Pelanggaran maksim pelaksanaan Pelanggaran Prinsip Kerjasama

24 menginterpretasikannya. Non-conventional implicatures implikatur percakapan, Cutting 2008: 34 mengemukakan bahwa the meaning conveyed by speakers and recovered as a result of the hearer‟s inferences is known as conversational implicature. Makna yang disampaikan oleh pembicara dan ditemukan sebagai hasil dari kesimpulan pendengar dikenal sebagai implikatur percakapan. Berdasarkan uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa implikatur memiliki maksud 1 menyatakan kepedulian, 2 menyatakan kagum, 3 mengganggu orang lain, 4 membanggakan diri sendiri, 5 mengejek, 6 memberikan penawaran, 7 mengaburkan informasi, 8 menyatakan rasa marah, 9 menyatakan tujuan kedatangan, 10 mencairkan suasana, 11 menutupi informasi, 12 menyatakan ketidakpedulian, 13 mengalihkan pembicaraan, dan 14 menyanggah, yang akan dijadikan acuan dalam pembahasan.

E. Konteks

Dalam komunikasi antara penutur dan mitra tutur harus saling memahami apa yang sedang dibicarakan. Percakapan tidak akan berjalan dengan lancar apabila penutur dan mitra tutur tidak tidak saling memahami situasi dan apa yang menjadi topik pembicaraan saat percakapan berlangsung. Hal ini disebut dengan konteks. Cutting 2008: 2 mengungkapkan bahwa context is analysing the parts of meaning that can be explained by knowledge of the physical and social world, and the socio-psychological factors influencing comunication, as well as the knowledge of the time and place in which the words are uttered or written. Konteks adalah menganalisis bagian makna yang bisa dijelaskan oleh pengetahuan tentang fisik dan dunia sosial, dan faktor-faktor sosio-psikologis 25 yang mempengaruhi komunikasi, serta pengetahuan tentang waktu dan tempat di mana kata-kata itu diucapkan atau tertulis. Menurut Cutting 2008: 5, terdapat tiga macam konteks untuk diamati, yaitu situational context, background knowledge context, dan co-textual context. The situational context atau konteks situasi adalah situasi di mana interaksi berlangsung pada saat berbicara. The background knowledge atau latar belakang pengetahuan terdapat dua bagian, yaitu cultural pengetahuan umum tentang kehidupan yang kebanyakan orang bawa dalam pikiran mereka, dan interpersonal pengetahuan spesifik dan pribadi mengenai sejarah diri penutur itu sendiri. Co-text context konteks dari teks itu sendiri. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa konteks adalah uraian yang mendukung kejelasan suatu makna situasi yang berhubungan dengan percakapan. Konteks dapat meliputi penutur dan mitra tutur, bentuk dan isi ujaran, maksud dan tujuan ujaran, waktu dan tempat berlangsungnya tuturan, serta cara dan nada tuturan.

F. Komponen Tutur

Dalam kaitannya dengan konteks terdapat komponen situasi ujar mengenai komponen yang melatar belakangi suatu percakapan. Hymes 1974: 62 mengemukakan delapan komponen yang dianggap melatarbelakangi suatu percakapan, yaitu SPEAKING. S : setting and scene, setting meliputi tempat dan waktu terjadinya tuturan. Sementara scene meliputi situasi tempat dan waktu suasana pembicaraan.