26
4.3.2. Elongasi
Elongasi memiliki bentuk model kuadratik yang direduksi reduced quadratic. Hasil analisis keragaman ANOVA, menunjukkan bahwa model tersebut signifikan p0.05. Lack of fit model
tidak signifikan p0.05. Nilai lack of Fit yang tidak signifikan adalah syarat untuk model yang baik dan menunjukkan adanya kesesuaian data respon dengan model.
R squared model dari elongasi sebesar 0.55 yang menunjukkan bahwa 55 dari data yang ada dapat dijelaskan oleh model tersebut. Nilai predicted R-squared dan adjusted R-squared untuk respon
elongasi adalah 0.35 dan 0.49. Predicted R-squared menunjukkan kemampuan suatu model untuk memprediksi observasi selanjutnya sebesar 35 Chen dan Chen 2009. Model yang mempunyai nilai
adjusted R squared yang besar menunjukkan model yang bagus karena adanya kesesuaian antara data aktual dan prediksi Montgomery et al 2008. Meskipun nilai adjusted R- squared dan predicted R-
squared tidak besar, nilai Adj R-squared dan Pred R-Squared tersebut cukup berdekatan selisih kurang dari 0.2, “reasonable agreement” sehingga dapat dikatakan bahwa model tersebut cukup baik
digunakan untuk memprediksi nilai elongasi. Nilai adequate precision yang lebih besar dari 4
menunjukkan presisi data tersebut baik. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada lampiran 20. Persamaan polinomial untuk respon elongasi adalah:
Elongasi = -18842.75 + 448.78167 A - 2.64027 A
2
Berdasarkan persamaan polinomial tersebut, dapat dilihat bahwa nilai elongasi dipengaruhi oleh suhu dan kuadrat suhu. Elongasi meningkat dengan peningkatan suhu dari 80
o
C ke suhu 85
o
C yaitu dari 162.06 menjadi 227.74. Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Muhandri 2012
mengenai pembuatan mi jagung dengan ekstruder ulir tunggal yang menunjukkan bahwa peningkatan suhu ekstruder dapat meningkatkan elongasi mi jagung. Menurut Muhandri 2012 suhu semakin
tinggi menyebabkan gelatinisasi semakin tinggi. Gelatinisasi yang tinggi pada adonan selama proses ekstrusi menyebabkan kekuatan struktur gel semakin tinggi sehingga mi semakin tinggi elongasinya.
Namun, elongasi menurun dengan peningkatan suhu dari 85
o
C ke 90
o
C yaitu dari 227.74 menjadi 161.41. Penurunan elongasi diduga pada kisaran suhu 85
o
C ke 90
o
C suhu terlalu tinggi yang menyebabkan tekstur mi rusak sehingga elongasi menurun.
Elongasi mi sorgum, spaghetti komersial, dan mi jagung sebesar 227.52, 237, 318.68 Muhandri 2012. Hal ini menunjukkan elongasi mi sorgum lebih kecil dibandingkan elongasi mi
jagung, namun nilainya sudah mendekati elongasi spaghetti komersial. Oleh karena itu, elongasi mi sorgum sudah cukup baik. Grafik normal plot of residuals untuk respon elongasi dapat dilihat pada
lampiran 26. Bentuk permukaan dari hubungan interaksi antar komponen dapat dilihat jelas pada grafik tiga dimensi yang ditunjukkan pada gambar 8.
Gambar 8. Grafik hubungan elongasi dengan suhu dan kecepatan ulir
Design-Expert® Software Elongasi
269.75 108.34
X1 = A: Suhu X2 = B: Kecepatan ulir
80 82.5
85 87.5
90 10
13 15
18 20
100.00 142.50
185.00 227.50
270.00
E lo
n g
a si
A: Suhu B: Kecepatan ulir
27
4.3.3. Kekerasan