xxviii akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memilki
kemampuan. Akibatnya, keadaan seperti ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
2 Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif,
maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3 Penilaian yang diberikan dalam model pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu
menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4 Keberhasilan model
pembelajaran kooperatif
dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya
dengan satu kali atau sekali-aekali penerapan strategi ini.
5 Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena itu idealnya melalui model ini selain siswa belajar bekerja
sama, siswa juga harus belajar membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal tersebut bukan pekerjaan yang mudah.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif telah menciptakan sebuah inovasi baru dalam pembelajaran di
kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama proses pembelajaran seperti nampak dalam model pembelajaran konvensional. Sekarang kita tahu
bahwa pembelajaran yang terbaik tercapai di tengah-tengah percakapan diantara siswa.
3. Metode Pembelajaran Jigsaw
a. Hakikat Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif
dengan metode
jigsaw pertama
kali dikembangkan oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan
salah satu metode pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E. Slavin. Menurut Arends seperti yang dikutip oleh Novi Emildadiany 2008
mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok
yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
xxix mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain”. Metode
ini serupa dengan STAD, dalam pelaksanaannya jigsaw juga dituntut pembagian siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara
heterogen. Dengan heterogen tersebut diharapkan masing-masing siswa dapat saling melengkapi. Maksudnya, tidak bisa dipastikan siswa tertentu bisa
menguasai dengan benar materi yang menjadi tanggung jawab siswa tersebut, harus dipastikan dalam setiap kelompok diwakili setidaknya satu siswa yang
masuk kategori siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
b. Langkah-langkah Metode Jigsaw
Prosedur metode pembelajaran jigsaw meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1 Pemilihan materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen bagian. 2 Guru membagi siswa menjadi beberapa beberapa kelompok-kelompok
kecil sesuai dengan segmen bagian materi. Dalam metode jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain kelompok
asal yang ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
3 Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi atau sub topik yang berbeda-beda.
4 Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok lain atau kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian
materi pembelajaran yang sama. Kemudian setiap anggota merencanakan bagaimana mengajarkan sub
topik yang menjadi bagian anggota kelompoknya semula kelompok asal.
xxx 5 Setelah pembahasan selesai para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat pertemuan di
kelompok ahli. 6 Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi
pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan. 7 Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
8 Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli oleh Arends seperti
yang dikutip oleh Novi Emildadiany 2008 dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
c. Keuntungan dan Kelemahan Metode Jigsaw