122
4. Motivasi Masyarakat Pancoh dalam Mengembangkan Desa Wisata
Sebagai masyarakat
Pancoh yang
menjadi pelopor
dalam mengembangkan dan menghidupkan kembali Desa Wisata Pancoh, anggota
Pokdarwis Pancoh memiliki beberapa motivasi dari dalam yang menjadi keinginan kuat atau alasan mengapa mereka mau ikut terlibat bahkan
berjuang dalam mengembangakan Desa Wisata Pancoh, yang menjadi motivasi dari beberapa anggota Pokdarwis Pancoh dalam mengembangkan
Desa Wisata Pancoh diantaranya : 1
Karena ada keinginan dari diri sendiri untuk ikut terlibat dalam mengembangkan Desa Wisata Pancoh
2 Agar Desa Wisata Pancoh lebih maju dan terkenal didaerah lain
3 Ingin menambah relasi atau teman diluar Desa Pancoh
4 Memberdayakan masyarakat Pancoh dengan hasil dari pengembangan
Desa Wisata 5
Agar masyarakat Pancoh mau terlibat dalam mengembangkan Desa Wisata Pancoh
6 Ada keinginan untuk mensejahterakan masyarakat Pancoh dibidang
ekonomi Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh beberapa anggota Pokdarwis Pancoh
:
123
Bapak “NJ” selaku salah satu anggota Pokdarwis Pancoh : “ya karena ingin memajukan desa, biar desa ini itu terkenal didaerah
lain kan gitu, kalo dari segi ekonomi ya terus terang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, karena Desa Wisata kan jelas ada
stimulusnya to, terus motivasi lain ya itu biar banyak relasi, dengan adanya ini kan istilahnya jadi saling menghubungkan antara Desa
Wisata yang satu dengan Desa Wisata yang lain saling sinergi .....”. Bapak “NT” selaku ketua Pokdarwis Pancoh :
“awalnya memang saya agak malas dan gak tahu, tapi ketika saya sering mengikuti pertemuan-pertemuan diluar saya menjadi tergerak,
motivasi saya gak tinggi mbak yang penting masyarakat yang target saya tadi 75 mau tergerak, walaupun bagi masyarakat kebanyakan
mengembangkan Desa Wisata itu masih menjadi pekerjaan sambilan tapi bagi saya dan keenam rekan saya ini bukan pekerjaan sambilan,
perlu pemikiran khusus, perhatian kita, karena ini harus bener-bener
kita kelola .....”. Ibu “SY” selaku wakil ketua Pengelola Desa Wisata Pancoh :
“kalo saya cuma sederhana kok mbak, rejeki sedikit yang penting merata dengan tetangga, rejeki sedikit yang penting semua merasakan
itu beda kalo banyak tapi cuma segelintir orang, mending sedikit tapi semua merasakan, kalo motivasi saya cuma itu kok, iya saya intinya
kesana memberdayakan masyarakat, ya paling enggak saya ini kan lahir disini ya paling enggak lah des
aku harus bagus”. Selain motivasi dari anggota Pokdarwis Pancoh, ada juga beberapa
motivasi dari masyarakat Pancoh yang terlibat dalam pengembangan Desa Wisata Pancoh, sebagian besar motivasi mereka yaitu karena ada keinginan
dan harapan untuk kedepannya Desa Wisata Pancoh semakin berkembang, dan
kunjungan wisatawan
semakin meningkat.
Dengan semakin
berkembangnya Desa Wisata Pancoh harapannya masyarakat Pancoh semakin sejahtera baik di bidang ekonomi maupun bidang lain, tercipta lapangan
pekerjaan sendiri tanpa masyarakat Pancoh harus mencari ke luar Desa
124
Pancoh. Untuk saat ini, ekonomi bukanlah tujuan utama masyarakat Pancoh dalam mengembangkan Desa Wisata, akan tetapi saat ini harapan dan
motivasi sebagian besar masyarakat Pancoh yang terlibat dalam pengembangan Desa Wisata yaitu agar Desa Wisata Pancoh tersebut semakin
berkembang dan masyarakat Pancoh pada umumnya semakin sadar dengan potensi wisata yang ada dan tergerak untuk terlibat dalam pengembangan
Desa Wisata Pancoh, walaupun pada akhirnya kesejahteraan ekonomi masyarakat Pancoh menjadi tujuan akhir dari pengembangan Desa Wisata
tersebut. Saat ini, Desa Wisata Pancoh masih dalam taraf berkembang, sehingga fokus masyarakat Pancoh bukan semata-mata karena faktor
ekonomi tetapi lebih kepada bagaimana agar Desa Wisata Pancoh tersebut semakin maju dan berkembang. Hal tersebut seperti pendapat dari beberapa
masyarakat Pancoh yang mendukung dengan adanya Desa Wisata, salah satunya ada ibu “WH” :
“kalo saya ya kepinginnya desa pancoh itu lebih maju dari yang dulu- dulunya biar itu apa orang-orang itu tau kalo tinggalan orang-orang tua
dulu itu biar tau kalo dipancoh itu ada tinggalan nenek moyang ada yang kaya gitu asli gitu, kalo dari segi ekonomi sih ya pengen
”. Hal itu juga diperkuat pendapat dari bapa
k “SM” : “motivasi saya ya itu kalo bisa biar tambah rame, biar pemasukan
banyak, kan kalo rame pemasukan banyak, kalo saya ya faktor ekonomi itu, masalahnya kan kalo tiap rumah ada yang nempatin kan dapat
berapa ya satu kali nginep, itu kan bisa untuk tambahan masyarakat, disamping itu jua rumahnya jadi banyak tamu, yang dulunya gak pernah
ada tamu dari mana-mana sekarang jadi rame, jadi bisa tukar pikiran
”. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa motivasi dari
sebagian masyarakat Pancoh saat ini dalam mengembangkan Desa Wisata
125
karena adanya motif berprestasi dan motif sosial yaitu berharap kedepannya Desa Wisata Pancoh semakin berkembang dan kunjungan tamu semakin
meningkat. Saat ini Desa Wisata Pancoh masih dalam taraf berkembang sehingga faktor ekonomi bukan menjadi tujuan utama, walaupun pada
akhirnya kesejahteraan ekonomi masyarakat Pancoh menjadi sebuah tujuan setelah Desa Wisata Pancoh mengalami perkembangan bahkan sampai taraf
maju. Berdasarkan kajian teori yang sudah dipaparkan dalam BAB II,
dikatakan bahwa dalam sebuah kelompok, setiap individu adalah aktor atau pelaku yang harus memainkan perannya masing-masing, kelompok dalam
sebuah komunitas besar atau masyarakat dapat memainkan perannya sebagai agen perubahan di masyarakat, sama halnya dengan anggota Pokdarwis
Pancoh yang sudah berperan dalam mengajak dan meningkatkan motivasi masyarakat Pancoh untuk dapat turut serta dalam mengembangkan Desa
Wisata Pancoh. Sesuai tujuan dari Kemenpar bahwa maksud dari pembentukan Kelompok Sadar Wisata ini yaitu mengembangkan kelompok
masyarakat yang dapat berperan sebagai motivator, penggerak serta komunikator dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian masyarakat
di sekitar destinasi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata agar dapat berperan sebagai tuan rumah yang baik bagi berkembangnya kepariwisataan,
serta memiliki kesadaran akan peluang dan nilai manfaat yang dapat dikembangkan dari kegiatan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat.
126
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dilapangan Pokdarwis Pancoh lebih banyak melakukan perannya dalam meningkatkan motivasi
berprestasi dan motivasi sosial. Hal tersebut karena Pokdarwis berharap keterlibatan masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata bukan semata-
mata karena faktor ekonomi, tetapi karena Pokdarwis berharap masyarakat Pancoh sadar akan potensi wisata yang dimiliki Desa Pancoh dan masyarakat
tergerak untuk turut serta dalam mengembangkan Desa Wisata pancoh. Hal ini karena Desa Wisata Pancoh masih dalam tahap berkembang, sehingga
yang menjadi fokus utama bukan semata-mata karena faktor ekonomi saja namun bagaimana menjadikan Desa Wisata tersebut berkembang hingga
menjadi Desa Wisata maju. Ketika Pokdarwis berhasil meningkatkan motivasi dan menyadarkan masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata
Pancoh maka hal itu merupakan sebuah prestasi bagi mereka, walaupun pada akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa faktor ekonomi merupakan tujuan
akhir dari pengembangan Desa Wisata tersebut. Menurut teori kebutuhan Maslow seseorang melakukan sesuatu karena
ada motivasi kebutuhan bertingkat. Pemenuhan kebutuhan tersebut dimulai dari tingkat paling bawah yaitu kebutuhan fisiologis, akan rasa aman, sosial,
penghargaan diri dan yang paling atas yaitu aktualisasi diri Hasibuan, 2008 : 104-107 dan Siagian, 2004 : 145-161. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dilapangan Pokdarwis Pancoh lebih banyak melakukan perannya dalam meningkatkan motivasi berprestasi dan motivasi sosial. Hal tersebut
berarti teori yang dikemukakan oleh Maslow yang mengatakan bahwa
127
seseorang melakukan sesuatu itu karena ada motivasi kebutuhan bertingkat tidak selalu dapat dikatakan benar. Jika berdasarkan teori kebutuhan Maslow
seharusnya peran utama yang dilakukan Pokdarwis adalah motivasi ekonomi, namun pada kenyataannya peran utama yang dilakukan Pokdarwis adalah
motivasi berprestasi dan sosial. Menurut teori hierarki kebutuhan Maslow dalam Hasibuan, 2008 :104-
107, ia berpandangan bahwa apabila seseorang memiliki kebutuhan berprestasi maka seseorang tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan
ditingkat bawahnya terlebih dahulu begitupun seterusnya. Hal itu juga bisa dikatakan benar pada suatu kondisi tertentu, akan tetapi berdasarkan hasil
penelitian dilapangan diketahui pada kasus ini bahwa apabila seseorang memiliki kebutuhan berprestasi tidak harus memenuhi kebutuhan ditingkat
bawahnya terlebih dahulu, karena kebutuhan seseorang dalam hidupnya tidak selalu bertingkat akan tetapi beriringan sesuai kebutuhan yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Hal itu akan berlangsung selama seseorang tersebut masih hidup mengingat sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan satu
kebutuhan yang telah dicapai, manusia akan terus berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan yang lainnya.
Peran dari Pokdarwis lebih mengarah pada teori ERG yang dikemukakan oleh Aldefer, teori ini merupakan penyempurnaan dari teori
kebutuhan Maslow. Teori ERG menyatakan bahwa lebih dari satu kebutuhan dapat bekerja pada saat yang bersamaan, itu artinya tidak selalu bertingkat-
tingkat atau berjenjang seperti yang dikemukakan oleh Maslow. Teori ERG
128
menyatakan jika untuk mencapai pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi sulit dicapai, maka keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih rendah
menjadi meningkat Hasibuan, 2008 : 113-114. Teori lain juga mengemukakan hal yang sama, yaitu teori berprestasi dari Mc Clelland tidak
mengklasifikasikan motivasi didalam hierarki, tetapi sebagai keragaman diantara orang dan kedudukan. Menurut Mc Clelland kebutuhan berprestasi
merupakan motif yang secara kontras dapat dibedakan dengan kebutuhan lainnya Uno, 2011 : 47. Sedangkan menurut Herzberg ekonomi bukanlah
menjadi sebuah alat motivasi seperti yang dikemukakan oleh Maslow Hasibuan, 2008 : 110-111.
Dampak positif dengan adanya peran dari Pokdarwis Pancoh yaitu terciptanya iklim pembelajaran antara anggota Pokdarwis Pancoh dengan
masyarakat Pancoh maupun antar masyarakat Pancoh itu sendiri. Masyarakat pancoh menjadi saling belajar mengenai banyak hal terutama yang
berhubungan dengan pengembangan Desa Wisata. Sebagai contoh masyarakat Pancoh yang awalnya tidak begitu paham mengenai
pengembangan Desa Wisata pelan-pelan menjadi paham apa itu Desa Wisata dan bagaimana cara pengembangannya. Selain itu dampak lain yang paling
terlihat yaitu jumlah masyarakat yang bersedia menyediakan kamar untuk dijadikan sebagai homestay juga meningkat. Berikut data homestay Desa
Wisata Pancoh dari tahun ke tahun, tahun 2012 : 5 rumah, tahun 2013 : 28 rumah, tahun 2014 : 45 rumah, tahun 2015 : 55 rumah, dan terakhir tahun
2016 : 65 rumah sumber : Data Homestay Desa Wisata Pancoh tahun 2016.
129
5. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pokdarwis Pancoh dalam