Dalam penelitian ini, pada formula cangkang kapsul ditambahkan Natrium metabisulfit sebagai antioksidan. Natrium metabisulfit dapat digunakan sebagai
antioksidan, pengawet anti mikroba, dan sebagai bahan anti pengcoklatan pada cangkang kapsul Rowe, et al., 2009. Sehingga, dengan adanya natrium
metabisulfit maka warna cangkang kapsul menjadi lebih stabil selama penyimpanan.
Tabel 4.9 Sifat fisik cangkang kapsul alginat yang menggunakan TiO
2
No
dan strip aluminium foil sebagai bahan pengemas
Perlakuan Warna cangkang
kapsul yang menggunakan TiO
2
1. Sebelum penyimpanan
Putih 2.
Penyimpanan pada suhu 30°C, RH 70 selama 3 bulan
Putih 3.
Penyimpanan pada suhu 40°C, RH 75 selama 3 bulan
Mulai kecoklatan
4.2.1.2 Pengamatan Warna Bahan Obat Dalam Cangkang Kapsul
Alginat Warna bahan obat dalam cangkang kapsul alginat selama penyimpanan
terlihat tidak mengalami perubahan warna pada penyimpanan suhu 30°C dan suhu 40°C selama 3 bulan. Pengamatan dilakukan secara visual.
1 2
3
Gambar 4.2 Warna bahan obat dalam cangkang kapsul alginat yang
menggunakan TiO
2
dan disimpan dalam bahan pengemas berupa aluminium foil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan : 1 Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan
2 Aspirin dalam kapsul alginat pada penyimpanan suhu 30°C, RH 70 selama
3 bulan 3 Aspirin dalam kapsul alginat pada penyimpanan suhu 40°C, RH 750
selama 3 bulan
Pada penyimpanan kapsul alginat menggunakan TiO
2
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas dapat kita ketahui bahwa warna bahan obat Aspirin dalam kapsul alginat yang menggunakan pengemas alumium
foil tidak berubah selama penyimpanan. dan disimpan dalam
bahan pengemas berupa aluminium foil dapat dilihat bahwa warna bahan obat Aspirin tidah berubah warna pada penyimpanan suhu 30°C, RH 70 selama 3
bulan, dan pada suhu 40°C, RH 75 pada penyimpanan selama 3 bulan juga tidak terjadi perubahan warna. Menurut Ditjen POM 1995, pemerian Aspirin
adalah hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering; di dalam
udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.
4.2.1.3 Uji Kerapuhan
Untuk uji kerapuhan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu cangkang kapsul kosong dan cangkang kapsul yang berisi bahan obat dimana masing-masing
kelompok terdiri dari 6 cangkang kapsul. Cangkang kapsul tersebut disimpan pada suhu 30°C, RH 70 dan suhu 40°C, RH 75 selama 3 bulan.
4.2.1.3.1 Cangkang Kapsul Kosong
Untuk uji kerapuhan ini, pada cangkang kapsul kosong dijatuhkan beban 50 g dari ketinggian 10 cm dimana beban 50 g ini diibaratkan sebagai tekanan yang
terjadi saat membuka kemasan kapsul. Kapsul dikatakan rapuh apabila setelah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dijatuhkan beban, cangkang kapsul retak atau pecah Nagata, 2002. Kapsul akan rapuh jika kadar uap air yang dikandungnya sedikit. Sebaliknya jika kadar uap
airnya terlalu banyak, kapsul cenderung akan melunak. Dari 6 cangkang kapsul kosong yang diuji, tidak terdapat kapsul yang rapuh,
terlihat pada Gambar 4.3 berikut ini:
a b
Gambar 4.3 Uji Kerapuhan cangkang kapsul kosong penyimpanan 3 bulan pada
suhu 30°C, RH 70 Keterangan:
a Sebelum uji kerapuhan b Sesudah uji kerapuhan
Demikian juga hasil uji kerapuhan untuk masing-masing 6 cangkang kapsul kosong penyimpanan pada suhu 40°C, RH 75 setelah 3 bulan tidak menunjukan
kerapuhan, dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini:
a b
Gambar 4.4
Uji Kerapuhan cangkang kapsul kosong penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan: a Sebelum uji kerapuhan
b Sesudah uji kerapuhan 4.2.1.2.2.2 Cangkang Kapsul Berisi Uji Ketahanan Terhadap Tekanan
Pada uji ini, cangkang kapsul yang telah diisi dengan Aspirin, dan laktosa ditekan dengan beban 2 kg. Beban 2 kg diibaratkan sebagai tekanan yang
mungkin terjadi selama proses pengisian sampai dengan pengemasan kapsul. Dalam sekali produksi, dapat dihasilkan beribu-ribu kapsul dimana kapsul yang
telah diisi dapat tertekan oleh kapsul lainnya sebelum pengemasan. Akibatnya jika kapsul rapuh, maka isi kapsul dapat keluar Nagata, 2002.
Dari 6 cangkang kapsul yang diuji, tidak terdapat cangkang kapsul yang menunjukkan kerapuhan, terlihat pada Gambar 4.5 berikut:
a b
Gambar 4.5
Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi penyimpanan 3 bulan suhu 30°C, RH 70
Keterangan: a Sebelum uji kerapuhan
b Sesudah uji kerapuhan
Dari hasil uji kerapuhan diketahui bahwa cangkang kapsul tidak menunjukkan kerapuhan, tetapi bentuk kapsul berubah menjadi pipih.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Demikian juga hasil uji kerapuhan untuk masing-masing 6 cangkang kapsul berisi penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 setelah 3 bulan tidak
menunjukan kerapuhan, terlihat pada Gambar 4.6 berikut:
a b
Gambar 4.6 Uji kerapuhan cangkang kapsul berisi penyimpanan 3 bulan pada
suhu 40°C, RH 75 Keterangan:
a Sebelum uji kerapuhan b Sesudah uji kerapuhan
4.2.1.4 Uji Waktu Hancur Disintegrasi
Cangkang kapsul mula-mula diisi dengan bola besi Gambar 4.7a dan 4.7b di mana bola besi ini berfungsi sebagai bahan pengisi yang tetap berada dalam
cangkang kapsul dan tidak mengembang, larut atau berubah keadaannya dalam kondisi apapun, sehingga tidak ada pengaruh bahan pengisi terhadap waktu
hancur cangkang kapsul Chiwede, dkk., 2000. Selama 2 jam dalam medium HCl 0,1 N, cangkang kaspul kalsium alginat
tidak pecah dalam medium tersebut Gambar 4.7c. Hal ini berarti kaspul kalsium alginat tidak pecah pada pH lambung, tetapi disini terjadi pengembangan diameter
cangkang kapsul dengan persen pengembangan rata-rata untuk cangkang kapsul mula-mula adalah 16,42 dengan cakram dan 5,97 tanpa cakram. Untuk
cangkang kapsul setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10,66 dengan cakram dan 3,49 tanpa cakram. Untuk cangkang kapsul setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 adalah 9,03 dengan
cakram dan 1,99 tanpa cakram. Selain terjadi pengembangan diameter, cangkang kapsul juga menjadi
sedikit lebih lunak. Hal ini karena sebagian Ca pada cangkang kapsul lepas ke dalam medium HCl 0,1 N Bangun, dkk., 2005.
Setelah dalam HCl 0,1 N selama 2 jam, disintegrasi cangkang kapsul dilanjutkan dalam medium dapar fosfat pH 6,8. Cangkang kapsul kalsium alginat
pecah dalam medium ini, dengan terlebih dahulu terjadi pengembangan diameter cangkang kapsul sebelum akhirnya cangkang kapsul pecah Gambar 4.7d. Waktu
hancur rata-rata kapsul alginat mula-mula dengan dan tanpa cakram berturut-turut adalah 10,88 menit dan 17,55 menit. Waktu hancur rata-rata kapsul alginat setelah
penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 dengan dan tanpa cakram berturut-turut adalah 14,15 menit dan 19,05 menit. Waktu hancur rata-rata kapsul
alginat setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 dengan dan tanpa cakram berturut-turut adalah 14,85 menit dan 19,95 menit.
a b
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c d
Gambar 4.7 Pengamatan Cangkang Kapsul pada Uji Waktu Hancur
Keterangan : a Bola besi Ø 2,94 mm dan cangkang kapsul kosong b Cangkang kapsul mula-mula berisi bola besi
c Cangkang kapsul setelah 2 jam dalam HCl 0,1 N cangkang kapsul mengembang dan sedikit melunak
d Cangkang kapsul yang pecah dalam dapar fosfat pH 6,8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.10
Waktu Hancur Cangkang Kapsul Alginat dan Tablet Salut Enterik Ascardia
No Jenis Pengembangan Kapsul
Setelah 2 Jam di Medium Lambung pH
1,2 Waktu Hancur di
Medium Dapar pH 6,8 menit
Tanpa Cakram
Dengan Cakram
Tanpa Cakram
Dengan Cakram
1 Cangkang Kapsul
Alginat Mula-Mula 5,97
13,42 13,55
10,88
2 Cangkang Kapsul
Alginat Setelah Penyimpanan 3 Bulan
pada Suhu 30 3,45
C, RH 70
10,45 19,05
14,15
3 Cangkang Kapsul
Alginat Setelah Penyimpanan 3 Bulan
pada Suhu 40 1,99
C, RH 75
8,51 19,95
14,85
4 Tablet Salut Enterik
Ascardia -
- 5,79
5,58
4.2.1.5 Uji Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat 4.2.1.5.1 Uji Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat yang Menggunakan
TiO
2
Uji pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum dan setelah penyimpanan suhu 30°C, RH 70 dan suhu 40°C, RH 75 selama 3 bulan
dilakukan dengan medium lambung buatan pH 1,2 selama 2 jam 120 menit dan kemudian dilanjutkan dengan medium usus buatan pH 6,8 selama 1,5 jam 90
menit. dalam Pengemas Aluminuim Foil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.1.5.1.1 Laju Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat Sebelum
Penyimpanan dan Setelah Penyimpanan 3 Bulan pada 30°C, RH 70
Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti sebelum dan setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 terlihat
sedikit perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8
Pengaruh penyimpanan terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan selama 3
bulan pada suhu 30°C, RH 70
Pada Gambar 4.8 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0,01 dan pada menit ke-
135 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 pada menit
ke-120 terdisolusi sebanyak 0 dan pada menit ke-135 cangkang kapsul mulai pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210 kapsul alginat sebelum
penyimpanan mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,12 dan kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 mengalami
pelepasan Aspirin sebanyak 101,66. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspirin dalam kapsul alginat sebelum dan setelah penyimpanan pada suhu
-20 20
40 60
80 100
120
30 60
90 120
150 180
210
K u
mu la
ti f
Waktu menit
Mula-mula Setelah 3 Bulan
pH 1,2 pH 6,8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30°C, RH 70 dapat memenuhi persyaratan USP XXX 2007 sebagai sediaan delayed release
, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat, yaitu tidak kurang dari 80 Q dalam waktu 90 menit.
Pada pengujian ini cangkang kapsul alginat tidak pecah di dalam lambung, disebabkan karena terjadinya pelepasan kalsium sehingga terbentuknya gel pada
kapsul alginat yang akan membentuk asam alginat yang bersifat hidrofobik. Keadaan kapsul alginat yang tidak pecah dalam medium lambung pH1,2
memberikan keuntungan tercegahnya iritasi lambung Bangun, dkk., 2005. AUC sebelum penyimpanan = 6519,39 mcg ml
-1
. menit dan AUC setelah penyimpanan = 6567,09 mcg ml
-1
4.2.1.5.1.2 Laju Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat Sebelum
Penyimpanan dan Setelah Penyimpanan 3 Bulan pada 40°C, RH 75
. menit. Uji statistik profil pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan selama 3
bulan pada suhu 30°C, RH 70 menggunakan metode Independent t-Test dengan tingkat kepercayaan 95
α = 0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan antara pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah
penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 .
Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti sebelum dan setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 terlihat ada
perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.9.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.9
Pengaruh penyimpanan terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan selama 3
bulan pada suhu 40°C ,RH 75
Pada Gambar 4.9 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0,01 dan pada menit ke-
135 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 pada menit
ke-120 terdisolusi sebanyak 0 dan pada menit ke-140 cangkang kapsul mulai pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210 kapsul alginat sebelum
penyimpanan mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,12 dan kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 mengalami
pelepasan Aspirin sebanyak 101,07. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspirin dalam kapsul alginat sebelum dan setelah penyimpanan pada suhu
40°C, RH 75 dapat memenuhi persyaratan USP XXX 2007 sebagai sediaan delayed release
, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat, yaitu tidak kurang dari 80 Q dalam waktu 90 menit.
AUC sebelum penyimpanan = 6519,39 mcg ml
-1
. menit dan AUC setelah penyimpanan = 5861,73 mcg ml
-1
. menit. Setelah dilakukan uji statistik profil
-20 20
40 60
80 100
120
30 60
90 120
150 180
210
K u
mu la
ti f
Waktu menit
Mula-Mula Setelah 3 Bulan
pH 6,8 pH 1,2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 menggunakan metode
Independent t-Test dengan tingkat kepercayaan 95
α = 0,05 menunjukkan ada perbedaan antara pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan
dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 .
4.2.1.5.1.3 Laju Pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada suhu 30°C, RH 70 dan suhu 40°C, RH 75 setelah penyimpanan selama
3 bulan
Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti pada suhu 30°C, RH 70 dan suhu 40°C, RH 75 setelah penyimpanan selama 3
bulan terlihat ada perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Pengaruh penyimpanan terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul
alginat disimpan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 dan pada suhu 40°C,RH 75
Pada Gambar 4.10 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 pada menit ke-120 terdisolusi
sebanyak 0 dan pada menit ke-135 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada
-20 20
40 60
80 100
120
30 60
90 120
150 180
210
K u
mu la
ti f
Waktu menit
Setelah Penyimpanan 3 Bulan Pada 30C, RH 70
Setelah Penyimpanan 3 Bulan Pada 40C, RH 75
pH 1,2 pH 6,8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
suhu 40°C, RH 75 pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0 dan pada menit ke-140 cangkang kapsul mulai pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210
kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,66 dan kapsul alginat setelah
penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,07. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspirin
dalam kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 dan setelah penyimpanan pada suhu 40°C, RH 75 dapat memenuhi
persyaratan USP XXX 2007 sebagai sediaan delayed release, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat, yaitu tidak kurang dari 80 Q dalam waktu
90 menit. AUC setelah penyimpanan suhu 30
C ,RH 70 = 6567,09 mcg ml
-1
. menit. dan AUC setelah penyimpanan suhu 40
C ,RH 75 = 5861,73 mcg ml
-1
4.2.1.5.2 Pengaruh Penggunaan Titanium Dioksida TiO
. menit. Setelah dilakukan uji statistik profil pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat
setelah penyimpanan 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 menggunakan metode Independent t-
Test dengan tingkat kepercayaan 95
α = 0,05 menunjukkan ada perbedaan antara pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat setelah penyimpanan 3 bulan pada
suhu 30°C, RH 70 dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75.
2
Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat pada
4.2.1.5.2.1 Laju Pelepasan Aspirin dalam cangkang kapsul alginat yang menggunakan TiO
2
dan yang tanpa menggunakan TiO
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti dalam cangkang kapsul alginat yang menggunakan TiO
2
dan yang tanpa menggunakan TiO
2
terlihat ada perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Pengaruh bahan pemburam TiO
2
terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat yang menggunakan TiO
2
dan yang tanpa menggunakan TiO
2
Pada Gambar 4.11 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat tanpa TiO
2
pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 3,45 dan pada menit ke-130 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat
dengan menggunakan TiO
2
pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0 dan pada menit ke-135 cangkang kapsul mulai pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-
210 kapsul alginat tanpa menggunakan TiO
2
mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 100,72 dan kapsul alginat yang menggunakan TiO
2
mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,12. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa aspirin dalam kapsul alginat tanpa menggunakan TiO
2
dan kapsul alginat yang menggunakan TiO
2
dapat memenuhi persyaratan USP XXX 2007 sebagai
-20 20
40 60
80 100
120
30 60
90 120
150 180
210
K u
mu la
ti f
Waktu menit
Added TiO2 Without TiO2
pH 1,2 pH 6,8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sediaan delayed release, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat,yaitu tidak kurang dari 80 Q dalam waktu 90 menit.
AUC kapsul tanpa TiO
2
= 7018,62 mcg ml
-1
. menit dan AUC kapsul dengan TiO
2
= 6519,39 mcg ml
-1
. menit. Setelah dilakukan uji statistik profil
pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat tanpa menggunakan TiO
2
dan yang menggunakan TiO
2
menggunakan metode Independent t-Test dengan tingkat kepercayaan 95
α = 0,05 menunjukkan ada perbedaan antara pelepasan Aspirin. Sehingga, diketahui bahwa TiO
2
mempengaruhi pelepasan Aspirin dalam cangkang kapsul alginat, di mana dengan adanya TiO
2
4.2.1.5.3 Pengaruh Penggunaan PEG 2 pada Pelepasan Aspirin dalam
, laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat menjadi lebih lambat.
Kapsul Alginat 4.2.1.5.3.1 Laju Pelepasan Aspirin dalam cangkang kapsul alginat yang
menggunakan PEG 2 dan yang tanpa menggunakan PEG
Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti dalam cangkang kapsul alginat yang menggunakan PEG 2 dan yang tanpa
menggunakan PEG terlihat ada perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.12.
-20 20
40 60
80 100
120
30 60
90 120
150 180
210
K u
mu la
ti f
Waktu menit
Without PEG Added PEG 2
pH 6,8 pH 1,2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.12
Pengaruh PEG terhadap pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat yang menggunakan PEG 2 dan yang tanpa menggunakan PEG
Pada Gambar 4.12 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat tanpa PEG
pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0,01 dan pada menit ke-135 cangkang kapsul mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat
dengan menggunakan PEG 2
AUC kapsul tanpa PEG 2 pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0 dan
pada menit ke-135 cangkang kapsul mulai pecah. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210 kapsul alginat tanpa menggunakan PEG mengalami pelepasan
Aspirin sebanyak 101,12 dan kapsul alginat yang menggunakan PEG 2 mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 100,90. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa aspirin dalam kapsul alginat tanpa menggunakan PEG dan kapsul alginat yang menggunakan PEG 2 dapat memenuhi persyaratan USP
XXX 2007 sebagai sediaan delayed release, karena kadar yang diperoleh dapat memenuhi syarat,yaitu tidak kurang dari 80 Q dalam waktu 90 menit.
= 6519,39 mcg ml
-1
. menit dan AUC kapsul dengan PEG 2 = 6970,33 mcg ml
-1
. menit. Setelah dilakukan uji statistik profil pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat tanpa menggunakan PEG
dan yang menggunakan PEG 2 menggunakan metode Independent t-Test dengan tingkat
kepercayaan 95 α = 0,05 menunjukkan ada perbedaan antara pelepasan
Aspirin.Sehingga, diketahui bahwa PEG
4.2.1.5.4 Perbandingan Pelepasan Aspirin dalam Kapsul Alginat Dengan
mempengaruhi pelepasan Aspirin dalam cangkang kapsul alginat, dimana dengan adanya PEG, laju pelepasan Aspirin
dalam kapsul alginat menjadi lebih cepat.
Tablet Salut Enterik Ascardia 4.2.1.5.4.1 Laju Pelepasan Aspirin dalam cangkang kapsul alginat dan tablet
salut enterik Ascardia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti dalam cangkang kapsul alginat dengan tablet salut enterik Ascardia
terlihat ada perbedaan. Dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13
Perbandingan pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat dengan tablet salut enterik Ascardia
Pada Gambar 4.13 terlihat pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0,01 dan pada menit ke-135 cangkang kapsul
mulai pecah. Sedangkan pelepasan Aspirin dalam tablet salut enterik Ascardia pada menit ke-120 terdisolusi sebanyak 0 dan pada menit ke-130 lapisan salut
mulai pecah. Kedua formula ini memperlihatkan perbedaan yang signifikan pada 125 menit pertama dimana p
≥0,05 . Pada menit ke-130 terlihat adanya perbedaan signifikan pada laju pelepasan Aspirin p
≤0,05. Pada menit terakhir yaitu di menit ke-210 kapsul alginat mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 101,12 dan
tablet salut enterik Ascardia mengalami pelepasan Aspirin sebanyak 100,73.
-20 20
40 60
80 100
120
30 60
90 120
150 180
210
K u
mu la
ti f
Waktu menit
Alginate Capsule Ascardia Tablet
pH 6,8 pH 1,2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
AUC kapsul alginat = 6519,39 mcg ml
-1
. menit dan AUC tablet salut enterik Ascardia = 7922,73 mcg ml
-1
4.2.1.6 Penetapan Kadar Aspirin dalam Kapsul Alginat
. menit. Setelah dilakukan uji statistik profil pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat dan tablet salut enterik Ascardia
menggunakan metode Independent t-Test dengan tingkat kepercayaan 95 α =
0,05 menunjukkan ada perbedaan antara pelepasan Aspirin.Sehingga, diketahui bahwa laju pelepasan Aspirin dalam tablet salut enterik Ascardia lebih cepat
dibandingkan laju pelepasan dari kapsul alginat.
Penetapan kadar Aspirin dalam kapsul alginat berguna untuk mengetahui kadar Aspirin yang terdapat di dalam kapsul alginat mula-mula sebelum
penyimpanan, dan setelah 3 bulan pada penyimpanan suhu 30°C, RH 70 dan suhu 40°C, RH 75, seperti yang dapat kita lihat pada Tabel 3.11 berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Penetapan Kadar Aspirin dalam cangkang kapsul alginat sebelum penyimpan dan setelah penyimpanan selama 3 bulan pada
suhu 30°C, RH 70, dan suhu 40°C, RH 75 Aspirin 80 mg
No Kondisi penyimpanan
Sebelum penyimpanan Setelah penyimpanan
selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70
Setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu
40°C, RH 75 Jumlah
Aspirin dalam kapsul
mg kadar
Jumlah Aspirin dalam
kapsul mg kadar
Jumlah Aspirin dalam
kapsul mg kadar
1 50,173
100,5 49,305
98,60 47,544
91,61 2
49,977 99,63
49,413 98,80
47,544 91,73
3 50,173
100,5 49,289
98,40 47,704
91,67
Rata- rata
50,108 100,26
49,336 98,60
47,597 91,67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari data di atas diketahui bahwa kadar Aspirin dalam kapsul alginat sebelum penyimpanan adalah 100,26 yaitu 80,21 mg Aspirin, kadar Aspirin
dalam kapsul alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C, RH 70 adalah 98,60 yaitu 78,88 mg Aspirin, dan kadar Aspirin dalam kapsul
alginat setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 40°C, RH 75 adalah 91,67 yaitu mengandung 73,34 mg Aspirin. Menurut USP XXX, Tablet Aspirin
mengandung Aspirin tidak kurang dari 93,0 dan tidak lebih dari 107,0 dari jumlah yang tertera pada etiket. Dengan mengikuti persyaratan di atas untuk
kapsul Aspirin dapat kita ketahui berdasarkan penetapan kadar Aspirin dalam kapsul alginat mula-mula dan setelah penyimpanan pada suhu 30°C, RH 70
selama 3 bulan sebelum memenuhi persyaratan, sedangkan pada suhu 40°C, RH 75 kadar Aspirin turun sehingga tidak memenuhi persyaratan.
Waktu kadaluarsa Aspirin dalam cangkang kapsul alginat yang disimpan pada suhu 30°C, RH 70 adalah
�30 = 2,303
� . log
�� ��
�30 = 2,303
3 . log
100,26 98,60
k
30
t = 0,00555bulan.
�93 = 2,303
� . log
�� ��
�93 = 2,303
0,00555 . log
�� 0,93
��
93
Waktu kadaluarsa Aspirin dalam cangkang kapsul alginat yang disimpan pada suhu 40°C, RH 75 adalah
= 13,08 bulan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
�40 = 2,303
� . log
�� ��
�40 = 2,303
3 . log
100,26 98,60
k
40
t = 0,02986bulan
�93 = 2,303
� . log
�� ��
�93 = 2,303
0,02986 . log
�� 0,93
��
93
4.2.2 Uji Delayed-Release dari Beberapa Formula Cangkang Kapsul
= 2,43 bulan.
Alginat
4.2.2.1 Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Na alginat yang Digunakan Pada Proses Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat
4.2.2.1.1 Laju Pelepasan Aspirin Dalam Cangkang Kapsul Alginat 300-400
cp Dengan Konsentrasi Na-Alginat 4 dan 4,5
Laju pelepasan Aspirin dalam kapsul alginat pada medium pH berganti dalam cangkang kapsul alginat dengan Na alginat 300-400 cp dengan konsentrasi
4 dan 4,5 terlihat ada perbedaan. Untuk cangkang kapsul alginat 300-400 cp dengan konsentrasi 4, jumlah obat yang terlarut adalah 0,06 pada saat 120
menit di medium lambung dan mencapai 90,44 setelah 90 menit di medium usus buatan pH 6,8. Jadi, cangkang kapsul ini memenuhi persyaratan delayed-
release untuk kapsul Aspirin delayed-release. Sementara untuk cangkang kapsul
alginat 300-400 cp dengan konsentrasi 4,5, jumlah obat yang terlarut adalah 0 pada saat 120 menit di medium lambung dan mencapai 52,70 setelah 90 menit
di medium usus buatan pH 6,8. Jadi, cangkang kapsul ini belum memenuhi persyaratan delayed-release untuk kapsul Aspirin delayed-release.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA