Standar Operasional Prosedur Data Sekunder

8 Pengembangan profesi guru 2.984.400 9 Membantu siswa miskin 1.110.000 10 Pembiayaan pengelolaan BOS 958.800 11 Pembelian perangkat komputer 400.000 Total 27.550.000 Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Dana BOS SDN 1 Ambarita Kec. Simanindo

c. Wewenang

Melalui wawancara yang dilakukan terhadap informan, tugas dan wewenang tim manajemen BOS sudah jelas dijabarkan dalam peraturan menteri pedidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 51 tahun 2011 yang berisi tentang petunjuk teknis penggunaan dana bantuan operasional sekolah dan laporan keunangan bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2012. Namun peneliti juga mengambil satu tambahan informan yaitu dari guru atau wali kelas sebanyak satu orang. Peran guru kelas atau wali kelas dalam hal ini sangat penting, yaitu mengawasi perkembangan murid dikelas setelah adanya aliran dana BOS, serta melihat kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh setiap kelas. Kebutuhan yang mendukung kegiatan belajar mengajar dikelas.

4.1.3 Struktur Birokrasi

a. Standar Operasional Prosedur

Dalam mengimplementasikan Program BOS ini, Dinas Pendidikan kabupaten samosir sudah memiliki Standar Operasional yang resmi. Sehingga sekolah-sekolah dasar yang ada lingkungan kabupaten samosir tidak kebingungan dalam melaksanakan pengelolaan dana BOS serta tahap- tahap yang harus dilaksanakan dalam mengerjakan laporan pertanggung Universitas Sumatera Utara jawaban yang akan diserah kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir. Tim Manajemen BOS Sekolah Dasar Negeri 1 Ambarita kecamatan Simanindo yang menjadi objek penelitian sekaligus menjadi informan dalam penelitian ini melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 yaitu tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dan Laporan Keuangan Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2013. Mekanisme pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah dari tahun ke tahun mengalami perubahan mekanisme. Namun demikian petunjuk penggunaan dana BOS itu sendiri tidak mengalami perubahan. menurut informasi yang didapat dari informan yang diwawancarai peneliti dilapangan, mereka tidak mengalami kebingungan atau masalah dalam mengelola Dana BOS tersebut, berikut kutipan jawaban wawancara yang diperoleh : Dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS telah dipaparkan dengan jelas mengenai mekanisme-mekanisme atau tahap-tahap penggunaan dana BOS. Disitu juga telah dijelaskan tugas dan kewajiban kami sebagai tim manajemen BOS disekolah ini kami.

b. Fragmentasi

Mengenai fragmentasi atau penyebaran tanggung jawab pada Sekolah Dasar Negeri 1 Ambarita, kecamatan simanindo, para informan menyatakan sudah ada pembagian tugas dan beban kerja yang diatur oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab pengelolaan dana BOS disekolah sesuai dengan Universitas Sumatera Utara petunjuk teknis penggunaan dana bantuan operasional sekolah. Hal ini juga didukung ketika peneliti mewawancarai para anggota yang termasuk dalam Tim Manajemen BOS terkait tugas-tugas dan kewajiban dalam pelaksanaan program BOS. Para informan penelitian tersebut mengatakan sudah tercipta kordinasi yang baik dari tugas yang diemban terhadap sesame Tim MAnajemen BOS tingkat sekolah dasar. sehingga tidak ada tumpang tindih tugas yang harus dikerjakan. Dalam pelaksanaan Program BOS ditingkat sekolah dasar, Tim Manajemen BOS sekolah dasar juga berkordinasi dengan pihak lain yang mendukung supaya program bantuan operasional di Kabupaten samosir berjalan dengan baik. Adapun pihak yang turut bekerja sama dengan Tim manajemen BOS sekolah ada TIM Manajemen BOS Kabupaten yang merupakan Tim memantau pelaksanaan Program BOS dikabupaten samosir. Inspektorat jendral pendidikan di kabupaten juga menjadi bagian penting dalam mengawasi pelaksanaan program tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh kepala sekolah dasar negeri 6 salaon toba, kecamatan ronggur nihuta berikut ini, ketika ditanya mengenai kendala yang dialami dalam pelaksanaan program BOS ditingkat sekolah dasar : “kendala yang kami dalam pelaksanaan program BOS ini yakni soal pertanggung jawaban lpj, pembayaran pajak dan ada pihak-pihak lain yang mengintai kegiatan BOS ini. Langkah yang kami buat yaitu konsultasi dengan tim manajemen BOS kabupaten dan tim terkait seperti inspektorat pendidikan kabupaten, supaya jangan terjadi penyimpangan yang tidak disengaja”. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Disposisi Implementor

Dalam pengelolaan dana BOS khususnya pada jenjang pendidikan sekolah dasar negeri 1 ambarita, sikap dari pada pelaksana program dalam hal ini tim manajemen BOS disekolah tersebut menyikapi program terebut dengan baik. Hal ini dapat dimengerti ketika ditanya mengenai tugas dan fungsi yang dilakukan oleh masing-masing anggota Tim manjaemen BOS. Apabila dilihat dalam petunjuk teknis yang tertera pada peraturan menteri pedidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 76 tahun 2012 anggota tim manajemen BOS adalah kepala sekolah, bendahara BOS dan komite sekolah. Namun pada kondisi sesungguhnya ada tambahan anggota diluar petunjuk teknis tersebut, yaitu guru kelas atau wali kelas. Ketika ditanya mengenai respon dan tanggapan anggota Tim manajemen BOS tersebut mengenai Program BOS tersebut, mereka sangat mendukung program BOS ini di sekolah mereka. Dengan adanya program BOS ini masyarakat menjadi sangat terbantu. Hal ini dilihat dari mayoritas penduduk kecamatan simanindo, khusunya ambarita yang menurut mereka adalah petani. Disamping itu menurut keterangan dari informan yang adalah bendahara BOS sekolah dasar negeri 1 ambarita bahwa sudah merupakan tanggung jawab mereka sebagai guru untuk mendidik para murid bahkan tanpa imbalan sekalipun.

4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh peneliti pada masa penelitian adalah laporan penggunaan dan pertanggung jawaban dana Bantuan Operasional Sekolah. Menunjukkan laporan penggunaan dana Bantuan Operasional sekolah Universitas Sumatera Utara merupakan suatu bentuk dukungan sekolah terhadap keterbukaan untuk mengakses informasi. Namun dari beberapa sekolah yang menjadi objek penelitian hanya 3 sekolah yang bersedia memberikan laporan pertanggungjawaban Bantuan operasional Sekolah BOS. Adapun laporan pertanggungjawaban yang peneliti dapatkan adalah laporan pertanggungjawaban bantuan operasional sekolah SDN 2 Nainggolan tahun 2012, rincian penggunaan dana BOS periode oktober-desember tahun 2012 SDN 1 Ambarita Kecamatan Simanindo, serta SDN 5 Aek Sipitu Dai. 4.3 Kendala Dalam Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Berbagai faktor dan pihak-pihak yang berkaitan dalam implementasi suatau program yang mempengaruhi proses implementasi program tersebut menyebabkan tahapan ini menjadi suatu proses yang krusial dan penting untuk diperhatikan. Demikian pula yang dialami Dinas pendidikan Kabupaten Samosir dan sekolah dasar negeri dalam pelaksanaan program bantuan operasional sekolah. Apabila merujuk pada factor-faktor yang mempengaruhi implementasi diatas, ada beberapa kendala yang berpengaruh dalam implementasi program bantuan operasional di tingkat sekolah dasar. Kendala- kendala yang kerap terjadi adalah anggaran, sumber daya pendukung yang kurang memadai seperti peralatan teknis maupun sumber daya manusia. Ketidakkonsistenan instruksi dari dinas pendidikan kabupaten samosir kerap menjadi kendala dalam pengelolaan program disekolah dasar. Kemudian Universitas Sumatera Utara prasarana juga menjadi suatu kendala yang berpengaruh dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah. Dalam pelaksanaan program bantuan operasional sekolah anggaran merupakan hal yang paling mendasar. Setiap kegiatan dalam proses pendidikan membutuhkan dana dan anggaran yang cukup sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Namun dalam hal ini kendala pada anggaran yang dimaksud adalah masih terbatasnya dana untuk peningkatan pengelolaan dana BOS tersebut. Dana tersebut masih terbatas dianggarkan dalam rincian penggunaan dana bantuan operasional sekolah masing-masing sekolah. Akibatnya tidak jarang anggaran tersebut ditambah menggunakan pendapatan guru itu sendiri, yang alhasil mengurangi tingkat kesejahteraan guru tersebut. Yang notabene pada kabupaten samosir prasarana masih belum memadai dan moda angkutan yang jarang menjadikan biaya yang tidak sedikit. Sumber daya yang kurang memadai dalam hal ini adalah perangkat computer yang terbatas yang dimiliki oleh pihak sekolah. Serta terbatasnya kemampuan guru untuk mengoperasikan computer tersebut. Serta rendahnya biaya perawatan alat pendukung tersebut yang kadangkala membuat kerepotan tim manajemen BOS ditingkat sekolah dasar dalam menyusun laporan serta rincian dana penggunaan dana BOS. Diatas dijelaskan bahwa suatu implementasi program akan berjalan dengan dukungan dari sumber daya manusia yang memadai. Peran ganda bahkan lebih yang dilakukakn oleh guru- guru di sekolah dasar kabupaten samosir mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal. Selain menjadi petani yang memang Universitas Sumatera Utara profesi utama selain guru, para guru juga harus disibukkan dengan pengelolaan dana bantuan operasional. Beberapa informan mengatakan ketika penyusunan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan operasional sekolah terjadi inkonsistensi petunjuk dari dinas pendidikan kabupaten samosir. Perubahan petunjuk ini kerap kali membingungkan tim manajemen ditingkat sekolah dasar dalam menyusun laporan pertanggunjawaban penggunaan dana bantuan operasional tersebut. Ada kalanya mereka telah selesai membuat laporan namun akan mengalami perubahan berkali-kali karena petunjuk yang tidak konsisten dari dinas pendidikan kabupaten samosir. Disamping kendala yang telah disebutkan diatas, ada masalah lain yang perlu diperhatikan. Masalah ini terkait dengan sumber daya manusia. Dalam petunjuk teknis penggunaan dana BOS dijelaskan bahwa tim manajemen BOS itu terdiri dari kepala sekolah, bendahara BOS yang berasal dari salah seorang guru disekolah tersebut, kemudian perwakilan orang tua yang berasal dari komite. Universitas Sumatera Utara

Bab V Analisis Data

Dalam bab ini akan disajikan analisis data, yaitu penyusunan secara sistematis data yang telah dihimpun oleh peneliti dilapangan baik itu wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkannya dalam unit-unit dan menyusunnya kedalam pola sehingga dapat dipahami baik itu oleh peneliti sendiri maupun orang lain sampai akhirnya menghasilkan kesimpulan akan fenomena atau permasalahan yang diteliti dan diamati. Pada penelitian ini peneliti melihat Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah pada jenjang pendidikan sekolah dasar melalui 4 variabel, antara lain komunikasi, sumber daya, struktur organisasi serta disposisi. Variabel- variabel tersebut memberikan pengaruh terhadap pelaksanan atau implementasi suatu kebijakan dan program.

5.1 Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah Jenjang