Ruang Lingkup Penelitian Total Economic Value of Bamboo Resources Case Study in Sajira subregency, Lebak Regency, Banten

Terminologi “total” dalam total economic value bukan menunjukkan nilai keseluruhan dari SDAL, tetapi lebih menunjukkan penjumlahan dua komponen utama yaitu nilai guna dan nilai bukan guna Fauzi, 2014. Masih menurut Fauzi 2014, pengukuran nilai guna sering dilakukan melalui proksi dari komoditas atau jasa yang dipasarkan yang menjadi komplemen SDAL, dan penilaiannya didasarkan pada jumlah pembelian terhadap barang komplemen tersebut. Sebagai contoh, jika layanan dari sumber daya alam seperti hasil hutan yang dikonsumsi langsung maka proksi harga pasar dari komoditas tersebut juga dapat dijadikan instrumen pengukuran nilai ekonomi pemanfaatan langsung tersebut. Menurut Pearce dan Moran 1994, nilai guna use value merupakan nilai yang timbul dari penggunaan secara aktual terhadap sumber daya, seperti penggunaan kayu dari hutan, atau lahan basah untuk rekreasi atau memancing, dan sebagainya. Nilai guna use value itu sendiri terbagi atas nilai guna langsung direct use value, nilai guna tidak langsung indirect use value , dan nilai pilihan option value Pearce dan Warford, 1993. Nilai guna langsung direct use value secara konseptual cukup sederhana, tetapi tidak selalu mudah diukur dalam istilah ekonomi, misalnya output hasil hutan seperti kacang- kacangan, rotan, karet, dan lain sebagainya harus dapat diukur dari data survei dan pasar, tetapi nilai tumbuhan obat lebih sulit dalam pengukurannya Pearce, 1992. Menurut Munasinghe 1993, nilai guna tidak langsung indirect use value ditentukan oleh manfaat yang berasal dari jasa-jasa lingkungan dalam mendukung aliran produksi dan konsumsi, sedangkan nilai pilihan option value pada dasarnya bersifat bonus dimana konsumen mau membayar untuk aset yang tidak digunakan dengan alasan untuk menghindari resiko karena tidak memilikinya di masa mendatang. Dengan demikian nilai guna pilihan option value meliputi manfaat SDAL yang tidak dieksploitasi saat ini, tetapi disimpan untuk kepentingan yang akan datang. Menurut Pagiola et al. 2004, nilai pilihan option value berasal dari keinginan untuk melestarikan barang dan jasa ekosistem dimasa mendatang yang mungkin tidak digunakan pada saat ini, baik oleh diri sendiri nilai pilihan atau oleh orang lainahli waris nilai warisan. Nilai bukan guna non-use value adalah nilai-nilai ekonomi yang tidak diperdagangkan di pasar, sehingga sulit mengungkapkannya dari segi harga, misalnya banyak kualitas digambarkan sebagai nilai-nilai sosial budaya adalah nilai bukan guna juga. Nilai bukan guna non-use value dapat digolongkan sebagai nilai-nilai ekonomi karena seseorang akan bersedia untuk mengalokasikan menghabiskan uang untuk mendapatkan danatau melindungi sumber daya Mason, 2002. Menurut Pearce et al. 2002, nilai keberadaan existence value adalah bagian dari nilai bukan guna non-use value yang timbul dalam konteks dimana seorang individu bersedia membayar untuk sebuah barangsumber daya alam meskipun dia tidak menggunakannya secara langsung, bahkan mungkin tidak bermanfaat secara tidak langsung, dan mungkin tidak berencana menggunakannya di masa yang akan datang, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Berikut ini adalah konsep nilai ekonomi total total economic value secara skematis yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sumber : Pearce et al. 2002 Gambar 2.1 Komponen nilai ekonomi total total economic value

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan mengenai pemanfaatan dan pengembangan komoditas bambu cukup banyak dilakukan, namun khusus mengenai valuasi ekonomi terhadap sumberdaya bambu belum pernah dilakukan. Penelitian ini merujuk dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya secara umum tentang pemanfaatan bambu dan penilaian ekonomi hasil hutan non kayu di beberapa daerah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam melakukan penelitian mengenai: “Nilai Ekonomi Total Sumberdaya Bambu Studi Kasus di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Banten”. Berikut adalah hasil penelitian terdahulu secara umum tentang pemanfaatan dan pengembangan komoditas bambu yang menjadi salah satu bahan rujukan dalam penelitian ini: 1. Analisis Sosial Ekonomi Pemanfaatan dan Potensi Tanaman Bambu Studi Kasus: Kelurahan Berngam, Kec. Binjai Kota, Kotamadya Binjai, 2011.