yang digunakan hanya lima bulan. Hal ini dilakukan karena pengiriman benih ikan di PT MMN dilakukan hampir setiap hari dan berfluktuatif, sehingga data
lima bulan dengan total 65 transaksi yang terjadi dirasa cukup untuk menggambarkan kegiatan pemasaran yang dilakukan. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa alat pencatat, alat perekam, serta daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, pengamatan langsung observasi, dan studi dokumen. Wawancara dilakukan
dengan berbicara dan bertanya kepada orang-orang yang berada pada unit kerja yang menjadi objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai perusahaan dan hal lain yang terkait. Observasi dilakukan dengan cara mengamati atau melihat objek yang akan diidentifikasi. Identifikasi risiko akan
dilakukan di bagian pemasaran dengan fokus pada risiko operasional. Hal yang dilakukan adalah mengamati dimana saja risiko operasional dapat terjadi di bagian
pemasaran, kejadian-kejadian apa yang bisa menimpa, dan apa saja kemungkinan penyebabnya.
Dalam rangka pelaksanaan penelitian dilakukan serangkaian kegiatan dalam rangka pengumpulan data yang dikategorikan dalam dua kegiatan :
1. Riset Lapangan
Mengunjungi PT Mitra Mina Nusantara untuk memperoleh data terkait PT MMN, laporan keuangan dan informasi lainnya.
2. Riset Kepustakaan
Melakukan pengumpulan data guna memperoleh informasi mengenai metode penilaian risiko beserta rumus-rumus yang dipakai melalui
literatur seperti text book, jurnal, makalah, majalah, dan terbitan lainnya.
4.4 Metode Pengolahan Data
Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Data-data primer dan sekunder akan diolah dan dianalisis
melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Analisis kuantitatif yang dilakukan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kedua, yaitu menganalisis probabilitas dan dampak risiko pada kegiatan
pemasaran ikan patin. Metode nilai standar digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko dan metode Value at Risk dipakai untuk
mengetahui dampak risiko. Data yang digunakan adalah data penjualan dan pembelian benih ikan patin serta data penerimaan PT MMN selama September
2010 hingga Januari 2011. Data ini kemudian diolah dengan bantuan program Microsoft Excel dan kalkulator.
Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan ketiga, yaitu menganalisis
sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya risiko operasional yang dihadapi PT MMN serta menganalisis strategi penanganan risiko operasional yang
dapat dilakukan PT MMN untuk mengendalikan risiko operasional dalam usaha pemasaran benih ikan patin. Analisis ini menggunakan data kualitatif yang
diperoleh melalui hasil wawancara, observasi, dan studi literatur serta data kuantitatif dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Data-data ini kemudian
dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori terkait bahasan penelitian.
4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu
peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber yang
menjadi penyebab terjadinya risiko operasional yang dihadapi PT MMN serta menganalisis strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko operasional dalam
pemasaran benih ikan yang dapat dilakukan PT MMN. Analisis manajemen risiko operasional yang dilakukan di PT MMN didasarkan pada data-data yang
diperoleh.
Pada dasarnya identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat metode, yaitu analisis data historis, pengamatan dan survey,
pengacuan, dan pendapat ahli ataupun digunakan secara bersama-sama agar saling melengkapi. Identifikasi risiko operasional yang terjadi pada PT MMN dilakukan
berdasarkan tiga metode yang saling melengkapi yaitu analisis data historis, pengacuan, dan pendapat ahli. Analisis data historis digunakan untuk berbagai
informasi atau data mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi. Data yang dipergunakan untuk analisis ini adalah data pembelian dan penjualan benih untuk
mengetahui tingkat mortalitas benih pada kegiatan pemasaran serta data kasus- kasus yang pernah terjadi pada September 2010 hingga Januari 2011. Pendapat
ahli dipakai untuk meyakinkan analisis data yang telah dilakukan. Ada beberapa kriteria untuk disebut ahli, salah satunya adalah mereka yang secara rutin bergelut
atau menangani obyek yang sedang diidentifikasi risikonya. Metode pengacuan digunakan untuk melengkapi identifikasi risiko
menggunakan metode analisis data historis yang disesuaikan dengan pendapat ahli. Hal pertama yang dilakukan untuk metode ini adalah benchmark atau acuan,
yaitu obyek yang memiliki kesamaan dengan obyek yang sedang diamati berkaitan dengan keberadaan risiko.
4.4.2 Pengukuran Kemungkinan Terjadinya Risiko
Risiko dapat diukur bila diketahui kemungkinan atau probabilitas terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko terhadap perusahaan. Dengan
mengetahui besarnya kemungkinan terjadinya kerugian atau risiko, dapat diketahui risiko-risiko mana yang besar dan mana yang kecil sehingga dalam
penanganan risiko dapat diketahui risiko-risiko mana yang perlu diprioritaskan Kountur, 2008.
Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah metode nilai standar z-score. Metode ini digunakan apabila ada data
historis dan data berbentuk kontinus desimal. Pada penelitian ini, yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan pemasaran yang
meliputi kegiatan pengadaan benih, penanganan benih, serta kemungkinan
kegagalan proses distribusi yang menyebabkan terjadinya fluktuasi pada penerimaan PT MMN.
Data yang digunakan untuk menghitung kemungkinan terjadinya risiko operasional pada kegiatan pemasaran adalah data penjualan benih ikan patin, data
pembelian benih ikan patin, data tingkat mortalitas, serta harga benih tiap ukurannya pada tahun data penelitian yaitu September 2010 hingga Januari 2011.
Langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini adalah Kountur, 2008:
1.
Menghitung rata-rata � =
�
� �=1
Dimana: � = Rata-rata
�
�
= Data per i n = Jumlah data
2.
Menghitung nilai standar deviasi Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah:
= �
�
− �
2 �=1
− 1
3.
Menghitung nilai standar z-score risiko � =
� − �
4.
Menghitung probabilitas terjadinya risiko Probabilitas diperoleh dari tabel distribusi z. Cari nilai z pada sisi kiri dan
bagian atas, pertemuan antara nilai z pada isi tabel merupakan probabilitas yang dicari.
4.4.3 Pengukuran Dampak Risiko
Dampak merupakan kerugian yang diterima oleh perusahaan akibat terjadinya suatu risiko. Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur
dampak risiko adalah Var Value at Risk. VaR pada saat ini dianggap sebagai metode standar yang digunakan untuk mengukur risiko. Menurut Best 1998
Value at Risk atau VaR adalah suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu
portofolio pada tingkat kepercayaan level of confidence tertentu. Nilai VaR selalu disertai dengan probabilitas yang menunjukkan seberapa mungkin kerugian
yang terjadi akan lebih kecil dari nilai VaR tersebut
13
. Pada usia benih, ikan memiliki kondisi tubuh yang lemah, gerakannya
lambat, dan belum memiliki kemampuan perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Berbagai kelemahan benih tersebut membuat proses penanganan
dan pendistribusian benih ikan tidaklah mudah dan tidak jarang memberikan kerugian yang cukup besar. Peristiwa yang tidak diinginkan ini pada akhirnya
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Data yang digunakan untuk dampak sumber risiko operasional adalah data harga input dan output, data
pembelian benih oleh MMN, data penjualan benih patin, data kasus-kasus serta data penggunaan kendaraan dalam proses pengiriman benih.
Konsep VaR dapat digunakan jika ada data-data historis. VaR dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur besarnya dampak kerugian yang
ditimbulkan jika risiko terjadi. Pengukuran dampak dilakukan untuk mengukur berapa besar kerugian dalam rupiah risiko pada kegiatan pemasaran benih ikan
patin. Apabila ada data tentang kerugian yang diderita di waktu lalu, besarnya kerugian yang diderita dapat dihitung sekiranya risiko terjadi. Besarnya kerugian
yang diperkirakan ini tidak persis sama dengan yang sesungguhnya terjadi, namun besarnya kerugian dapat ditetapkan dengan suatu tingkat keyakinan. Misalnya
diyakini 95 persen kerugian tidak akan lebih besar dari Rp 10 juta, ada kemungkinan 5 persen rugi lebih besar dari Rp 10 juta. Penggunaan VaR dalam
menghitung dampak risiko mengakomodasi keadaan seperti ini. Jadi dapat dikatakan Var Rp 10 juta at 5 persen. Artinya kerugian yang diderita maksimal Rp
10 juta namun ada 5 persen kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp 10 juta. Hal ini dapat pula dikatakan ada 95 persen kemungkinan kerugian tidak lebih dari
13
Sartono RA, Setiawan AA. 2006. Var portfolio optimal: perbandingan antara metode Markowitz dan mean absolute deviation. Jurnal Siasat Bisnis 11: 37-50.
Rp 10 juta tersirat ada 5 persen kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp 10 juta.
Data yang digunakan adalah data penjualan benih, data pembelian, data tingkat mortalitas benih, data penerimaan serta data harga di PT MMN pada
periode penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung VaR adalah sebagai berikut Kountur, 2008:
1.
Menentukan risiko.
2.
Mengumpulkan data historis tentang besarnya kerugian dalam rupiah yang diderita atas risiko tersebut.
3.
Menghitung rata-rata kerugian. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah:
� = �
� �=1
Dimana: � = Rata-rata
�
�
= Data per i n = Jumlah data
Rata-rata yang dimaksud pada rumus ini adalah rata-rata besarnya kerugian yang diterima perusahaan sekiranya terjadi risiko.
4.
Menghitung nilai standar deviasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah:
= �
�
− �
2 �=1
− 1
5.
Menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan.
6.
Mencari nilai standar z-score risiko sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan.
7.
Menghitung nilai VaR. VaR dihitung dengan rumus sebagai berikut Kountur, 2008:
� � = � + � Dimana:
VaR = Besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya risiko
� = Rata-rata kejadian merugikan z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5persen
s = Standar deviasi n = Banyaknya kejadian merugikan
4.4.4 Pemetaan Risiko
Sebelum dapat menangani risiko, hal yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu
peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak Kountur 2008. Peta risiko ini dibagi ke
dalam empat kuadran. Risiko dengan probabilitas besar dan dengan dampak kecil dipetakan pada kuadran I dan risiko dengan probabilitas besar dan berdampak
besar dipetakan ke dalam kuadran II. Risiko dengan probabilitas kecil dengan dampak kecil dipetakan dalam kuadran III dan risiko dengan probabilitas kecil
dengan dampak besar dipetakan dalam kuadran IV. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 . Peta Risiko
Sumber: Kountur 2008
Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian yaitu
besar dan kecil. Batas antara kemungkinan besar dan kecil ditentukan oleh manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya 20 persen atau
lebih dianggap sebagai kemungkinan besar sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil. Demikian pula dengan batas dampak besar
Kuadran I Kuadran II
Kuadran III Kuadran IV
Probabilitas
Dampak Rp
Kecil Besar
3.086.812 Besar
Kecil 28,1
dan kecil dari suatu risiko juga tergantung manajemen perusahaan. Nilai standar yang membatasi probabilitas kecil dan besar adalah sebesar 28,1 persen. Nilai
yang membatasi antara dampak besar dan kecil yang disebabkan oleh terjadinya risiko adalah sebesar Rp 3.086.812. Nilai ini didasarkan pada rata-rata
kemungkinan terjadinya risiko dan dampak yang diakibatkannya pada PT MMN. Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas perkiraan posisinya
berada di mana dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Posisi suatu risiko dalam peta risiko disebut status risiko, dimana status risiko didapat dari
perhitungan sebagai berikut: � �
= �
� � � �
Berdasarkan perhitungan status risiko ini maka akan diketahui mana risiko-risiko yang paling besar dan seterusnya sampai yang paling kecil. Status
risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang paling tidak berisiko.
4.4.5 Penanganan Risiko
Kountur 2008 mengatakan bahwa salah satu aspek yang penting dalam manajemen risiko perusahaan adalah penanganan risiko, bagaimana menangani
risiko-risiko yang dihadapi agar kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian bisa diminimalkan, itu berarti perusahaan akan
memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berdasarkan peta risiko dapat diketahui strategi penanganan risiko seperti apa yang paling tepat untuk dilaksanakan. Ada
dua strategi penanganan risiko, yaitu: 1.
Penghindaran Risiko Preventif Tindakan preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko
Kountur, 2008. Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif
akan menangani risiko yang berada pada kuadran I II sebagaimana terlihat pada Gambar 11 adalah risiko-risiko dengan kemungkinan atau probabilitas
terjadinya besar. Penanganan risiko dengan dengan strategi preventif ini akan membuat risiko-risiko yang berada pada kuadran I bergeser ke kuadran III
dan risiko-risiko yang berada pada kuadran II akan bergeser ke kuadran IV.
Gambar 11
. Peta Risiko – Strategi Preventif
Sumber: Kountur 2008 2.
Mitigasi Risiko Kountur 2008 mengatakan bahwa mitigasi risiko adalah strategi
penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak risiko yang ditimbulkan. Jika risiko terjadi, diusahakan sedemikian rupa sehingga
dampak yang ditimbulkan seminimal mungkin. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi
mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian rupa sehingga risiko yang
berada pada kuadran II bergeser ke kuadran I dan risiko yang berada pada kuadran IV akan bergeser ke kuadran III. Strategi mitigasi dapat dilakukan
dengan metode diversifikasi, penggabungan, dan pengalihan risiko. Strategi mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 . Peta Risiko
– Strategi Mitigasi Sumber: Kountur 2008
Kuadran I Kuadran II
Kuadran III Kuadran IV
Probabilitas
Dampak Rp
Kecil Besar
3.086.812 Besar
Kecil 28,1
Kuadran I Kuadran II
Kuadran III Kuadran IV
Probabilitas
Dampak Rp
Kecil Besar
3.086.812 Besar
Kecil 28,1
Hanafi 2006 dalam Trangjiwani 2008 memberikan alternatif strategi untuk menghadapi risiko selain penanganan dengan cara preventif
dan mitigasi sebagaimana terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13 . Alternatif strategi menghadapi risiko
1. Probabilitas kecil dan dampak kecil: low control
Perusahaan dapat menerapkan pengawasan yang rendah terhadap risiko pada kategori ini.
2. Probabilitas kecil dan dampak besar: detect and monitor
Jika terjadi risiko dengan jenis ini, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar dan kemungkinan mengalami kebangkrutan.
3. Probabilitas besar dan dampak kecil: monitor
Perusahaan bisa memonitor risiko-risiko yang ada pada kuadran ini untuk memastikan bahwa risiko tersebut masih berada pada wilayah normal.
4. Probabilitas besar dan dampak besar: prevent at source
Tipe risiko ini jelas menunjukkan bahwa perusahaan tidak lagi bisa
mengendalikan risiko dan bisa mengakibatkan kebangkrutan.
4.5 Definisi Operasional