28 c
Penutup diskusi Setelah seluruh kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, seluruh siswa
dengan bimbingan guru merumuskan kesimpulan berdasarkan poin-poin penting dari diskusi yang telah dilakukan. Guru bisa me-review jalannya diskusi dengan
meminta pendapat beberapa siswa sebagai perbaikan untuk diskusi selanjutnya. Dalam pembelajaran diskusi, guru tetap berperan penting sebagai
pengontrol dan pembimbing jalannya diskusi agar diskusi yang dapat berlangsung secara efektif dan mampu menambah pengetahuan, kemampuan serta
keterampilan siswa.
6. Penilaian dalam Diskusi
Diskusi sangat berhubungan dengan keefektifan seseorang dalam berbicara. Dalam penilaian tes diskusi aspek-aspek yang perlu diperhatikan
menurut Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuhdi 2002: 170 adalah sebagai berikut : 1 ketepatan penggunaan struktur bahasa, 2 ketepatan penggunaan
kosakata, 3 kefasihan dan kelancaran menyampaikan gagasan dan mempertahankannya, dan 4 kekritisan menanggapi pikiran yang disampaikan
oleh peserta diskusi yang lain. Hal senada, juga diungkapkan oleh Burhan Nugiyantoro 2012: 420 yang menyebutkan beberapa aspek yang dapat dinilai
pada berdiskusi dan berdebat adalah: 1 keakuratan dan keaslian gagasan, 2 kemampuan berargumentasi, 3 keruntutan penyampaian gagasan, 4
pemahaman, 5 ketepatan kata, 6 ketepatan kalimat, 7 ketepatan stile penuturan, dan 8 kelancaran.
29 Dari beberapa pendapat di atas, peneliti lebih menitikberatkan aspek
penilaian keterampilan diskusi menurut Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuhdi karena aspek penilaiannya lebih menekankan kepada proses pembelajaran di kelas
tinggi pada siswa sekolah dasar. Aspek penilaian terhadap tersebut antara lain sebagai berikut : 1 ketepatan penggunaan struktur bahasa, 2 ketepatan
penggunaan kosakata, 3 kefasihan dan kelancaran menyampaikan gagasan dan mempertahankannya, dan 4 kekritisan menanggapi pikiran yang disampaikan
oleh peserta diskusi yang lain. Proses diskusi yang berjalan efektif dapat diketahui jika siswa mampu mencapai kriteria-kriteria penilaian tersebut ketika diskusi
berlangsung.
C. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Siswa kelas V Sekolah Dasar pada umumnya berusia sekitar 11-12 tahun. Pada usia tersebut seorang anak berada dalam taraf perkembangan masa kanak-
kanak akhir. Piaget Rita, dkk, 2008: 105 masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret. Siswa kelas V sekolah dasar berada dalam perkembangan
tahap berpikir operasional konkret yang lebih cenderung untuk berpikir secara induktif. Berpikir secara induktif dapat diartikan ketika siswa memulai dengan
mengobservasi seputar gejala atau hal yang khusus dari suatu kelompok lalu menarik kemudian ditarik kesimpulan. Pada tahap berpikir operasi konkret siswa
berpikir secara operasional dan logis menggantikan pemikiran intuitif tetapi masih dalam batas situasi yang konkret. Santrock, 2009: 555. Pada siswa kelas lima
sekolah dasar, siswa sudah bisa memecahkan masalah yang bersifat konkret dan
30 mencari hubungannya tapi masih dalam batas hal nyata yang dapat siswa ketahui.
Rita, dkk 2008: 107 mengemukakan bahwa kemampuan berpikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan
memecahkan masalah. Siswa kelas lima sekolah dasar sudah mampu untuk berpikir mencari hubungan, belajar bekerja sama dengan orang lain, mengingat
dan berkomunikasi tidak hanya sekedar berbicara. Sementara itu, Havighurst Desmita, 2011: 35 mengemukakan, tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi : a
menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik,
b membina hidup sehat,
c belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok,
d belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin,
e belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi
dalam masyarakat, f
memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif, g
mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai, dan h
mencapai kemandirian pribadi. Perkembangan bahasa pada siswa kelas V sekolah dasar telah berkembang
seiring berkembangnya pengalaman dan pemikirannya. Perkembangannya itu dimulai dari bayi dari lingkungan keluarga, masyarakat, teman sebaya dan juga
lingkungan sekolahnya. Seperti yang dikemukakan oleh Santrock 2009: 78 bahwa perkembangan perbendaharaan kata terus berlanjut pada tingkat yang
mengagumkan, bagi sebagian besar anak pada usia-usia sekolah dasar. Perkembangan bahasa siswa juga akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggalnya yang berbeda. Siswa belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang telah mereka dengar, lihat dan mereka alami dalam kehidupan sehari-hari
31 sehingga tingkat penguasaan kemampuan berbahasa setiap siswa akan berbeda-
beda Nanang Budiman, 2008: 75. Nanang 2006: 73 mengemukakan, perkembangan bahasa terkait dengan
perkembangan kognitif. Artinya semakin tinggi tingkat kemampuan kognitif siswa tersebut maka akan berkembang pula pemerolehan bahasanya. Proses kognitif
siswa usia 11-12 akan terlibat dengan pemerolehan bahasa seperti mengingat apa yang baru didengar, mengenal kembali apa yang baru didengar, memikirkan yang
diungkapkan, dan mengucapkan apa yang telah tersimpan dalam ingatan. Rita 2008:109 mengemukakan bahwa anak mulai menyadari bahwa komunikasi yang
bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain. Dengan demikian, siswa dalam taraf kanak-kanak akhir sudah tidak
memandang pembicaraan hanya sebatas sebagai latihan verbal namun fungsi berbicara itu sendiri sebagai alat komunikasi yang efektif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan karakteristik siswa kelas V sekolah dasar berada dalam tahap perkembangan
operasional konkret. Siswa kelas V umumnya sudah bisa memecahkan masalah dan mencari hubungannya tapi masih dalam batas hal nyata yang dapat siswa
ketahui. Sementara itu, dari perkembangan bahasa siswa kelas V sekolah dasar masih dalam tahap perkembangan perbendaharaan kata yang terus berlanjut dan
siswa tidak lagi menggunakan keterampilan bahasa hanya sebatas latihan dalam berbicara melainkan sebagai sarana untuk berkomunikasi yang efektif. Hal
tersebut, sesuai dengan karakteristik perkembangan bahasa pada siswa kelas V SD Negeri Widoro, siswa masih dalam tahap mengembangkan kemampuannya dalam
32 menguasai perbendaharaan kata yang semakin luas sehingga siswa belum
menguasai sepenuhnya bagaimana memilih kosa kata yang tepat atau menggunakan kosa kata baru dengan tepat. Selain itu, siswa juga sudah
menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi yang efektif seperti untuk menyampaikan suatu tujuan agar pendengar dapat mengerti dengan maksud
pembicaraannya.
D. Model Active Learning Teknik Formasi Regu Tembak The Firing Line
1. Pengertian Model Pembelajaran