Metode Sampling dan Responden

FGD dilakukan pada 6 Desember 2010 di SEAFAST Center IPB Baranangsiang. FGD tersebut dihadiri oleh BPOM RI Deputi III, seluruh direktur kedeputian III, dan staf, BSN, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, pihak industri diwakili oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia – GAPMMI, Pusat Informasi Produk Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia – PIPIMM, dan Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia – ASRIM, akademisi dari peneliti SEAFAST Center IPB, dan konsumen yang diwakili oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI. Daftar peserta yang mengikuti FGD dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.3.4. Survei

Survei dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada lembaga terkait untuk menjaring pendapat dan penilaian terhadap perumusan dan pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan di Indonesia dengan lebih mendalam. Pertanyaan pada kuesioner dikembangkan berdasarkan prinsip perumusan dan pengembangan standar yaitu: Transparan, Terbuka, Konsensus dan tidak memihak, Efektif dan relevan, Koheran, dan Berdimensi pengembangan. Standar dan peraturan di dalam kuesioner digunakan istilah yang sama yaitu “Standar”.

A. Metode Sampling dan Responden

Metode sampling yang digunakan pada survei ini adalah purposive sampling, yaitu sampelcontoh dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian Mantra dan Kasto, 2008. Metode sampling dilakukan dengan cara mengambil contoh yang sesuai dengan sifat-sifat populasi. Responden yang akan dijadikan contoh harus diketahui sifat-sifatnya dan diusahakan memiliki sifat yang sama dengan sifat populasi. Metode sampling tersebut dilakukan dengan memilih responden yang terlibat dan berperan dalam pengembangan standar dan peraturan di Indonesia. Responden adalah lembaga dan perorangan yang memiliki sifat, peran, dan tugas masing-masing yang telah diketahui sebelumnya dalam pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan.Survei dilakukan kepada 4 kelompok besar responden, yaitu pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga konsumen. Pembagian kelompok responden tersebut berdasarkan pada rekomendasi Badan Kesehatan Dunia World Health Organization - WHO yang memberikan gambaran bahwa keamanan pangan dapat diwujudkan secara simultan oleh 3 pilar, yaitu: pemerintah, industri, dan konsumen. Selain itu, pada survei ini dibagi 1 kelompok lagi yaitu akademisi. Hal ini sejalan dengan acuan yang dibuat oleh CAC bahwa pihak yang berkepentingan dalam perumusan standar keamanan pangan terdiri atas pemerintah, industri, konsumen, dan akademisi. Pada survei penelitian ini yang menjadi populasi sampling adalah lembaga pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga konsumen. Populasi sasaran pada survei ini adalah individu yang pernah terlibat atau paham akan sistem standardisasi produk pangan. Kuesioner disebarkan melalui pos, fakstelefon, email, dan secara langsung yang disertai dengan surat pengantar. Jumlah kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Kuesioner yang Digunakan untuk Survei Kelompok Jumlah Kuesioner Disebar Jumlah Kuesioner Terisi Kuesioner Terisi Pemerintah 44 23 52 Industri 39 23 59 Akademisi 13 7 54 Lembaga KonsumenMasyarakat 17 8 47 Total 113 61 54 Responden berasal dari berbagai daerah, yaitu dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Secara lengkap profil responden yang berpartisipasi dalam kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 7.

B. Pengolahan dan Analisis Data