Tinjauan Motivasi Masyarakat Kajian Teori

27 4 Bertindak bersama Acting together, dalam arti pemuda tidak sekedar ikut dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dan menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatannya. 5 Memberikan dukungan Supporting independent community interest dimana pemuda menawarkan pendanaan, nasehat,dan dukungan lain untuk mengembangkan agenda kegiatan.

4. Tinjauan Motivasi Masyarakat

a. Pengertian Motivasi Setiap individu memiliki kondisi mental atau psikologis, dimana kondisi mental tersebut turut berperan dan dapat mempengaruhi aktivitas yang dijalankannya setiap hari. Salah satu kondisi mental tersebut adalah motivasi, motivasi adalah kondisi mental seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Motivasi datang dari dalam diri sesseorang maupun dari luar dirinya, dari luar dirinya disini maksudnya adalah bahwa terkadang seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena ada pengaruh dari luar yang mendorongnya untuk bertindak. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu Adi, 1994:154 dalam Uno, 2009:3. 28 Berbicara tentang motivasi, maka yang hakiki pada setiap orang, menurut pakar dari Barat, motivasi adalah self concept realization, yaitu merealisasikan konsep dirinya. Self concept realization bermakna bahwa seseorang akan selalu termotivasi jika : 1 Ia hidup dalam suatu cara yang sesuai dengan peran yang lebih ia sukai, 2 diperlakukan sesuai dengan tingkatan yang lebih ia sukai, dan 3 dihargai sesuai dengan cara yang mencerminkan penghargaan seseorang atas kemampuannya Arep Tanjung, 2004:13. b. Teori Hierarki Menurut Abraham Maslow Maslow’s Need Hierarchy Theory Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A Theory of Human Motivation, dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943 dalam Hasibuan;, 2008:104-107 dan Siagian, 2004:145-161. Teori ini merupakan kelanjutan dari “Human Sciene Theory” Elton Mayo 1880-1949 yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materill dan nonmateriil. Dasar Maslow Need Hierarchy Theory: 1 Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan, ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba. 2 Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhuan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi. 29 3 Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat hierarchy sebagai berikut : a Physiological Needs kebutuhan fisiologis Physiological Needs kebutuhan fisik = biologis yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling mendasar bukan saja karena setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajalnya, akan tetapi juga karena tanpa pemuasan berbagai kebutuhan tersebut seseorang tidak dapat dikatakan hidup secara normal. Berbagai kebutuhan fisiologis itu berkaitan dengan status manusia sebagai insan ekonomi. b Safety and Security Needs kebutuhan keamanan Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik meskipun aspek ini yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan yang bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang. c Affiliation or Acceptance Needs pemuasaan kebutuhan sosial Manusia adalah makhluk sosial, karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri dari empat kelompok, yaitu :  Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja sense of belonging. 30  Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting sense of importance.  Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.  Kebutuhan akan perasaan ikut serta sense of participation. d Esteem or Status Needs penghargaan diri Salah satu ciri manusia ialah bahwa dia mempunyai harga diri, karena itu semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Keberadaan dan status seseorang biasanya tercermin pada berbagai lambang yang penggunaannya sering dipandang sebagai hak seseorang. e Self Actualization aktualisasi diri Self actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda satu dengan lainnya. Kebutuhan aktulisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal, yaitu : 31  Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar, pemenuhannya hanya berdasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.  Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus menerus terutama sejalan dengan meningkatnya jenjang karier seorang individu. c. Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg’s Two Factors Motivation Theory Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor, teori itu mendalilkan adanya beberapa faktor yang kalau tidak ada menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan ia gambarkan sebagai faktor kesehatan dan hal-hal yang memuaskan ia gambarkan sebagai motivator. Herzberg berteori, “faktor- faktor kesehatan tidak mendorong minat para pegawai. Akan tetapi jika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal, umpamanya karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang kuat”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan dengan mutu lebih baik. Harapan akan kemajuan, misalnya menyebabkan seseorang bekerja lebih keras meskipun pada waktu yang sama kurangnya harapan semacam itu tidak cukup untuk menyebabkan orang itu meninggalkan pekerjaan Uno, 2011:44. 32 Perbedaan antara Ma slow’s Need Hierarchy Theory dengan Herzberg’s Two Factors Motivation Theory, yaitu : 1 Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia itu terdiri dari lima tingkat Physiological, Safety, Affiliation, Esteem and Self Actualization, sedang Herzberg mengelompokkannya atas dua kelompok Satisfiers and Dissatisfiers. 2 Menurut Maslow semua tingkat kebutuhan itu merupakan alat motivator, sedang Herzberg gaji, upah dan yang sejenisnya bukan alat motivasi, hanya merupakan alat pemeliharaan Dissatisfiers saja, yang menjadi motivator satisfiers ialah yang berkaitan langsung dengan pekerjaan itu. 3 Teori Maslow dikembangkannya hanya atas pengamatan saja dan belum pernah diuji coba kebenarannya, sedang teori Herzberg didasarkan atas hasil penelitiannya Hasibuan, 2008:110-111. d. Teori Prestasi Mc. Clelland Mc. Clelland Achievement Motivation Theory Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat dibedakan dengan kebutuhan lainnya. Kebutuhan berafiliasi hampir sama atau dapat dibedakan sama dengan kebutuhan akan rasa disertakan, cinta, aktivitas sosial yang dikemukakan Maslow. Teori-teori prestasi menyatakan, bahwa motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi, Winardi 2004:81. Tidak seperti Maslow, Mc Clelland tidak mengklasifikasikan motivasi didalam hierarki, tetapi sebagai keragaman diantara orang dan kedudukan. Orang-orang belajar cepat dan lebih baik apabila mereka sangat termotivasi untuk mencapai sasarannya, mereka 33 selalu mau menerima nasihat dan saran tentang cara meningkatkan kinerjanya Uno, 2011:47. Menurut Mc. Clelland ada tiga kebutuhan pokok manusia, yaitu : 1 Kebutuhan Akan Prestasi Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Karena ini akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang optimal. 2 Kebutuhan Akan Afiliasi Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Sebab setiap orang menginginkan : a Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dilingkungan ia hidup dan bekerja sense of belonging. b Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting sense of importance. c Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal sense of achievement. d Kebutuhan akan perasaan ikut serta sense of paticipation. 3 Kebutuhan Akan Kekuasaan Kebutuhan akan kekuasaan ini yang merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi. Ego 34 manusia yang ingin lebih berkuasa dari manusia lainnya sehingga menimbulkan persaingan Hasibuan, 2008:112-113. e. Alderfer‟s Existence, Relatedness and Growth ERG Theory Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Alderfer mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu : 1 Kebutuhan akan keberadaan existence needs Berhubungan dengan kebutuhan dasar termasuk didalamnya physiological needs and safety need dari Maslow. 2 Kebutuhan akan afiliasi relatedness needs Menekankan akan pentingnya hubungan antar individu interpesonal relationship dan juga bermasyarakat social relationship. Kebutuhan ini berkaitan juga dengan love needs dan esteem needs dari Maslow. 3 Kebutuhan akan kemajuan growth needs Adalah keinginan intrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya. Perbedaa teori ERG dengan Maslow needs hierarchy theory, yaitu : a Teori ERG menyatakan bahwa lebih dari satu kebutuhan dapat bekerja pada saat yang bersamaan, artinya tidak selalu harus bertingkat-tingkat atau berjenjang seperti yang dikemukakan Maslow. b Teori ERG menyatakan jika untuk mencapai pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi sulit dicapai, maka keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih rendah menjadi meningkat Hasibuan, 2008:113-114. 35 b. Penggolongan Motivasi Manusia Menurut Handoko 1992:24 ada beberapa penggolongan motif manusia yang sudah banyak dikenal di kalangan orang yang mempelajari psikologi. Penggolongan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1 Motif Primer dan Motif Sekunder Suatu motif disebut motif primer bila dilatarbelakangi oleh proses fisio-kemis di dalam tubuh. Dengan kata lain, motif primer ini tergantung pada keadaan organik individu. Yang termasuk di dalam golongan motif primer ini adalah motif lapar, haus, bersitirahat dan bernafas. Sedangkan motif sekunder tidak bergantung pada proses fisio-kemis yang terjadi di dalam tubuh. Berdasarkan pengertian ini, maka semua motif yang tidak langsung pada keadaan organisme individu dapat digolongkan ke dalam motif sekunder. Ciri lain yang ikut menandai apakah suatu motif termasuk motif primer atau motif sekunder adalah bahwa motif primer bersifat bawaan, tidak dipelajari, artinya tidak ada pengalaman yang mendahuluinya. Sedangkan motif sekunder sangat bergantung pada pengalaman individu. 2 Motif Mendekat dan Motif Menjauh Penggolongan motif menjadi mendekat dan menjauh didasarkan pada reaksi organisme terhadap rangsang yang datang. Suatu motif disebut motif mendekat bila reaksi terhadap rangsang yang datang bersifat mendekati rangsang, sedangkan motif menjauh terjadi bila reaksi terhadap rangsang yang datang sifatnya menghindari rangsang atau menjauhi 36 rangsang yang datang. Rangsang yang menimbulkan reaksi mendekat disebut rangsang positif, sedangkan rangsang yang menimbulkan reaksi menjauh disebut rangsang negatif. 3 Motif Sadar dan Motif Tak Sadar Pembagian motif menjadi motif sadar dan motif tidak sadar semata- mata didasarkan pada taraf kesadaran manusia akan motif yang sedang melatarbelakangi tingkah lakunya. Jika ada seseorang yang bertingkah laku tertentu tetapi orang tersebut tidak dapat mengatakan motif apa yang menggerakkannya, maka motif yang menggerakkan tingkah laku itu disebut motif tidak sadar. Sebaliknya jika seseorang bertingkah laku tertentu dan dia mengerti alasannya berbuat demikian, maka motif yang melatarbelakangi tingkah laku itu disebut motif sadar. 4 Motif Biogenetis dan Motif Sosiogenetis Pembagian motif menjadi motif biogenetis dan motif sosiogenetis didasarkan pada asal motif. Motif-motif biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan kebutuhannya secara biologis. Motif biogenetis sifatnya universal, artinya tidak terikat pada umur, jenis kelamin, suku, daerah dan lain-lain. Motif biogenetis juga tidak terikat pada lingkungan kebudayaan tempat orang hidup dan berkembang, maka motif ini sifatnya asli dan berkembang dengan sendirinya. Sedangkan motif sosiogenetis berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang berada dan berkembang. Motif sosiogenetis timbul sebagai akibat dari interaksi sosial dengan orang atau hasil 37 kebudayaan. Dengan kata lain, motif sosiogenetis bergantung pada hubungan manusia dengan lingkungannya. 5 Motif Tunggal dan Motif Kompleks Penggolongan motivasi menjadi motif tunggal dan motif kompleks gabungan didasarkan pada banyakanya motif yang bekerja di belakang tingkah laku manusia. Bila tingkah laku kita hanya digerakkan oleh satu motif saja, maka motif tersebut disebut motif tunggal. Sebaliknya bila tingkah laku kita digerakkan oleh beberapa motif sekaligus, maka motif yang bersama-sama menggerakkan tingkah laku itu disebut motif kompleks atau motif bergabung. 6 Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik Pembagian motif menjadi motif intrinsik dan motif ekstrinsik didasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan. Tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari luar diri individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik. Sedangkan tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari dalam diri individu disebut tindakan yang bermotif intrinsik. c. Cara Mengukur Motivasi Pada umumnya ada dua cara untuk mengukur motivasi, yaitu : 1 Mengukur faktor-faktor luar tertentu yang diduga menimbulkan dorongan dalam diri seseorang. 2 Mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin menjadi ungkapan dari motif tertentu. 38 Salah satu cara yang lebih tepat untuk mengetahui motif seseorang yang sebenarnya adalah mengamat-amati objek-objek yang menjadi pusat perhatiannya. Objek yang selalu dikejar, dicari, diperhatikan lebih dari yang lain, itulah yang menjadi cermin atas motif yang sedang menguasainya. Ada tidaknya motivasi dalam diri seseorang dapat juga disimpulkan dari beberapa segi tingkah lakunya, misalnya kekuatan tenaga yang ia keluarkan usahanya frekuensinya, kecepatan reaksinya, tema pembicaraannya fantasinya, impian-impiannya dan lain-lain. Tetapi perlu diingat dan disadari bahwa menyimpulkan motivasi berdasarkan tingkah laku tidak selalu mudah dan bahkan bisa sama sekali salah. Mengapa demikian? karena tingkah laku manusia tidak semata-mata ditentukan oleh motivasinya, melainkan juga oleh pengalaman masa lampaunya, cita- citanya, situasi sesaat pada waktu terjadinya tingkah laku, dan yang lebih penting lagi adalah bahwa manusia bisa berpura-pura. Apa yang ia tampilkan dapat terjadi sama sekali berlawanan dengan apa yang sebenarnya ia kehendaki Handoko, 1992:61-62. d. Pengertian Masyarakat Menurut Aguste Comte dalam Abdulsyani, 2012:31 masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam 39 kehidupannya. Menurut Soerjono Soekanto dalam Abdulsyani, 2012:32 menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu : 1 Manusia yang hidup bersama, di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimumnya ada dua orang yang hidup bersama. 2 Bercampur untuk waaktu yang cukup lama, kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan- keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbulah sistem komunikasi dan timbulah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. 3 Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan. 4 Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. 40

5. Tinjauan Pengembangan Desa Wisata