Identifikasi Data yang diperlukan dan Metode Analisis yang digunakan Metode Analisis Data

4.6.5 Regresi Tobit

Regresi tersensor atau model Tobit merupakan analisis regresi yang digunakan untuk variabel tak bebas yang akibat sifat terbatasnya menjadi bernilai nol untuk beberapa pengamatan dan bernilai positif untuk selainnya. Menurut Greene 1997, variabel respon yang bersifat mixture campuran memiliki struktur data dengan skala diskrit untuk yang bernilai nol dan berskala kontinyu untuk tidak bernilai nol, maka dikategorikan data tersensor. Disebut data tersensor jika pada variabel respon terdapat nilai yang dibatasi Suhardi dan Llewelyn, 2001. Pendugaan parameter regresi tobit menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation MLE yang memaksimalkan nilai dari likelihood function dengan mencari parameter-parameter regresi yang memberikan nilai tertinggi untuk likelihood function tersebut. Menurut Hosmer dan Lemeshow 2000, dengan metode ini diperoleh penduga yang konsisten dan efisien untuk sampel yang berukuran besar. Penelitian ini terdiri dari delapan variabel independen dan satu variabel dependen dalam bentuk model matematis sebagai berikut: WTP = β + β 1 U + β 2 AD + β 3 JP + β 4 TP + β 5 P + β 6 AK + β 7 JK + β 8 PB + ei …..8 Keterangan : WTP : Nilai WTP responden Rporang β : Intersep β 1 ,.., β n : Koefisien regresi U : Usia responden tahun AD : Asal daerahlokasi responden dummy JP : Jenis pekerjaan responden dummy TP : Tingkat pendidikan responden P : Pendapatan responden Rpbulan AK : Anggota keluarga responden JK : Jenis kelamin responden dummy PB : Pengetahuan manfaat sumberdaya bambu dummy e : Error i : Responden ke-i i = 1, 2, 3,..., n Variabel independen pada persamaan regresi diperoleh dari kondisi aktual di lapangan. Urutan pertanyaan disusun dengan menggunakan skala ordinal, interval, dan nominal. Adapun matriks variabel regresi dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Matriks variabel regresi Variabel Keterangan Kriteria penyusunan WTP Nilai yang didapat dari kesediaan membayar Willingness to pay WTP responden a. Ya = 1 b. Tidak = 0 U Usia responden yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat usia dalam karir pekerjaan Skala Nominal AD Asal daerahlokasi responden yang diklasifikasikan berdasarkan penduduk asli atau pendatang dari luar daerah dummy a. Asli = 1, b. Pendatang = 0 TP Tingkat pendidikan responden yang diklasifikasikan berdasarkan lamanya jenjang pendidikan a. SD = 1 b. SMP = 2 c. SMA = 3 d. S1Diploma = 4 JP Jenis pekerjaan utama responden sehari-hari dummy a. Petani = 1, Lainnya = 0 b. Wiraswasta = 1, Lainnya = 0 c. Peternak =1, Lainnya = 0 d. PNS =1, Lainnya = 0 e. Buruh tani = 1, Lainnya = 0 f. Supir = 1, Lainnya = 0 g. Swasta = 1, Lainnya = 0 P Pendapatan responden yang diklasifikasikan berdasarkan jumlah pendapatan rata-rata per bulan a. 1 juta = 1 b. 1.1-3 juta = 2 c. 3 juta = 3 AK Jumlah anggota keluarga responden yang diklasifikasikan berdasarkan banyaknya tanggungan dalam keluarga Skala Nominal JK Jenis kelamin responden dummy a. Laki-laki = 1 b. Perempuan = 0 PS Pengetahuan masyarakat tentang manfaat sumberdaya bambu dummy a. Ya = 1 b. Tidak = 0 Penggunaan analisis tobit tidak memerlukan uji asumsi klasik normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas seperti pada uji regresi berganda. Hal ini dikarenakan dalam penggunaan analisis tobit variabel dependennya kualitatif. Selain itu, perhitungan tobit memiliki keunggulan dibandingkan analisis regresi berganda OLS karena penggunaan OLS dalam suatu model matematis akan menyebabkan perhitungan parameter akan cenderung mendekati nol, hubungan variabel menjadi tidak signifikan atau ketika hubungan tersebut signifikan maka nilainya akan bias serta tidak konsisten karena hasil penelitian yang baru tidak sesuai dengan hasil sebelumnya Tobin, 1958.

4.6.6 Nilai Ekonomi Total Bambu

Nilai total dari sumberdaya bambu merupakan penjumlahan seluruh nilai ekonomi dari manfaat sumberdaya bambu yang telah diidentifikasi dan dikuantifikasi ke dalam nilai uang. Nilai manfaat total tersebut dirumuskan sebagai berikut: NET = NGL + NGTL + NP .................................................................................9 Keterangan NET : Nilai ekonomi total NGL : Nilai guna langsung NGTL : Nilai guna tidak langsung NP : Nilai pilihan 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Umum Daerah

5.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Menurut data Bappeda Kabupaten Lebak 2012, Kecamatan Sajira merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang memiliki luas wilayah sebesar 11 098 ha atau setara 110.98 km 2 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curugbitung, . Secara administrasi Kecamatan Sajira meliputi 15 desa yaitu Desa Maraya, Desa Margaluyu, Desa Sukamarga, Desa Sindangsari, Desa Sajira Mekar, Desa Sajira, Desa Sukarame, Desa Calungbungur, Desa Sukajaya, Desa Paja, Desa Mekarsari, Desa Pajagan, Desa Parungsari, Desa Bungur Mekar, dan Desa Ciuyah. Jarak tempuh rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 6.7 km dan dari desa ke ibukota kabupaten 22.8 km. Secara geografis Kecamatan Sajira terletak antara 105° 25’-106° 30’ BT dan 6° 18’-7° 00’ LS dengan ketinggian 165 m di atas permukaan laut. Adapun batas wilayah administratif Kecamatan Sajira sebagai berikut: 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Muncang, 3. Sebelah Timur dengan Cipanas, 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cimarga. Luas desa beserta jarak ke ibukota kecamatan dan kabupaten di Kecamatan Sajira dapat dilihat pada Tabel 5.1 Kantor Kecamatan Sajira, 2011. Tabel 5.1 Luas dan jarak desa ke ibukota kecamatan dan kabupaten terdekat di Kecamatan Sajira tahun 2011 No. Desa Luas desa ha Jarak ke ibukota kecamatan km Jarak ke ibukota kabupaten km 1 Maraya 510 15 41 2 Margaluyu 510 6 32 3 Sukamarga 1 050 4 30 4 Sindangsari 661 2 28 5 Sajira Mekar 682 1 27 6 Sajira 1 467 26 7 Sukarame 615 2 24 8 Calungbungur 552 7 19 9 Sukajaya 960 2 24 10 Paja 557 6 20 11 Mekarsari 530 8 18 12 Pajagan 1 221 14 12 13 Parungsari 628 15 11 14 Bungur Mekar 548 6 16 15 Ciuyah 795 12 14 Sumber: Kantor Kecamatan Sajira Tahun 2011

5.1.2 Topografi, Iklim, dan Tataguna Lahan

Menurut data Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan BP4K Kabupaten Lebak Tahun 2013, topografi wilayah Kecamatan Sajira berupa dataran rendah dengan topografi rata-rata 10 dan pegunungan dengan topografi rata-rata 90. Keadaan iklim di Kecamatan Sajira memiliki tipe iklim D2 yaitu bulan basah tiga bulan berturut-turut dan bulan kering dua bulan berturut-turut dengan ketentuan agroklimat tipe D2 dapat digunakan untuk menanam padi satu kali dan palawija satu kali, tanam padi dua kali apabila persediaan air irigasi mencukupi dalam satu tahun. Curah hujan tahunan di Kecamatan Sajira rata-rata 2 275.5 mmtahun dengan jumlah hari hujan 164 hari. Penggunaan lahan di Kecamatan Sajira dikelompokkan menjadi penggunaan untuk lahan bukan sawah, lahan sawah, dan lahan non pertanian. Alokasi penggunaan lahan secara berurutan dari yang terbesar adalah untuk lahan bukan sawah dengan luas 8.354 ha 74.02, lahan sawah seluas 2 045 ha 18.12, dan lahan non pertanian seluas 887 ha 7.86.

5.1.3 Lahan Kritis

Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dishutbun Kab. Lebak pada tahun 2011, keadaan lahan hutan di Kecamatan Sajira seluas 1 139.62 ha dengan tingkat kekritisan lahan sebesar 440.45 ha. Data tersebut menunjukkan bahwa upaya untuk melakukan rehabilitasi lahan kritis di Kecamatan Sajira sebesar 179.11 ha 40.67.

5.1.4 Jenis Tanah

Berdasarkan hasil pengukuran planimetris Dishutbun Kab. Lebak tahun 2011, Kecamatan Sajira memiliki jenis tanah yang terdiri tanah aluvial seluas 19 101 ha, latosol seluas 141 489 ha, dan podsolik merah kuning seluas 114 719 ha Data BP4K Kab. Lebak, 2013. Banyaknya jenis tanah latosol di Kecamatan Sajira menunjukkan bahwa sumberdaya bambu dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah tersebut, hal ini sesuai dengan pernyataan Sutiyono et al. 1996, yang mengatakan bahwa jenis-jenis tanah yang ditumbuhi oleh pusat bambu adalah jenis tanah asosiasi latosol merah, latosol merah kecoklatan, dan laterit.

5.1.5 Kependudukan

Berdasarkan data kependudukan dari instansi terkait, diketahui bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Sajira pada tahun 2012 tercatat 47 739 jiwa 13 120 kepala keluarga yang terdiri atas 24 470 laki-laki dan 23 269 perempuan. Kepadatan penduduk sebesar 430 jiwakm 2 dengan luas wilayah kecamatan 11 098 ha. Secara khusus, kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Desa Maraya dengan kepadatan 829 jiwa per km 2 dan kepadatan penduduk terendah terdapat di Desa Sajira dengan kepadatan 174 jiwakm 2

5.1.6 Mata Pencaharian

. Sumber mata pencaharian penduduk di Kecamatan Sajira sebagian besar dari sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani dengan persentase sebesar 76.28. Selain itu, ada juga yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil PNS dan TNIPOLRI, perdagangan, home industri, dan lainnya. Distribusi jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan di Kecamatan Sajira dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Distribusi mata pencaharian penduduk Kecamatan Sajira No. Jenis mata pencaharian Jumlah orang Persentase 1. PNS Sipil dan TNIPOLRI 571 1.93 2. Home industri 265 0.89 3. Pedagang 983 3.32 4. Petani 8 655 29.23 5. Buruh tani 13 930 47.05 6. Lainnya 5 203 17.57 Total 29 607 100 Sumber: BPS Kabupaten Lebak, 2011

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden di Kecamatan Sajira diperoleh berdasarkan survei terhadap 99 responden. Karakteristik umum responden ini dijelaskan dari beberapa kriteria seperti yang dijelaskan sebagai berikut.

5.2.1 Jenis Kelamin Responden

Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah laki-laki dengan jumlah 78 orang 78.79 dan perempuan berjumlah 21 orang 21.21. Banyaknya responden laki-laki disebabkan karena laki-laki sebagai kepala keluarga yang mengambil keputusan dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Perbandingan persentase jenis kelamin responden disajikan pada Gambar 5.1. Gambar 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 78.79 21.21 Laki-laki Perempuan

5.2.2 Tingkat Usia

Tingkat usia responden di Kecamatan Sajira cukup bervariasi dengan distribusi usia antara 22-79 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa usia responden yang paling dominan berada pada kisaran usia antara 28-35 tahun 32.32. Sedangkan usia responden paling sedikit berada pada kisaran usia 76-83 tahun 2.02. Menurut Tjiptoherijanto 2001, kelompok umur produktif berada pada kisaran usia 15-64 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar umur responden di Kecamatan Sajira masih termasuk kelompok umur produktif. Berikut adalah diagram persentase tingkat usia responden pada 15 desa di Kecamatan Sajira Gambar 5.2. Gambar 5.2 Karakteristik responden berdasarkan tingkat usia

5.2.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan tertinggi responden di Kecamatan Sajira adalah perguruan tinggi Sarjana dan Diploma, namun pada umumnya tingkat pendidikan di kecamatan tersebut masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase lulusan tingkat pendidikan sekolah dasar SD sebesar 83.84 dan hanya 4.04 yang mencapai tingkat pendidikan perguruan tinggi Sarjana dan Diploma. Rendahnya tingkat pendidikan di Kecamatan Sajira disebabkan karena masih langkanya sarana pendidikan, pertimbangan biaya, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Latar belakang pendidikan yang sangat minim tersebut, akan menyulitkan seseorang untuk meningkatkan potensi ekonominya sehingga pendapatan yang diperoleh hanya sedikit. Perbandingan persentase tingkat pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada Gambar 5.3. 12.12 32.32 15.15 18.19 4.04 13.13 3.03 2.02 20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 60-67 68-75 76-83 Gambar 5.3 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

5.2.4 Jenis Pekerjaan

Pekerjaan utama. Secara umum jenis pekerjaan utama kepala keluarga responden dalam penelitian ini adalah dari sektor pertanian Tabel 5.3. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain mengolah kebun, mengolah sawah, buruh tani, dan pekerja pada perkebunan swasta. Sedangkan pada sektor non-pertanian, kepala keluarga bekerja sebagai pegawai negeri sipil guru atau penyuluh kehutanan, pedagangwiraswasta, supir, peternak, dan satpam. Tabel 5.3 Persentase responden berdasarkan jenis pekerjaan di Kecamatan Sajira Jenis pekerjaan Utama Persentase Sampingan Persentase Petani 82 82.83 8 9.19 PNS 5 5.05 - - Wiraswastapedagang 7 7.07 10 11.49 Buruh tani 1 1.01 10 11.49 Pegawai swasta 1 1.01 1 1.15 Supir 1 1.01 - - Ojek - - 2 2.30 Pengrajin - - 8 9.19 Kuli - - 36 41.40 Tengkulak - - 11 12.64 Peternak 1 1.01 1 1.15 Satpam 1 1.01 - - Total 99 100 87 100 Banyaknya masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani disebabkan karena tradisi bertani ini merupakan warisan nenek moyang yang keberadaannya harus tetap dijaga dan dipertahankan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Selain itu, terbatasnya lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian juga menjadi salah satu faktor terbatasnya jumlah masyarakat yang bekerja di luar sektor pertanian. 83.84 7.07 5.05 1.01 3.03 SD SMP SMA Diploma S1