kondisi sulit ekonomi saat ini. Kenaikan harga pakaian ini tentu dilakukan oleh sebagian pedagang untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan adanya kenaikan modal barang.
Tabel 5.28 Distribusi Responden Mengganti Bahan Dagangan Dengan Produk Tekstil
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1. Setuju
2. Tidak setuju
40 100
3. Tidak tahu
Jumlah 40
100
Sumber : Data kuisoner 2016 Berdasarkan data pada tabel 5.28, dapat dilihat distribusi responden terkait mengganti
bahan dagangan dengan produk tekstil lokal secara keseluruhan responden menjawab tidak. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan bahawa pedagang tidak ingin mengganti
barang dagangannya sebab pakaian bekas sudah menjadi mata pencaharian para pedagang selain harganya yang terjangkau oleh konsumen bahkan jauh lebih murah , kualitas yang baik,
modenya yang variatif. Jika ingin bertahan, industri garmen lokal harus memiliki spesialisasi produk dan kualitas yang lebih baik daripada pakaian impor.Prinsip ini menjadi salah satu
amunisi untuk mencari celah pasar di tengah ancaman produk impor pakaian bekas yang merajai
Universitas Sumatera Utara
pasar dunia.Industri tekstil dan produk tekstil menjadi salah satu sektor industri yang mendapatkan kerugian karena adanya perdagangan impor pakaian bekas ini.
Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Penerimaan Kebijakan Larangan Impor Pakaian
bekas Dengan Alasan Yang Telah Dilampirkan Pemerintah No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Setuju 2.
Kurang seetuju 8
20 3.
Tidak setuju 32
80 Jumlah
40 100
Sumber : Data kuisoner 2016 Berdasarkan data pada tabel 5.29, dapat dilihat distribusi responden terkait penerimaan
kebijakan larangan impor pakaian bekas dengan alasan yang telah dilampirkan pemerintah, 32 responden 80 menjawab tidak menerima , 8 responden 20 menjawab kurang menerima.
Berdasarkan pengamatan peneliti, pedagang pakaian bekas merasa keberatan dengan hasil kebijakan larangan impor pakaian bekas, seharusnya pemerintah melakukan pertimbangan
terlebih dahulu sebab pemerintah harusnya memikirkan nasib orang yang tidak berkecukupan uangnya untuk membeli pakaian yang baru. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan
Universitas Sumatera Utara
Kemendag mengeluarkan larangan penjualan impor baju-baju bekas dari luar negeri. Pelarangan impor baju bekas diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang
Perdagangan Impor Barang pelarangan tersebut keluar setalah pemerintah melakukan penelitian dan uji mikrobiologi pada akhir Desember 2014 lalu. Hasilnya, ditemukan bahwa semua pakaian
yang dijadikan sampel mengandung bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan gatal-gatal, bisul, jerawat, bisul, hingga infeksi kelamin.
Tabel 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Upaya Penolakan Kebijakan Larangan Impor Pakaian
Bekas No.
Kategori Frekuensi
Persentase 1.
Setuju 26
65 2.
Kurang setuju 3.
Tidak setuju 14
35 Jumlah
40 100
Sumber : Data kuisoner 2016 Berdasarkan data pada tabel 5.30, dapat dilihat distribusi responden terkait upaya
penolakan kebijakan larangan impor pakaian bekas sebanyak 26 responden 65 menjawab ada dan 14 responden 35 menjawab tidak ada .Berdasarkan pengamatan peneliti, penolakan
kebijakan larangan impor pakaian bekas ini menjadi upaya pedagang pakaian bekas untuk mempertahankan sumber nafkah bagi pedagang juga mencari solusi atas kebijakan larangan
impor pakaian bekas, dan bagi responden yang menjawab tidak, hal ini disebabkan kurangnya
Universitas Sumatera Utara
pemahaman pedagang akan kebijakan larangan impor pakaian bekas. Pelaksanakan upaya penolakan ini juga berguna untuk memberikan respon balasan kepada pemerintah bahwa
pedagang pakaian bekas tidak setuju dengan kebijakan larangan impor pakaian bekas. Pelaksanaan ini bisa berupa aksi demonstrasi atau kegiatan lainnya yang menuntut kebijakan
larangan impor pakaian bekas untuk dicabut.
5.3.3 Partisipasi Responden Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas