Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN

59 berdampak kepada perubahan perilaku masyarakat sekitar. Dahulu masyarakat menganggap sungai sebagai sumber kehidupan namun sekarang sungai telah berubah menjadi sumber bencana. Masyarakat menilai sungai sudah tidak lagi memberi manfaat yang besar bagi kehidupan sehari-hari.

6.3. Analisis

Willingness to Accept 1. Membangun Pasar Hipotesis Seluruh responden diberi informasi bahwa sehubungan dengan perbaikan kondisi Sungai Krukut, maka Pemprov DKI Jakarta berencana akan melakukan program normalisasi sungai. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik dengan mengurangi resiko terjadinya banjir. Kebijakan tersebut akan berjalan dengan baik dengan syarat bahwa masyarakat yang tinggal di bantaran sungai bersedia untuk meninggalkan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan kompensasi sebagai ganti rugi bagi masyarakat yang tempat tinggalnya tergusur. 2. Memperoleh nilai WTA obtaining bids Besarnya nilai WTA didapatkan dari hasil wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam kuisioner. Metode yang digunakan untuk memperoleh nilai WTA adalah bidding game, dimana responden ditawarkan harga yang semakin menurun sampai tingkat minimum mereka bersedia terima. Pertama responden diberikan kebebasan untuk menyebutkan nilai WTA yang diharapkan, lalu peneliti menawarkan nilai WTA yang semakin menurun sampai responden tidak mau menerima. Rata- rata nilai WTA Y yang pertama kali disebutkan sebesar Rp 2 000 000 - 60 2 500 000, lalu peneliti menawarkan nilai yang semakin menurun Y-100 000 dan seterusnya sampai responden tidak mau menerima. 3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA Estimating Mean WTA Dugaan nilai rataan WTA responden dihitung berdasarkan data distribusi WTA responden. Data distribusi WTA responden dapat dilihat pada Tabel 8. Nilai rataan WTA sebesar Rp 2 110 000m 2 tanah dan bangunan. Nilai ini mencerminkan nilai ganti rugi tanah dan bangunan. Masyarakat mengklaim bahwa nilai tersebut cukup untuk mereka mencari tempat tinggal di wilayah lain. Tabel 8. Distribusi Rataan WTA Responden di Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang Tahun 2011 No Nilai WTA Rp Frekuensi Frek. relatif Jumlah 1 1 400 000 1 0.02 28 000 2 1 500 000 2 0.04 60 000 3 1 600 000 2 0.04 64 000 4 1 700 000 2 0.04 68 000 5 1 800 000 6 0.12 216 000 6 1 900 000 5 0.10 190 000 7 2 000 000 6 0.12 240 000 8 2 100 000 2 0.04 84 000 9 2 200 000 2 0.04 88 000 10 2 300 000 5 0.10 230 000 11 2 400 000 7 0.14 336 000 12 2 500 000 7 0.14 350 000 13 2 600 000 3 0.06 156 000 Jumlah sampel 50 1 2 110 000 Sumber: Data primer diolah Nilai WTA ini dipengaruhi oleh nilai jual objek pajak NJOP di kedua keluranan tersebut. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, NJOP untuk lahan berkisar antara Rp 1 100 000-1 500 000 per m 2 . Nilai rataan WTA hasil perhitungan, tidak berbeda jauh dengan nilai ganti rugi yang telah dibayarkan 61 oleh Pemprov DKI Jakarta kepada masyarakat di Kelurahan Rawa Barat sekitar tahun 2009. Nilai ganti rugi yang diberikan berkisar Rp 1 000 000-2 000 000 per m 2 . Perbedaan nilai ini tergantung dari kualitas bangunan masing-masing warga. Semakin baik kualitas bangunan maka nilai ganti ruginya akan semakin besar. 3. Menduga Kurva WTA Estimating Bid Curve Kurva WTA responden dibentuk berdasarkan nilai WTA responden terhadap nilai ganti rugi yang diinginkan atas tanah dan bangunan untuk melaksanakan program normalisasi Sungai Krukut. Kurva WTA ini menggambarkan hubungan tingkat WTA yang diinginkan Rpm 2 dengan jumlah responden yang bersedia menerima pada tingkat WTA tersebut orang. Berdasarkan jawaban responden, didapatkan kurva WTA yang dapat dilihat pada Gambar 14. Sumber: Data primer diolah Gambar 14. Dugaan Kurva WTA Responden di Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang Tahun 2011 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 1 3 5 7 13 18 24 26 28 33 40 47 50 W T A R p . Jumlah Responden WTA 62 4. Menentukan Total WTA Agregating Data Hasil perhitungan total WTA dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTA responden sebesar Rp 24 279 400 000. Namun, untuk nilai total WTA di dua kelurahan tersebut belum dapat di estimasi karena data jumlah KK dan luas total tanah yang akan tergusur belum tersedia. Proses ini sedang dilakukan inventarisasi oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta dan Panitia Pengadaaan Tanah P2T. Tabel 9. Total WTA Responden di Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang Tahun 2011 No Nilai WTA Rpm 2 Frekuensi Luas tanah m 2 Total Rp 1 1 400 000 1 6 8 400 000 2 1 500 000 2 23 69 000 000 3 1 600 000 2 37 118 400 000 4 1 700 000 2 38 129 200 000 5 1 800 000 6 162 1 749 600 000 6 1 900 000 5 172 1 634 000 000 7 2 000 000 6 155 1 860 000 000 8 2 100 000 2 90 378 000 000 9 2 200 000 2 73 321 200 000 10 2 300 000 5 142 1 633 000 000 11 2 400 000 7 290 4 872 000 000 12 2 500 000 7 592 10 360 000 000 13 2 600 000 3 147 1 146 600 000 Jumlah sampel 50 1927 24 279 400 000 Sumber: Data primer diolah

6.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai