalu kompleks, objek mudah rusak, objek bersuara sangat halus, objek berbahaya. Dengan menggunakan media yang tepat semua objek dengan sifat-sifat tersebut dapat disajikan kepada peserta didik. Misalnya, video kehidupan satwa liar di hutan Afrika, proses reaktor nuklir, foto saltelit benda-benda angkasa, foto mikroskup elekron sel/virus/bakteri, video yang dipercepat proses fotosintesis, video yang diperlambat proses perjalanan arus listrik di dalam suatu rangakaian, dan sebagainya.

2) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan dan perbedaan pengalaman para peserta didik sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objek terebut dapat dibawa ke hadapan peserta didik. Objek yang dimaksud dapat berbentuk benda nyata, miniatur, model, maupun rekaman audio visual. Media juga dapat menampilkan benda atau peristiwa yang terjadi di masa lampau dan sudah tidak ada sekarang, misalnya dengan gambar/foto, slide, film, video, atau media lain siswa yang mengetahui dengan jelas benda/peristiwa sejarah. Hal ini dimungkinkan karena sifat fiksatif media yang dapat menangkap,menimpan, dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan


(39)

demikian, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, atau difilmkan kemudian disimpan dan dapat ditunjukkan kembali seperti kejadian aslinya dan diamati ketika diperlukan.

3) Media pembelajaran dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya (kemampuan distributif) dan memung-kinkan mereka mengamati suatu objek secara bersamaan. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan (maha) siswa dapat mengikuti kuliah/pelajaran yang disajikan seorang profesor/guru dalam waktu yang sama. Demikian juga, melalui e-learning, tidak ada batas jumlah peserta didik dan waktu untuk mempelajari materi yang sama berkali-kali.

4) Media pembelajaran yang tepat dapat memberikan ilustrasi konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis, sehingga media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak 5) Media pembelajaran yang baik juga dapat merangsang dan

membangkitkan motivasi dan minat belajar. Efek audio visual dalam multimedia dapat memberikan rangsangan yang baik terhadap pancaindera pebelajar. Demikian permainan (game) komputer biasanya menarik orang, sehingga penyajian materi pembelajaran dalam bentuk permainan komputer juga dapat menarik perhatian siswa.


(40)

6) Media pembelajaran interaktif memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan sumber belajar dan pelaksanaan belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan waktu masing-masing. Dengan modul atau paket pembelajaran berbantuan komputer, (maha)siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, waktu, dan kecepatan masing-masing. Sifat manipulatif media dapat menampilkan objek atau kejadian dengan berbagai perubahan (manipulasi) sesuai keperluan atau kreativitas siswa, misalnya diubah ukuran, kecepatan, warna, serta dapat diulang-ulang.

d. Media Pembelajaran Berbasis ICT

Menurut Krisnadi (2009), ICT mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi. Saat ini, dengan cepatnya teknologi komunikasi maka semakin banyak pula media komunikasi yang muncul. Pada pembahasan ini, media komunikasi yang dimaksud adalah media untuk membantu pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Beberapa media yang dimaksud adalah komputer (internet), peralatan audio seperti tape recorder dan peralatan visual seperti VCD/DVD. Di kalangan umum, istilah ICT lebih merujuk pada teknologi komputer. Hal ini tidaklah mengherankan karena komputer pada saat ini selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat berfungsi untuk


(41)

komunikasi melalui jaringan komputer (Internet) serta alat multimedia (hiburan). Hampir semua komponen ICT sekarang ini dapat dipakai secara bersama-sama dengan komputer. Jadi, untuk saat ini istilah ICT dan komputer hampir dapat disama artikan jika ditinjau dari fungsinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan ICT. Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, ICT juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran yang dipercaya dapat (Krisnadi, 2009):

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran

2) Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran 3) Mengurangi biaya pendidikan

4) Menjawab keharusan berpartisipasi dalam ICT, dan

5) Mengembangkan keterampilan ICT (ICT skills) yang diperlukan siswa ketika bekerja dan dalam kehidupannya nanti

Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide Power Point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (Computer Aided Instruction), program simulasi, dan lain-lain. Penggunaan media berbasis ICT memberikan beberapa keuntungan, antara lain:

1) memvisualisasikan konsep-konsep abstrak


(42)

3) mensimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual 4) menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format

(multimedia) sehingga menjadi lebih menarik, dan terbaru (up to date) dari berbagai sumber

5) memungkinkan terjadinya interaksi antara pebelajar dan materi pembelajaran

6) mengakomodir perbedaan kecepatan dan gaya belajar siswa 7) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga

8) mendukung perubahan peran guru ke arah yang positif sebagai fasilitator dan mediator, dari posisi semula sebagai satu-satunya sumber pengetahuan

9) meningkatkan keterampilan individu penggunanya.

Penggunaan media harus didasarkan pada pertimbangan bahwa media tersebut dapat memfasilitasi terjadinya proses belajar atau meningkatkan pemahaman materi pembelajaran.

2. PowerPoint sebagai media pembelajaran ICT

Krisnadi (2009) mengatakan bahwa perangkat yang diperlukan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras dapat berupa: komputer, scanner, speaker, microfon, CDROM, DVDROM, flashdisk, kartu memori, kamera digital, kamera video, dan sebagainya. Pada saat ini tersedia banyak pilihan perangkat lunak yang


(43)

dapat digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT. Software pengembangan media pembelajaran sangat beragam, mulai dari software umum sampai software khusus pengembangan media. Salah satu software yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah MS Power Point: media ini dapat digunakan untuk membuat slide presentasi, mempunyai kemampuan menampilkan teks, suara, animasi, video, serta untuk membuat media interaktif dengan fasilitas hyperlink yang dimiliki.

Menurut Tim Devisi Penelitian dan Pengembangan (2004: 2) Powerpoint adalah sebuah program aplikasi computer yang dirancang untuk membantu membuat sebuah media penyampaian suatu makalah atau naskah yang disajikan lewat presentasi digital.

Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang maerupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projektor (Sanaky, 2013: 147). Susilana & Riyana (2009: 100) mengatakan bahwa Microsoft Powerpoint merupakan program aplikasi presentasi yang populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya, dan sebagainya. Powerpoint ini juga merupakan salah satu program software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatannya, mudah dalam penggunaannya, dan relatif murah


(44)

karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.

Berdasarkan pemaparan menurut para ahli tersebut di atas mengenai Microsoft Powerpoint, peneliti menyimpulkan bahwa Microsoft Powerpoint merupakan salah satu software yang dapat membantu seseorang dalam melakukan presentasi. Aplikasi Microsoft Powerpoint juga dapat menghasilkan suatu bentuk atau model pembelajaran interaktif yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

a. Langkah-langkah Penggunaan Microsoft Powerpoint

Menjalankan program Microsoft Powerpoint mencakup beberapa langkah. Arsyad (2014: 164) menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menggunakan beberapa fitur Microsoft Powerpoint yaitu dimulai dengan membuka aplikasi Microsoft Powerpoint dengan cara klik Start  All programs  Microsoft Office  Microsoft Office Powerpoint. Kemudian, dilanjutkan dengan membuat lembar kerja atau prsentasi pada Microsoft Powerpoint.

Daryanto (2010: 73) menjelaskan langkah-langkah membuat media presentasi dengan Microsoft Powerpoint yaitu sebagai berikut.


(45)

1) Membuka program

Langkah yang dapat dilakukan untuk membuka program Microsoft Powerpoint yaitu klik tombol start > klik all program > arahkan kursor ke Microsoft Powerpoint > klik file Powerpoint.

2) Mulai menulis

Setelah jendela Powerpoint muncul atau terbuka, tuliskan teks pada setiap frame sesuai naskah yang telah dibuat dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Klik to add title lalu ketik judul utama naskah yang anda buat, kemudian pilih jenis dan ukuran hurufnya.

b) Klik to add subtitle untuk menuliskan subjudul, kemudian pilih jenis dan ukuran huruf.

c) Untuk memilih jenis hururf klik kotak font dan pilih jenis huruf yang anda sukai. Untuk memilih ukuran huruf klik kotak font size kemudian pilih besarnya huruf yang disesuaikan dengan tingkat keterbacaannya.

3) Memberi warna teks

Untuk pemilihan warna, lakukan langkah berikut ini:

a) Blok atau klik dengan mouse pada judul yang anda tulis. b) Pilih warna huruf yang terdapat di bawah layar atau di panel


(46)

4) Membuat animasi teks

Fasilitas animasi yang ada pada program Powerpoint membantu anda untuk menambah efek gerakan pada teks atau gambar. Langkah membuatnya yaitu sebagai berikut:

a) Klik teks judul dengan menggunakan mouse sebelah kanan, kemudian pilih custom animation pilih dan klik pada add efffect maka akan muncul beberapa pilihan bentuk animasi. b) Pilih salah satu jenis animasi kemudian untuk mencobanya

klik pada tombol play.

5) Memberi background pada tampilan slide

Langkah untuk memberi background pada slide presentasi yaitu sebagai berikut:

a) Pilih format yang ada di panel atas, kemudian pilih dan klik pada background sehingga akan muncul kotak dialog. b) Setelah muncul kotak dialog automatic pilih dan klik pada

fill effects maka akan muncul kotak dialog fiil effects, sehingga anda dapat memilih background untuk fiil effects gradient, texture, pattern, dan picture.

c) Apabila ingin menggunakan background berupa gambar atau foto yang telah disiapkan, maka pilih dan klik picture, kemudia klik select picture dan pilih gambar dari folder misalnya klik my documen, kemudian pilih insert, lalu OK.


(47)

d) Terakhir klik apply agar layar slide presentasi memiliki background seperti yang anda sukai.

6) Memasukkan gambar dengan teknik insert Cara yang dapat anda lakukan yaitu:

a) Arahkah mouse pada tombol toolbar, kemudian pilih insert dan arahkan mouse pada picture.

b) Klik from file

7) Memasukkan video dengan teknik insert Cara yang dapat anda lakukan yaitu:

a) Arahkah mouse pada tombol toolbar, kemudian pilih insert dan arahkan mouse pada movie and sound.

b) Klik from file

8) Membuat hyperlink pada media presentasi

Cara yang dapat anda lakukan agar presentasi yang dibuat lebih menarik dan interaktif, maka dapat memanfaatkan hyperlink maupun action button dengan langkah sebagai berikut.

a) Buatlah desain tampilan dalam bentuk tombol, lalu ketik untuk masing-masing topik atau subtopik yang akan diuraikan.

b) Klik tombol atau button yang akan dihubungkan ke link, kemudian klik insert pada panel toolbar di atas, klik hyperlink kemudian pilih slide yang akan dituju, lalu klik OK.


(48)

c) Untuk mengaktifkan hyperlink tekan shift+5 pada keyboard, kemudian arahkan mouse pada tombol button atau kalimat yang bergaris bawah. Ketika muncul gambar tangan sedang

“menunjuk” maka klik pada tombol button atau kalimat yang

anda buat sudah terhubung dengan penjelasan yang ada di slide yang di link-kan atau dihubungkan.

Langkah-langkah tersebut di atas merupakan langkah umum menggunakan atau mengoperasikan Microsoft Powerpoint untuk presentasi. Beberapa ahli juga mengemukakan pendapat yang sama terkait dengan hal tersebut, sehingga peneliti hanya menggunakan pendapat dua ahli untuk menjelaskan langkah-langkah mengoperasikan Microsoft Powerpoint untuk presentasi.

b. Indikator media pembelajaran powerpoint yang baik

Daryanto (2010: 72) menyebutkan beberapa tips yang perlu diperhatikan pada saat membuat media presentasi dengan menggunakan Powerpoint yaitu sebagai berikut:

1) Pilihan jenis huruf yang tingkat keterbacaannya tinngi, misalnya Arial, Verdana, atau Tahoma. Gunakan ukuran huruf 17 – 20 untuk isi teks, 28 untuk sub judul, dan 30 untuk judul.

2) Untuk memperjelas dan memperindah tampilan, gunakan variasi warna, gambar, foto, animasi, atau video.

3) Area frame yang ditulis jangan melebihi ukuran 16×20 cm. 4) Usahakan dalam satu slide tidak memuat lebih dari 18 baris teks.


(49)

5) Dalam satu slide hanya berisi satu topik atau subtopik pembahasan.

6) Setiap judul diberi frame.

7) Perhatikan komposisi warna, keseimbangan (tata letak), keharmonisan, dan kekontrasan pada setiap tampilan.

8) Memperhatikan prinsip kesederhanaan.

9) Jangan terlalu membuat tampilan slide yang terlalu rumit, ramai, dan pernuh warna-warni. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya pesan utama yang disajikan.

Sanjaya (2012: 234) menyebutkan kriteria untuk menilai sebuah media interaktif di antaranya yaitu:

1) Kesederhanaan. Kesederhanaan artinya bahwa program multimedia interaktif harus dirancang agar dapat digunakan siapa saja. Orang yang memanfaatkan media tidak perlu belajar tentang komputer terlebih dahulu dan mudah dalam mengoperasikan media.

2) Kelengkapan bahan pelajaran. Kelengkapan bahan pelajaran artinya multimedia yang dikembangkan memiliki kandungan yang cukup tentang materi pelajaran, sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa tentang pengetahuan yang ingin diperolehnya. Sebaiknya isi kandungan multimedia tidak hanya data atau fakta, akan tetapi juga berisi konsep, prinsip, dan generalisasi bahkan teori.


(50)

3) Komunikatif. Multimedia yang dikembangkan harus bersifat komunikatif artinya baik bahasa maupun format penampilan harus dapat berbicara, harus mengajak pengguna melakukan sesuatu. Dengan demikian, format penyajian multimedia jangan bersifat deskriptif yang menempatkan pengguna sebagai objek belajar akan tetapi juga sebagai subjek belajar.

4) Belajar mandiri. Multimedia yang baik dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan orang lain, termasuk guru. Untuk itu, format penyajian harus disusun lengkap dari mulai petunjuk penggunaan, isi pelajaran, sampai pada alat evaluasi berserta kunci jawaban, sehingga pengguna dapat menentukan sendiri keberhasilan penggunaannya.

5) Belajar setahap demi setahap. Pembelajaran melalui multimedia adalah proses belajar setahap demi setahap. Oleh karena itu, materi harus disusun secara unit-unit terkecil dan mulai dari hal yang sederhana menuju hal yang kompleks, dan dari yang konkret ke hal yang abstrak.

6) Unity multimedia adalah penggabungan beberapa jenis media. Oleh sebab itu, pemakaian berbagai jenis media seperti media audio, video, foto, film dan sebagainya harus ditata secara serasi dan seimbang dengan tidak mengabaikan unsur artistik dan estetikanya.


(51)

7) Kontinuitas. Multimedia harus dapat mendorong secara terus menerus untuk belajar, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar lebih lanjut. Multimedia juga harus dapat meninggalkan bekas, sehingga ketika seseorang selesai menjalankan sebuah program, ia akan merasa telah belajar sesuatu.

Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam merancang atau mendesain sebuah media interaktif atau media presentasi berbasis ICT, perancang perlu memperhatikan beberapa hal seperti kesederhanaan, jenis huruf, konten atau isi media, cara penyajiannya, bahasa penggunaan, dan lain sebagainya. Kriteria penilaian atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah media interaktif menurut para ahli tersebut di atas, kemudian digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam menyusun instrumen validasi atau instrumen penilaian kelayakan media pembelajaran berbasis ICT.

c. Kelebihan Microsoft PowerPoint

Microsoft Powerpoint memiliki keuntungan tersendiri jika dibandingkan dengan media pembelajaran interaktif lainnya. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak diperlukannya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office program komputer (Sanaky, 2013: 147). Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon dan ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon pada


(52)

Microsoft Word, sehingga pemakai tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman, tetapi dengan ikon yang telah dikenal dapat dengan mudah mengoperasikan program tersebut.

Seorang pengajar dapat mendesain berbagai program pembelajaran sesuai materi, metode, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dengan memanfaatkan Microsoft Powerpoint. Sanaky (2013: 148) menyebutkan keuntungan desain dengan menggunakan Microsoft Powerpoint yaitu:

1) Memasukkan teks, gambar, suara, dan video.

2) Membuat tampilan yang menarik dengan memberi warna, tekstur, dan memasang gambar dari file sendiri.

3) Membuat hyperlink yang dapat membuat desain menjadi lebih interaktif.

4) Membuat slide transtiton.

Darmawan (2011: 162) menyebutkan keuntungan Microsoft Powerpoint yaitu:

1) Memiliki fitur-fitur yang lengkap seperti pada Microsoft Word. 2) Dapat digunakan untuk program model pembelajaran interaktif

di kelas.

3) Pengembangan proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen dalam bentuk file dan juga dapat dibantu dengan menggunakan hyperlink.


(53)

4) Fasilitas Powerpoint dapat digunakan untuk kepentingan pemrograman multimedia pembelajaran atau CAI.

Daryanto (2010: 164) kelebihan dari Microsoft Powerpoint yaitu” 1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf, dan

animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. 2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentang bahan ajar yang tersaji.

3) Pesan informasi secara visual lebih mudah dipahami peserta didik.

4) Guru tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.

5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dan dapat dipakai berulang-ulang.

6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik, sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang menggunakan Microsoft Powerpoint tidak selamanya memiliki keuntungan bagi guru maupun siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya memahami benar tentang Microsoft Powerpoint sebelum memutuskan untuk menggunakannya sebagai media pembelajaran pembelajaran.


(54)

3. Model pengembangan ASSURE a. Pengertian model ASSURE

Model ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Russel dan Michael Molenda (2005) dalam buku “Instruksional Technologi and Media for Learning”. Model desain pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen atau langkah penting yang terdapat didalamnya yaitu: menganalisis karakteristik siswa (analyze learner charakteristics), menetapkan tujuan pembelajaran (state performance objectives), memilih metode, media dan bahan pelajaran (select methods, media and materials, utilize materials), mengaktifkan keterlibatan siswa (requires learner participation), evaluasi dan refleksi (evaluation and revision). ASSURE dikembangkan agar dapat digunakan oleh guru, instruktur dan pelatih dalam kegiatan pembelajaran khususnya yang memanfaatkan media dan teknologi didalamnya. Model desain pembelajaran ini dengan kata lain dapat digunakan dengan menfasilitasi proses belajar siswa agar mampu mencapai kompetensi seperti yang diinginkan.

b. Komponen model desain pembelajaran ASSURE 1) Analisis karakteristik siswa

Analisis karakteristik siswa bagaian dari tahap analisis kebutuhan yang dilakukan sebelum sebuah aktifitas


(55)

pembelajaran dimulai. Karakteristik siswa, yang akan menempuh program pembelajaran, perlu diketahui oleh guru untuk memudahkan dalam menentukan tujuan, metode, dan media pembelajaran, serta materi pelajaran yang dapat digunakan dalam menfasilitasi proses belajar siswa. karakteristik yang perlu dianalisis oleh guru meliputi (1) karakteristik umum; (2) kompetensi awal; (3) gaya belajar; dan (4) motivasi.

Karakteristik umum, kemampuan atau kompetensi awal, gaya belajar, dan motivasimerupakan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebelum melaksanakan program pembelajaran. Dengan informasi ini, guru dapat merancang atau mendesain program pembelajaran yang dapat menfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

2) Menyatakan standar dan tujuan (State objective)

Langkah selanjutnya yaitu menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan yang mendeskripsikan tentang kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dan harus dimiliki siswa setelah menempuh proses pembelajaran.

3) Memilih strategi, teknologi, media, dan materi (Select method, media, and learning materials)


(56)

Langkah selanjutnya yaitu memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan. Ketiga komponen ini berperan penting untuk digunakan dalam membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah digariskan. Penggunaan ketiga komponen ini secara tepat pada akhirnya akan membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.

4) Menggunakan teknologi, media, dan material (Utilize materials) Langkah selanjutnya yaitu menggunakan teknologi, media, dan materi dalam proses pembelajaran. Namun, sebelum menggunakannya, perancang terlebih dahulu perlu melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif dan efisien untuk digunakan dalam situasi yang sebenarnya.

5) Mengharuskan partisipasi pembelajar (Require leraner participation)

Tujuan dari langkah ini yaitu agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan adanya keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari. Pemberian latihan merupakan salah satu contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental siswa dengan memberi materi yang sedang dipelajari.


(57)

6) Evaluasi dan revisi (Evaluate and revise)

Tahap evaluasi dan revisi dalam model desain pembelajaran ASSURE dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi program pembelajaran dan juga menilai pencapaian hasil belajar siswa. Proses evaluasi terhadap semua komponen pembelajaran perlu dilakukan agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran. Revisi perlu dilakukan apabila hasil evaluasi terhadap program pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Langkah revisi dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran yang perlu diperbaiki untuk mencapai pembelajaran sukses.

Bagan 1.1 Model Desain Pembelajaran “ASSURE” Analyze learner characteristic

State Objective

Select method, media and lerning materials Utilize materials

Require learner participation Evaluate and revise


(58)

4. Kurikulum SD 2013

a. Pengertian Kurikulum SD 2013

Kurnasih dan Sani (2014: 3) mengatakan Pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan peraturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Indonesia sendiri memiliki pengertian kurikulum yang terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

John franklin bobit (dalam Kurinasih dan Sani, 2014: 5) menyebutkan kurikulum sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar kata Bahasa Latin Race-Source, menjelaskan kurikulum sebagai


(59)

-anak sampai menjadi dewasa agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa.

Kurniasih dan Sani (2014: 6) menyebutkan kurikulum itu adalah suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum.

Dari berbagai definisi kurikulum yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi kurikulum itu adalah suatu gagasan untuk mengembangkan suatu proses pembelajaran yang memiliki seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan yaitu mendewasakan anak-anak agar nantinya dapat menjadi orang yang sukses

b. Rasional perubahan kurikulum 2013

Inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum dari KTSP menuju kurikulum 2013 tentunya tidak serta merta dilakukan pemerintah tanpa alasan tertentu yang memberi dampak perubahan positif ke arah yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang dicanangkan pemerintah saat ini memilik rasional dan elemen perubahan dari kurikulum sebelumnya. Menurut PERMENDIKBUD No.67 Tahun


(60)

2013 tentang kurikulum SD, rasional pengembangan kurikulum 2013 tersebut mencakup beberapa faktor, antara lain:

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh


(61)

dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan

3) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya); c) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); e) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); f) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; g) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi


(62)

pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; b) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

5) Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Materi yang digunakan tidak hanya diperoleh dari buku sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai sumber atau referensi yang tersedia melalui media cetak maupun internet sesuai kreatifitas guru.

Berdasarkan hal di atas, peneliti menyimpulkan bahwa rasional kurikulum 2013 sangat urgensi dan perlu diterapkan


(63)

oleh sekolah-sekolah sehingga sekolah perlu mempersiapkan siswa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia, dimasa yang akan datang. Maka implementasi kurikulum 2013 harus segera dilaksanakan, karena mengingat begitu penting dan mendesaknya kebutuhan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.

c. Pendekatan saintifik

Barringer dalam Abidin (2014:125) mengemukakan bahwa “pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin (2014:127) juga menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian akrivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain:


(64)

1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika ataua penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa

terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang dari alur berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Selain merujuk pada kriteria pendekatan saintifik yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai langkah-langkah pembelajaran dengan mengacu pada


(65)

tiga ranah pengembangan yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”. Ranah pengetahuan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Ranah keterampilan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan antara kemampuan untuk memnjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013).

Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik, antara lain:

1) Mengamati

Menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2) Menanya

Pada saat kegiatan menanya guru dapat membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan , guru sebenarnya sedang menanamkan


(66)

sikap kepada siswa agar menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

3) Menalar

Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi atau pun memperoleh pelajaran baru.

4) Mencoba

Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba melakukan eksperimen terkait materi pembelajaran untuk menemukan kesimpulan dan mengetahui secara langsung apa yang sedang mereka pelajari. Selama proses ini berlangsung guru ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.

5) Membentuk jejaring

Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama.


(67)

d. Pendekatan tematik integratif

Pada Kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif menurut Ahmadi (2014:225) adalah “pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman yang

bermakna pada siswa”. Daryanto (2014:45-46) juga menjelaskan

bahwa tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sentral untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam topik-topik tertentu, sehingga topik tersebut dapat dikembangkan ke dalam konsep-konsep yang sesuai dengan tema sentralnya.

Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integrative dari kelas I sampai kelas IV. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid,2014:86). 1) Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif

Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif menurut Majid (2014:89) sebagai berikut: a) Pembelajaran tematik integrative memiliki satu tema yang


(68)

sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

b) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. c) Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan

dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat di dalam kurikulum.

d) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.

e) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

2) Karakteristik Pembelajaran tematik

Menurut Majid (2014:89-90), pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.


(1)

Instrumen

Tugas

Buatlah bagan laporan percobaan dari informasi yang kamu dapatkan dan catat hasilnya!

Rubrik penilaian bagan percobaan informasi

No Kriteria

Baik sekali 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 1 Isi materi bagan

Terdapat 5 isi materi pada bagan

Terdapat 4 isi materi pada bagan

Terdapat 3 isi materi pada bagan

Terdapat 1-2 isi materi pada bagan

2

Gambar bagan

Memenuhi 4 komponen (tidak ada coretan, tulisan dapat dibaca, ada jarak antar bagan, bersih)

Memenuhi 3 dari 4 komponen

Memenuhi 2 dari 4 komponen

Memenuhi 1 dari 4 komponen


(2)

3. Sikap Sosial/ Individu

Indikator 2.1.2 Menghargai pemanfaatan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh teman

2.1.3 Percaya diri dalam memanfaatkan bahasa Indonesia

Teknik Penilaian Penilaian diri Instrumen Tugas

Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu!

Format Penilaian Diri

Nama siswa : ……….. Kelas/ No.Absen:…../…… Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu!

No Aspek Penilaian Ya Tidak

Sikap menghargai

1 Saya memberikan pujian pada penggunaan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh teman

2 Saya ikut memelihara hasil pekerjaan teman lain yang memanfaatkan bahasa Indonesia

3 Saya merasa senang saat teman dapat memanfaatkan bahasa Indonesia dengan baik


(3)

4 Saya mendengarkan teman lain yang berbicara di depan kelas

Sikap percaya diri

1 Saya berani tampil di kelas untuk menyampaikan hasil pekerjaan dalam bahasa Indonesia

2 Saya berani menerima ketika dikritik oleh orang lain dalam menyampaikan hasil pekerjaan dalam bahasa Indonesia

3 Saya memiliki cara pandang yang positif terhadap apa yang saya kerjakan

4 Saya yakin dengan apa yang saya kerjakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia

Keterangan: Jawaban “ya” = skor 1, jawaban “tidak” = skor 0 Rubrik penilaian sikap sosial/ individu

Kriteria

Baik sekali

4

Baik

3

Cukup

2

Kurang

1

Sikap menghargai

Memenuhi 4 aspek penilaian

Memenuhi 3 aspek penilaian

Memenuhi 2 aspek penilaian

Memenuhi 1 aspek penilaian


(4)

Sikap percaya diri Memenuhi 4 aspek penilaian Memenuhi 3 aspek penilaian Memenuhi 2 aspek penilaian Memenuhi 1 aspek penilaian

4. Sikap Spiritual

Indikator 1.2.1 Bersyukur atas kebersamaan dalam keberagaman di Indonesia

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi

Rubrik penilaian sikap spiritual

Kriteria Baik sekali 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Ketaatan beribadah

Selalu taat beribadah

Sering taat beribadah

Kadang-kadang taat beribadah

Tidak taat dalam


(5)

273

BIODATA PENULIS

Yaris Limbong lahir di Makale, Sulawesi Selatan, pada tanggal 23 Mei 1994. Memulai pendidikan kanak-kanaknya di TK Angkasa, Biak Papua. Sekolah Dasar diperoleh di SD Inpres Angkasa, Biak Papua, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Biak, Sekolah Menengah Atas diperoleh di SMA Negeri 1 Biak.

Pada tahun 2012, melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) program studi Program Studi Pendidikan Guru Sekolag Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT mengacupada Kurikulum 2013 Subtema


(6)

Dokumen yang terkait

Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum 2013 pada subtema bermain di lingkungan rumah untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1.

0 2 331

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan I.

6 34 394

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema bersyukur atas keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan I.

1 6 284

Pengembangan medi pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1.

0 11 318

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema kebersamaan dalam keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 75 392

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

0 2 325

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku� untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 0 329

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum Sd 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

2 13 328

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema ayo cintai lingkunganku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 3 354

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema macam-macam sumber energi mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 0 184