langsung  maupun  tidak  langsung,  dari  usaha  menengah  atau  usaha  besar,  serta  memenuhi beberapa  kriteria  antara  lain:  kekayaan  bersih  Rp.50  juta  sampai  Rp.500  juta  tidak  termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan Rp.300 juta sampai Rp
2,5 milyar.
Pengertian  UMKM  tidak  hanya  mencakup  industri  pengolahan  saja  namun  juga mencakup sektor usaha lain, misalnya perdagangan, kontruksi, pengangkutan, pertanian, jasa dan
lainnya.  Defenisi  lain  mengenai  UMKM    juga  dijelaskan  oleh  BPS  Badan  Pusat  Statistik,  di mana BPS membagi  jenis  UMKM  berdasarkan jumlah tenaga kerja. Menurut  BPS, usaha kecil
identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga IKRT. BPS mengklarifikasikan industri berdasarkan  jumlah  pekerjanya  yaitu:  1  industri  rumah  tangga  dengan  pekerja  1-4  orang;  2
industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; 3 industri menengah dengan pekerja 20-29 orang; 4
industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih Badan Pusat Statistik, 2008.
2.2.1 Peran UMKM dalam Ekonomi
UMKM  memainkan  suatu  peran  yang  vital  didalam  pembangunan  dan  pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dinegara  yang sedang berkembang tapi juga dinegara maju. Memberikan
kesempatan  kerja  dan  sumber  pendapatan  dan  pengurangan  kemiskinan,  dan  pembangunan ekonomi perdesaan. Karena apabila UMKM berjalan dengan baik akan menyerap banyak tenaga
kerja  dan  pendapatan  masyarakat  meningkat.  Pada  tahapannya  akan  mendorong  konsumsi nasional  yang  memacu  produksi  lebih  tinggi  lagi  dan  akan  menjadikan  pendapatan  nasional
menjadi meningkat, sehingga proses pembangunan dapat terus.
Sektor industri bila UMKM tidak berkembang sehingga tenaga kerja tidak terserap dalam sektor  ini  tentu  jumlah  pengangguran  akan  banyak  dan  konsumsi  akan  menurun.  Hal  ini  tidak
Universitas Sumatera Utara
mendorong  bagi  produksi  nasional  dan  tentu  akan  berdampak  pada  penurunan  pendapatan nasional  dan  bisa  berakibat  pada  krisis  ekonomi  yang  berkepanjangan.  Sementara  negara  lain
terus  maju  meninggalkan  krisis  dengan  menjadikan  UMKM  sebagai  dasar  bangunan  ekonomi. Secara kriteria dapat dikelompokkan atas dua pemahaman sebagai berikut :
1.  Ukuran usaha atau jenis kewirausahaannya atau tahap pengembangan usaha. Dalam  hal  ini,  diklasifikasikan  atas  1  self  employment  perorangan;  2  self
employment  kelompok;  dan  3  industri  rumah  tangga,  yang  berdasarkan  jumlah tenaga kerja dan modal usaha. Dari tahap pengembangannya, usaha dapat dilihat dari
aspek pertumbuhan menurut pendekatan efisiensi dan produktivitas, yaitu 1 tingkat survival  menurut  ukurannya  self  employment  perorangan  hingga  industri  rumah
tangga;  2  tingkat  konsolidasi  menurut  penggunaan  teknologi  tradisional  yang diikuti  dengan  kemampuan  mengadopsi  teknologi  modern;  serta  3  tingkat
akumulasi menurut penggunaan teknologi modern yang diikuti dengan keterkaitannya dengan struktur ekonomi maupun industri.
2.  Tingkat penggunaan teknologi Dalam  hal  ini,  usaha  kecil  terdiri  dari  1  usaha  yang  menggunakan  teknologi
tradisional  yang  nantinya  meningkat  menjadi  modern  dan  2  usaha  yang menggunakan  teknologi  modern  dengan  kecenderungan  semakin  menguat
keterkaitannya  dengan  struktur  ekonomi  secara  umum  dan  struktur  industri  secara khusus.
Usaha kecil yang benar-benar kecil dan mikro dikelompokkan atas pengertian:
1.  Usaha kecil mandiri, yaitu tanpa menggunakan tenaga kerja lain;
Universitas Sumatera Utara
2.  Usaha kecil yang mengguanakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri; 3.  Usaha kecil yang memiliki tenaga kerja upahan secara tetap.
Usaha  dengan  kategori  yang  dimaksud  diatas  adalah  yang  sering  dipandang  sebagai usaha  yang  bnyak  menghadapi  kesulitan,  terutama  yang  terkait  dengan  lemahnya  kemampuan
manajerial,  teknologi  dan  permodalan  yang  terbata,  SDM,  pemasaran  dan  mutu  produk,  serta faktor  eksternal  merupakan  hambatan  yang  sulit  diatasi,  yaitu  struktur  pasar  yang  kurang  sehat
dan  berkembangnya  perusahaan-perusahaan  asing  yang  menghasilkan  produk  sejenis  untuk segmen pasar yang sama.
Kebijakan  Pemerintah  tentang  UMKM  sebelumnya  diatur  dalam  Undang-Undang Republik  Indonesia  Nomor  9  tahun  1995  tentang  Usaha  Kecil Lembaran  Negara  Republik
Indonesia  Tahun  1995  Nomor  74, Tambahan  Lembaran  Negara  Tahun  1995  Nomor  3611 kemudian digantikan dengan UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
UMKM. berjalan Eti wahyuni,2005 : 34 .
2.2.2 UMKM Di Sektor Perdagangan