lv
c. Misi
1 Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2 Mengenalkan dan menggunakan serta mengembangkan hasil teknologi modern.
3 Mengoptimalisasi bakat dan keterampilan siswa sehingga memiliki kemandirian dan kecakapan hidup di tengah masyarakat.
4 Menumbuhkan semangat ketertiban dan kedisiplinan bagi warga sekolah sebagai konsep dasar menuju sukses.
Mendorong semangat kerja bagi guru dan karyawan sehingga memiliki tanggung jawab dan berdedikasi tinggi.
5 Meningkatkan pengamalan ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan berperilaku.
6 Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dari dalam bidang olah raga dan seni sehingga dapat berkembang secara optimal.
7 Membudayakan etika pergaulan yang saling salam, sapa, senyum sehingga terjalin persaudaraan dan kesetiakawanan sejati, saling asah,
asih, asuh.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS 5
di SMA Negeri 8 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah observasi awal dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada tanggal 11 Maret 2009 di SMA Negeri 8 Surakarta dan sebelumnya peneliti juga
sudah mengetahui sedikit permasalahan melalui observasi pada saat PPL. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai. Hal ini dapat dilihat
dari terbatasnya siswa yang mempunyai buku pendamping untuk mata pelajaran akuntansi.
lvi Dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 8 Surakarta ini
didukung dengan buku pendamping yang mana masing-masing siswa sebenarnya dianjurkan agar mempunyai buku tersebut. Namun, kenyataan
yang terjadi adalah tidak semua siswa mempunyai buku tersebut bahkan di kelas XI IS 5 yang mempunyai buku tersebut hanya 3 siswa dan yang lain
hanya LKS. Hal itu dikarenakan kurang kepedulian siswa akan pentingnya buku pendamping untuk membantu mereka belajar akuntansi, di lain pihak
bila dilihat dari kemampuan ekonomi siswa sebenarnya dapat dikatakan 90 siswa di kelas itu tergolong ekonomi mampu terbukti dari jenis HP
dan kendaraan yang mereka gunakan. Sehingga guru terpaksa memberikan hand out atau mencatat setiap materi yang diajarkan. Keterbatasan tersebut
berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa karena banyak waktu yang terbuang untuk mencatat.
b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran akuntansi.
Kejenuhan siswa pada pembelajaran akuntansi salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terus-menerus oleh
guru, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru. Penyebab
yang lain karena kelas XI IS 5 untuk mata pelajaran akuntansi diajarkan oleh dua orang guru yaitu Bambang Sutar D, S.Pd dan Drs. Antonius Edy
Priyono. Siswa kebingungan dengan cara pembelajaran dari kedua pengajar tersebut yang terkadang berlainan tetapi pada prinsipnya tujuan
penyelesaiannya sama sehingga hal tersebut juga memicu siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran akuntansi. Siswa lebih suka
bermain HP secara sembunyi-sembunyi, membuat kegaduhan di kelas, tidur, bahkan meninggalkan kelas dengan alasan ijin ke kamar mandi
sampai waktu pelajaran akuntansi selesai. Dampaknya, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru karena
pemahaman siswa yang kurang mengenai materi akuntansi yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif
lvii dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan
pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan.
c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi dan cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang
mereka hadapi. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika
diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya dan tidak menjawab pertanyaan dari guru meskipun sebenarnya mereka belum
paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk mempresentasikan
kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru. d. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei awal, bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 8 Surakarta kelas XI IS 5,
mereka lebih menyukai suasana pembelajaran yang santai dan bebas. Mereka lebih senang bertanya kepada teman soal materi yang belum
mereka kuasai dari pada bertanya kepada guru pengajar. Misalnya, saat guru menerangkan mereka tidak mengerti dan mereka menjadi malas
untuk mengikuti pelajaran dan memilih bertanya pada teman bahkan saat pelajaran masih berlangsung dari pada memperhatikan guru pada saat
menerangkan materi sehingga memicu suasana kelas menjadi gaduh karena siswa membuat kesibukan sendiri-sendiri.
2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
Pada saat pembelajaran akuntansi, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi.
Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba
lviii membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara
langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu
membangkitkan semangat dan fokus belajar siswa terhadap pelajaran akuntansi akibatnya capaian pemahaman konsep siswa terhadap pelajaran
akuntansi dapat dikatakan sangat rendah. b. Pembagian materi dengan pengajar akuntansi yang lain kurang jelas.
Drs. Antonius Edy Priyono merupakan guru baru mutasi dari SMA Kanisius yang diberi tanggung jawab mengajar di SMA Negeri 8 terutama
di kelas XI IS 5 pada bulan Oktober 2008 sehingga pembelajaran akuntansi di kelas tersebut harus dibagi menjadi dua dengan jadwal
mengajar bapak Bambang Sutar D, S.Pd guru mata pelajaran akuntansi sebelumnya. Tetapi seiring waktu berjalan muncul kendala dimana
terdapat ketidakjelasan pembagian materi pembelajaran akuntansi, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar materi yang diajarkan oleh
kedua pengajar sama tetapi cara pembelajaran yang digunakan sedikit berbeda. Perbedaan cara pembelajaran ini yang memunculkan keluhan dari
sejumlah siswa XI IS 5 karena kurang jelas dan menimbulkan kebingungan dengan materi yang sedang diajarkan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian