7
2.1.4 Metabahasa Semantik Alami MSA
Metabahasa Semantik Alami MSA diakui sebagai pendekatan kajian semantik yang dianggap mampu memberi hasil analisis makna yang memadai dan
dapat diterima oleh semua penutur jati karena parafrasa maknanya dibingkai dalam sebuah metabahasa yang bersumber dari bahasa alamiah Mulyadi dan
Rumnasari K. Siregar 2006:69.
2.2 Landasan Teori
Kajian ini mengggunakan teori Metabahasa Semantik Alami MSA.Teori Metabahasa Semantik Alami MSA merupakan kajian semantik leksikal.Asumsi
dasar teori ini adalah bahwa makna kompleks dapat dideskripsikan dengan menggunakan konfigurasi elemen makna yang lebih sederhana hingga tidak dapat
diuraikan lagi.Teori MSA memiliki beberapa prinsip dasar untuk menghindari terjadinya kekaburan dan keberputaran dalam analisis makna.
Ada tiga konsep teoritis dalam teori Metabahasa Semantik Alami MSA yaitu makna asali semantic primitivesemantic prime,polisemi
takkomposisinon-compositional polysemy,dan sintaksis universal universal syntax.
2.2.1 Makna Asali
Analisis makna akan diskret dan tuntas jika menggunakan perangkat yang disebut makna asali.
Makna asali adalah makna yang tidak dapat berubah dan telah diwarisi manusia sejak lahir atau dengan kata lain , makna kata pertama dari
sebuah kata yang tidak mudah berubah meskipun terjadi perubahan kebudayaan
8
perubahan zaman. Makna asali merupakan refleksi dan pembentukan pikiran yang dapat dieksplikasi dari bahasa alamiah yang merupakan satu-satunya cara
dalam mempersentasikan makna Wierzbicka 1996 dalam Purwo 2000:243. Sebuah tanda tidak dapat dianalisis ke dalam bentuk yang bukan
merupakan tanda itu sendiri.Ini berarti bahwa tidak mungkin menganalisis makna pada kombinasi bentuk yang bukan merupakan makna bentuk itu sendiri.Asumsi
ini berangkat dari prinsip teori semiotik, yaitu teori tentang tanda. Asumsi teori MSA berhubungan dengan prinsip semiotik yang
menyatakan bahwa analisis makna akan menjadi diskret dan tuntas, dalam arti makna sekompleks apapun dapat dijelaskan tanpa perlu berputar-putar
Wierzbicka 1996 dalam Purwo 2000:241.Prinsip tersebut menyatakan bahwa makna tidak dapat dideskripsikan tanpa perangkat makna asali.
Wierzbicka telah mengusulkan sejumlah makna asali berdasarkan penelitian pada sejumlah bahasa di dunia seperti bahasa Cina, Jepang, Inggris,
Aceh, bahasa Aborijin di Australia.
Tabel 2.1 Perangkat makna asali oleh Wierzbicka
KOMPONEN ELEMEN MAKNA ASALI
Substantif AKU, KAMU, SESORANGORANG,
SESUATUHAL, TUBUH Substantif relasional
JENIS, BAGIAN Pewatas
INI, SAMA, LAIN
9
Penjumlah SATU, DUA, SEMUA, BANYAK, BEBERAPA
Evaluator BAIK, BURUK
Predikat mental PIKIR, TAHU, INGIN, RASA, LIHAT , DENGAR
Ujaran UJAR, KATA, BENAR
Tindakan, peristiwa, gerakan, perkenaan
LAKU, TERJADI, GERAK, SENTUH
Keberadaan dan milik ADA, PUNYA
Hidup dan Mati HIDUP, MATI
Waktu BILAWAKTU, SEKARANG, SEBELUM,
SETELAH, LAMA, SEKEJAP, SEBENTAR, SEKARANG ,SAAT
Ruang DI MANATEMPAT, DI SINI, DI ATAS, DI
BAWAH, JAUH, DEKAT, SEBELAH, DALAM Konsep logis
TIDAK, MUNGKIN, DAPAT, KARENA, JIKA Augmentor, intensifier
SANGAT, LEBIH Kesamaan
SEPERTI Sumber :Goddard 2006:12 dalam Mulyadi 2009: 5
2.2.2 Polisemi Takkomposisi