Kualitas Laba Landasan Teori

20 manajerial dalam perusahaan maka kekuasaan manajer terhadap perusahaan semakin luas, pengaruh manajer dalam perusahaan ikut bertambah besar. Namun, kekuasaan yang semakin besar pada manajer juga menimbulkan tanggung jawab yang lebih besar dalam menjalankan perusahaan. Dengan adanya kepemilikan saham manajer dalam perusahaan, manajer akan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dan semakin termotivasi dalam memajukan perusahaan karena dalam diri manajer timbul rasa ikut memiliki perusahaan melalui saham perusahaan yang dimilikinya. Rasa ikut memiliki ini merupakan hal yang sulit di dapatkan apabila manajer tidak memiliki saham dalam perusahaan. Selain itu, menurut Putera 2012 Kepemilikan manajerial berperan dalam membatasi perilaku menyimpang dari manajemen perusahaan karena kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola, melakukan aktivitas sesuai kepentingan pemilik perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajemen juga meminimalkan konflik keagenan dalam perusahaan, karena adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham.

5. Kualitas Laba

Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi 21 keputusan akhir pihak-pihak tersebut. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menunjukkan kecenderungan adanya informasi asimetri antara manajemen dan pihak di luar perusahaan. Pihak internal perusahaan secara umum mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini dan prospeknya dimasa depan dibanding pihak eksternal. Oleh karena itu, kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan. Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian perceived noise, dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Reyhan, 2014. Untuk menjadi informasi yang berguna, laba sebagai bagian dari laporan keuangan harus ber-kualitas. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba sustainable earnings dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Wulansari, 2013 Simamora et al., 2014 mendefinisikan laba sebagai jumlah yang dapat dikembangkan oleh entitas kepada investornya sambil tetap memperhatikan tingkat kesejahteraan entitas bersangkutan. Kualitas laba adalah penilaian sejauh mana laba sebuah perusahan dapat diperoleh berulang ulang, dapat dikendalikan, dan laik bank memenuhi syarat untuk mengajukan kredit atau pinjaman pada bank, kualitas laba juga mengakui fakta bahwa dampak ekonomi transaksi yang terjadi akan beragam diantara perusahaan sebagai fungsi dari karakter dasar bisnis dan secara beragam dirumuskan sebagai tingkat 22 laba yang menunjukkan apakah dampak ekonomi pokoknya lebih baik dalam memperkirakan arus kas atau dapat diramalkan. Laba yang berkualitas merupakan laba yang dapat menunjukkan informasi yang sebenarnya mengenai kinerja operasional perusahaan, sehingga tidak menyesatkan bagi pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Informasi tentang laba seharusnya dapat dijadikan ukuran mengenai keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan suatu perusahaan. Selain itu laba juga dapat dipergunakan untuk memperkirakan keberlangsungan perusahaan di masa mendatang Simamora et al.,, 2014. Surifah 2010 menyatakan kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasarkan kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan pemangku kepentingan lainnya mengambil keputusan salah satunya dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan, apabila kualitas laba yang disajikan tidak dapat diandalkan maka pihak-pihak yang berkepentingan dan berpedoman pada informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tidak akan percaya lagi pada profesi akuntansi, karena kondisi diatas telah bertentangan dengan tujuan profesi akuntansi. Tujuan profesi akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi pemakai untuk mengambil keputusan. 23

B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

3 96 114

Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Kualitas Audit dan Employee Diff Terhadap Manajemen Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

5 56 124

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Go Public (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 99 88

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 51 83

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Voluntary Disclosure, Leverage dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014)

0 16 193

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan GoodCorporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan

5 40 108