Pemetaan Risiko Manajemen risiko operasional pada pemasaran benih ikan patin PT Mitra Mina Nusantara di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Status risiko tertinggi terdapat pada risiko sumberday manusia yaitu pada risiko kecelakaan dengan nilai sebesar 2.520.760 kemudian disusul oleh penanganan tidak dilakukan dengan baik pada risiko proses yang memiliki status risiko sebesar 2.298.358,56. Posisi ketiga status risiko ditempati oleh kelalaian sebesar 897.600 juga berasal dari risiko sumberdaya manusia. Kecelakaan, penanganan yang tidak dilakukan dengan baik, dan kelalaian memiliki nilai status tinggi disebabkan oleh nilai probabilitas dan dampak yang besar. Prioritas utama yang perlu dipertimbangkan untuk menghindari kerugian besar adalah penanganan pada kegiatan yang berhubungan dengan sumberdaya manusia yang memiliki risiko terbesar. Penanganan risiko kemudian berlanjut hingga pada risiko dengan nilai status terendah, yaitu kegiatan yang disebabkan oleh teknologi. Setelah diketahui status risiko untuk masing-masing risiko, diperlukan alternatif penanganan yang tepat berdasarkan pemetaan risiko. Alternatif penanganan risiko dapat dijadikan rekomendasi bagi perusahaan untuk menangani risiko sesuai dengan prioritas utamanya.

7.4 Pemetaan Risiko

Sebelum dapat menangani risiko, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah membuat peta risiko. Batas antara kemungkinan besar dan kecil serta batas dampak besar dan kecil dari suatu risiko ditentukan dari rata-rata probabilitas dan dampak risiko yang terjadi pada PT Mitra Mina Nusantara. Penentuan menggunakan rata-rata ini dilakukan agar batasan risiko dapat lebih objekif dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan rata-rata probabilitas risiko, batasan antara risiko yang memiliki probabilitas besar dan kecil adalah 28,1. Risiko-risiko yang probabilitas terjadinya 28,1 persen atau lebih adalah kemungkinan besar sedangkan dibawah 28,1 persen merupakan kemungkinan kecil. Demikian halnya dengan dampak, batas Rp 3.086.812 adalah dampak besar dan dampak dibawah Rp 3.086.812 merupakan dampak kecil. Peta risiko untuk risiko operasional yang terjadi pada PT MMN dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Peta Risiko PT Mitra Mina Nusantra Risiko alam berada pada kuadran I yang berarti risiko tersebut dihuni oleh berbagai risiko dengan tingkat probabilitas kejadian yang tinggi namun dampaknya rendah. Risiko yang secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu pencapaian tujuan dan target perusahaan. Kadang-kadang terasa mengganggu bila risiko yang bersangkutan muncul sebagai kenyataan. Namun biasanya perusahaan mampu dengan cepat mengatasi dampak yang muncul. Risiko proses berada pada kuadran II, merupakan area yang dihuni oleh risiko dengan tingkat probabilitas sedang sampai tinggi dan tingkat dampak sedang sampai tinggi. Kuadran II terdiri dari risiko-risiko yang masuk dalam prioritas utama. Bila risiko-risiko pada kuadran II terjadi akan menyebabkan terancamnya pencapaian tujuan perusahaan. Risiko teknologi berada pada kuadran III dengan skala prioritas rendah. Risiko dalam kelas ini memiliki tingkat probabilitas kejadian yang rendah. Kalaupun terjadi, dampaknya kecil bagi pencapaian tujuan dan target perusahaan. Risiko yang masuk dalam kuadran III cenderung dapat diabaikan sehingga perusahaan tidak perlu mengalokasikan sumberdayanya untuk menangani risiko tersebut namun manajemen tetap perlu memonitor risiko dalam kuadran III. Suatu Probabilitas Dampak Rp Kecil Besar Rp 3.086.812 Besar Kecil 28,1  Risiko Teknologi Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV  Risiko Alam  Risiko Teknologi  Risiko Proses  Risiko SDM risiko bersifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk ke dalam kuadran III bisa pindah ke kuadran lain bila ada perubahan kondisi eksternal maupun internal secara signifikan. Risiko sumberdaya manusia berada pada kuadran IV. Risiko dalam kuadran ini memiliki tingkat probabilitas rendah namun dampaknya tinggi bila risiko menjadi kenyataan. Artinya risiko SDM pada kuadran ini jarang terjadi, mungkin hanya sesekali namun apabila terjadi maka tujuan dan target perusahaan bisa tidak tercapai. Selain berdasarkan keempat faktor penyangga utama dalam risiko operasional, pemetaan risiko juga dapat dipetakan berdasarkan risiko per kejadian dalam risiko proses, alam, sdm, dan teknologi seperti tercermin pada Gambar 16. Gambar 16 . Peta Risiko Berdasarkan Risiko per Kejadian Probabilitas Dampak Rp Kecil Besar 3.086.812 Besar Kecil 28,1 Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV  Bencana alam  Kelalaian  Pemilihan kendaraan yang salah  Ketidaktelitian dalam melakukan sampling  Teknologi penanganan tidak sesuai standar  Terganggunya jadwal keberangkatan pesawat  Proses pengiriman terhambat kondisi jalan  Kecelakaan  Penanganan tidak dilakukan dengan baik Berdasarkan peta risiko per kejadian pada Gambar 16, dapat dilihat bahwa risiko yang dipetakan per kejadian menyebar ke dalam empat kuadran seperti halnya risiko berdasarkan keempat faktor penyebab risiko operasional. Risiko yang berada pada kuadran I, II, III, dan IV ini kemudian dapat dipisahkan berdasarkan penyangga utamanya. a. Risiko SDM berdasarkan Risiko per Kejadian Risiko SDM terdiri dari kejadian-kejadian yang disebabkan oleh sumberdaya manusia dan merugikan perusahaan. Sumber-sumber risiko ini diidentifikasi dan dipetakan berdasarkan kejadian yang terjadi serta probabilitas dan dampak yang ditimbulkannya. Risiko sdm yang paling berisiko adalah kelalaian. Kelalaian menjadi salah satu kejadian berisiko yang disebabkan oleh manusia. Kelalaian ini terjadi terutama pada proses penanganan benih. Penanganan benih disini juga dapat berarti proses penanganan benih yang dilakukan di farm ketika supplai benih di petani berlebih. Penanganan benih yang tidak hati-hati akan meningkatkan risiko rusak dimana benih ikan akan lecet dan mati. Ketidaktelitian dalam melakukan sampling benih ikan berada pada kuadran III dimana probabilitasnya terjadinya rendah begitu pula dengan dampaknya. Ketidaktelitian ini berwujud pada benih ikan yang dikirim tidak dalam kondisi baik 100 persen, sehingga benih ikan akan mati pada proses pengiriman. Ketidaktelitian sampling juga membuat pelanggan akan mendapatkan ukuran yang tidak sama untuk beberapa benih ikan. Kecelakaan yang terjadi akibat manusia yang tidak berhati-hati berada pada kuadran II. Sedangkan pemilihan kendaraan yang salah berada pada kuadran I dimana risiko ini memiliki probabilitas tinggi namun dampak yang ditimbulkan dari risiko ini kecil. Karyawan PT MMN perlu mengetahui dan memiliki budaya sadar risiko serta lebih teliti dan berhati-hati dalam bekerja. b. Risiko Teknologi berdasarkan Risiko per Kejadian Risiko teknologi merupakan potensi penyimpangan hasil karena teknologi yang digunakan tidak lagi sesuai dengan kondisi. Teknologi bisa menjadi sumber risiko pada PT MMN dalam hal kesesuaian teknologi yang digunakan saat ini tidak lagi dapat memberikan hasil yang maksimal, misalnya teknologi pengepakan yang sudah tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Perubahan kualitas dan spesifikasi benih juga dapat menyebabkan teknologi pengemasan saat ini tidak lagi sesuai. Penurunan kualitas pada penerapan teknologi karena teknologi yang digunakan tidak sesuai standar dapat menimbulkan risiko pada perusahaan karena tidak sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal perusahaan lingkungan, keadaan di jalan. Risiko per kejadian dalam risiko teknologi berada dalam kuadran III. Risiko yang berada pada kuadran III tersebut adalah teknologi yang digunakan tidak sesuai standar. c. Risiko Alam berdasarkan Risiko per Kejadian Risiko alam adalah potensi penyimpangan hasil karena ketidakmampuan perusahaan dalam menghadapi alam. Alam bisa menjadi sumber risiko ketika kondisi alam atau cuaca mempengaruhi kegiatan pemasaran yang dilakukan PT MMN. Bencana alam menjadi sumber risiko ketika bencana tersebut mempengaruhi kegiatan di PT MMN. Pengiriman via udara sedikit banyak sangat dipengaruhi kondisi cuaca. Tertundanya pengiriman akan membuat benih ikan yang sudah dikemas memiliki kemungkinan untuk mati. Kedua risiko per kejadian pada risiko alam tersebar ke dalam kuadran I dan III. Bencana alam memiliki probabilitas tinggi namun memiliki dampak rendah sedangkan terganggunya jadwal keberangkatan pesawat karena kondisi cuaca memiliki probabilitas rendah dan dampaknya juga rendah. d. Risiko Proses berdasarkan Risiko per Kejadian Peta risiko proses menggambarkan posisi atau letak risiko per kejadian dalam risiko proses dan melihat penyebarannya. Risiko proses merupakan sumber risiko yang memiliki status risiko tertinggi. Hal ini juga tidak jauh berbeda jika risiko proses dipisah berdasarkan risiko per kejadian. Risiko per kejadian dalam risiko proses yang memiliki tingkat risiko paling tinggi adalah penanganan tidak dilakukan dengan baik. Pemetaan risiko per kejadian ini akan memberikan alternatif penanganan yang lebih sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi. Prioritas penanganan risiko berdasarkan risiko proses, alam, teknologi, dan sdm tetap didasarkan pada nilai status risiko.

7.5 Strategi Penanganan Risiko