Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinearitas

47 Gambar 6.2. Hasil Uji Normalitas P Plot Grafik normal probability plot pada Gambar 6.2. menunjukkan pola distribusi normal dimana data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

6.2.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik Heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala Heteroskedastisitas. Pengujian apakah terdapat gejala heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar hasil output SPSS Situmorang dan Luthfi, 2008. Selanjutnya, pengujian dengan pengambilan keputusan didasarkan Universitas Sumatera Utara 48 Gambar 6.3. Hasil Uji Heterokedastisitas pada : a. Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik point-point yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi Heteroskedastisitas; dan b. Apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pada Gambar 6.3. dapat dilihat hasil uji Heterokedastisitas. Dari Gambar 6.3. terlihat tidak ada pola yang jelas, titik-titik juga menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

6.2.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji Multikolinearitas juga digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear Universitas Sumatera Utara 49 antar variabel independent dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas. Pada riset ini akan dilakukan uji Multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor VIF pada model regresi. Jika VIF lebih besar dari 5 dan nilai tolerance 0.1, maka variabel tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya Ghozali, 2005. Tabel 6.6. Hasil Uji VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.070 .265 -.264 .793 Und_Cust_Expect .396 .122 .343 3.252 .002 .292 3.420 Build_Serv_Partn .289 .085 .250 3.418 .001 .609 1.642 TQM .215 .095 .202 2.273 .020 .412 2.428 Empower_Employ .177 .087 .162 2.035 .044 .513 1.950 a. Dependent Variable: Keputusan_Menginap Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah Berdasarkan Tabel 6.6. hasil uji multikolinieritas dari masing-masing variabel independen diperoleh nilai VIF untuk keempat variabel independen tersebut yaitu Understanding Customer Expectation sebesar 3,420 , Building Service Partnership sebesar 1,642 , Total Quality Management sebesar 2,428 dan Empowering Employees sebesar 1,950 , keempatnya lebih kecil dari 10. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa antara Understanding Customer Expectation, Building Service Partnership, Total Quality Management dan Empowering Employees tidak saling berkorelasi atau tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara 50

6.3. Pengujian Hipotesis