Tempat dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Data

23

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, dan Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive dengan mempertimbangkan bahwa Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang merupakan lokasi yang terkena dampak program normalisasi sungai. Sungai Krukut yang melintas diantara Kelurahan tersebut rencananya akan dinormalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta tahun 20112012 sebagai upaya pengendalian banjir. Pengambilan data primer dilaksanakan dari Maret hingga April 2011.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan meliputi: karakteristik seluruh respoden, respon seluruh responden mengenai persepsinya terhadap program normalisasi Sungai Krukut dan nilai kompensasi yang bersedia masyarakat terima dari Pemprov DKI Jakarta. Data primer pun didapat dari hasil wawancara dengan pihak Balai Besar Ciliwung Cisadane, Lurah Petogogan, Ketua RT dan RW di Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang, dan tokoh masyarakat. Data primer ini diperoleh melalui kuisioner dan wawancara langsung. Data sekunder meliputi data-data kependudukan Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang, data mengenai banyaknya rumah yang terkena dampak, dan semua hal menyangkut rencana normalisasi sungai. Data tersebut dapat diperoleh dari Sudin Tata Air Jakarta Selatan, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Badan 24 Pertanahan Nasional, dan Balai Besar Ciliwung Cisadane, Kelurahan Petogogan, Kelurahan Pela Mampang.

4.3. Metode Pengambilan Data

Sampling frame dari penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang sehingga digunakan metode Cluster Sampling. Metode ini mengelompokkan populasi ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil, kemudian disampel secara acak hanya dari satu kelompok tersebut. Kelompok yang dimaksud adalah rumah tangga yang akan terkena dampak normalisasi Sungai Krukut. Jumlah sampel yang diambil adalah 50 responden, dimana yang dipilih adalah kepala keluarga dari kelompok yang tempat tinggalnya tergusur akibat normalisasi Sungai Krukut baik dari Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang. Responden dipilih secara acak salah satu rumah sebagai responden pertama kemudian setiap selang dua rumah dipilih sebagai responden selanjutnya. Informasi mengenai kajian normalisasi Sungai Krukut dapat dilakukan dengan metode snowball, yaitu setelah menemui satu responden instansi, peneliti meminta rujukan kepada responden pertama untuk menentukan responden berikutnya.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data