72
Penenelitian ini memiliki kontribusi dalam Bimbingan dan Konseling khususnya bidang pribadi-sosial. Fokus dalam penelitian ini adalah
hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial. Di sini nantinya akan diteliti apakah siswa sudah memiliki konsep diri yang positif yang akan
menjadikan siswa lebih dapat berinteraksi dengan lingkungannya, terutama di lingkungan sekolah. Peran konselorguru BK yang mungkin dapat
dilakukan dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri peserta didik, yaitu membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru, membuat
siswa merasa bertanggung jawab, membuat siswa merasa mampu, mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis, membantu siswa
menilai diri mereka secara realistis, dan mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis.
E. Hubungan antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial
Masa remaja merupakan masa yang labil, dimana mudah bagi remaja untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang dilakukan teman sebaya.
Remaja yang berperilaku sesuai dengan teman sebaya yaitu remaja yang kurang bisa menilai, memandang, dan berpikir tentang dirinya sendiri.
Konsep diri merupakan gambaran yang ada pada diri individu yang berisikan tentang bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi yang
disebut dengan pengetahuan diri, bagaimana individu merasa atas dirinya yang merupakan penilaian diri sendiri serta bagaimana individu
menginginkan diri sendiri sebagai manusia yang diharapkan.
73
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan ntuk berhubungan atau menjalin interaksi dengan orang lain. Interaksi dalam hal
ini dapat berupa interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya atau interaksi dengan masyarakat luas. Bagi remaja, melakukan interaksi
merupakan suatu kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, misalnya mengembangkan konsep diri.
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa terutama pada
remaja. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Agustiani 2009: 138 yang menyatakan konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk
melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya konsep diri terdiri dari tiga sapek yaitu fisik,
psikologis dan sosial. Konsep diri memainkan peranan yang sangat besar dalam membentuk jati diri remaja dan menentukan keberhasilan hidupnya
nanti. Konsep diri ada yang sifatnya positif dan negatif. Individu dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika meyakini dan memandang dirinya
lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu yang konsep
dirinya negatif akan cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Sebaliknya individu dengan konsep diri positif
74
akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukannya demi keberhasilan dan prestasinya.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi konsep diri siswa adalah faktor sosial yaitu pada interaksi sosial siswa dilingkungan sekolah.
Secara pengertian umum, interaksi sosial berlangsung antara satu individu dengan individu yang lain, individu dengan suatu kelompok, serta interaksi
sosial antar kelompok sosial. Interaksi sosial siswa di sekolah meliputi interaksi siswa dengan guru, interaksi dengan karyawan sekolah dan interaksi
siswa dengan siswa. Siswa yang memiliki konsep diri negatif cenderung memiliki sikap
yang cenderung menyerah, tidak percaya diri, merasa dirinya tidak berguna, dan sukar berinteraksi sosial dan hal ini akan mempengaruhi interaksi
sosialnya. Karena siswa tersebut merasa tidak yakin terhadap dirinya sendiri dan sukar untuk berinteraksi sosial maka individu tersebut akan memiliki
kemampuan interaksi sosial yang rendah.
F. Hipotesis