berbeda-beda yang diterima ketika membuat laporan penggunaan dana BOS dari dinas pendidikan. Namun hal itu tidak menjadi penghambat yang berarti
dalam pelaksanaan program BOS di lingkungan Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Samosir.
5.2 Analisis Hubungan Semua Variabel dalam Implementasi Program
Bantuan Operasional Sekolah Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir
Analisis dari masing-masing variable telah penulis paparkan, selanjutnya penulis dalam hal ini akan menganalisis hubungan antar variable yang diteliti
sesuai dengan model implementasi George Edwards III seperti yang tertera pada gambar dibawah ini.
Gambar 5. Hubungan variable dalam Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah jenjang pendidikan Sekolah Dasar Pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Samosir.
Komunikasi
Struktur birokrasi Sumber daya
Disposisi I
M P
L E
M E
N T
A S
I
Universitas Sumatera Utara
George Edward III menjelaskan bahwa tidak ada variable yang berdiri sendiri atau tidak ada variable tunggal seperti yang juga terlihat pada gambar. Tidak ada
variable yang tidak dipengaruhi oleh variable lainnya. Dengan begitu variable- variabel saling mempengaruhi dalam menentukan berhasil atau tidak berhasilnya
proses implementasi. Layaknya seperti sebuah system yang terdiri dari unit-unit system, variable yang mendominasi atau timpang sama sekali akan memberikan
dampak menyeluruh pada keseluruhan proses. Sumber daya menjadi hal yang terutama dalam implementasi kebijakan.
Terutama ketersediaan SDM yang bermutu untuk menjalankan kebijakan tersebut. Baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya seperti dana serta
fasilistas atau sarana dan prasarana. Kemampuan menggunakan Sumber daya manusia yang tersedia secara maksimal dengan mengarahkan komunikasi dalam
koordinasi dengan tiap bagian akan menentukan keberhasilan implementasi kebijakan maupun program. Jika dilihat dari komposisi Tim Manejemen BOS
pada sekolah-sekolah dasar di kabupaten samosir yang tidak terlalu besar sesuai dengan kondisi sekolah yang juga tidak terlalu besar jumlah murid dan kelasnya.
Begitu juga dengan pengelolaan dana BOS yang tergolong sedikit. Pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan harus terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga
guru tidak hanya bidang mata pelajarannya tapi juga bidang pengelolaan dana bantuan operasioanal sekolah.
Petunjuk teknis yang digunakan sebagai SOP seharusnya sudah cukup menjelaskan tahap-tahap dan mekanisme pengelolaan dan implementasi Program
BOS. Namun pihak sekolah dasar yang telah menyusun laporan penggunaan dana
Universitas Sumatera Utara
BOS yang akan diserahkan kepada dinas pendidikan, kerap kali harus mengganti atau memperbaiki laporan yang telah mereka susun. SOP ini hendaknya
dievaluasi dari setiap periode pelaksanaannya dan disesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Tetapi dilain hal petunjuk teknis yang ada berakibat mengurangi
fleksibelitas Tim Manejemen BOS disekolah dalam mengambil tindakan karena penyeragaman tindakan yang diciptakan. Seharusnya Tim Manajemen BOS
sekolah diberi kewenangan untuk menggunakan Dana BOS ini untuk memaksimalkan penggunaan dana BOS diluat SOP yang mengikat, tentunya
dengan laporan yang dapat dipertanggungjawabkan serta selalu didampingi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir sebagai penanggung jawab Program BOS
di kabupaten samosir. Dari sisi variable disposisi atau sikap para pelaksana. Dari analisis variable
disposisi diatas dijelaskan bagaimana sikap para pelaksana menentukan keberhasilan dari suatu kebijakan maupun program yang di implementasikan.
Program BOS dikabupaten samosir mendapat respon yang baik dari para guru sebagai pelaksana program tersebut dan siswa sebagai kelompok sasaran. Tim
manajemen BOS memberikan keterangan bahwa dengan adanya dana BOS ini, tingkat kesejahteraan para guru mengalami peningkatan walaupun tidak begitu
berarti. Sebelum dana BOS turun mereka menjelaskan bahwa menggunakan dana sendiri untuk membiayai beban pengeluaran disekolah, namun dengan adanya
dana BOS tersebut penghasilan mereka tidak harus keluar untuk membiayai keperluan sekolah. Meskipun beberapa guru mengatakan keberatan jika dana BOS
Universitas Sumatera Utara
ditambah karena sulit untuk mempertanggungjawabkannya tapi tidak menggangu pelaksanaan program BOS seutuhnya.
Dengan demikian keempat factor yang disebutkan George Edwards III dalam implementasi Program Bantuan Operasinal Sekolah di Dinas Pendidikan
Kabupaten Samosir jenjang pendidikan sekolah dasar yang dijelaskan oleh peneliti terkait dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Komunikasi yang
baik antara implementor akan didukung oleh SOP dan penyebaran tanggung jawab yang jelas dan tegas batasannya. Kemudian kualitas atau kompetensi Tim
Manajemen BOS harus terus ditingkatkan agar komunikasi terjalin kian baiknya dalam implementasi Program BOS pada jenjang pendidikan sekolah dasar.
Tentunya sikap para Tim Manajemen BOS yang turut mendukung Program BOS ini akan mempengaruhi para guru untuk bersungguh-sungguh menjalankan
perannya dalam mencapai tujuan pelaksanaan Program BOS. Secara keseluruhan Implementasi Program BOS di kabupaten samosir oleh
dinas pendidikan kabupaten samosir dan sekolah – sekolah dasar dipengaruhi oleh factor-faktor diatas yang berkaitan. Perubahan – perubahan kearah yang lebih baik
terus dirasakan oleh Tim Manajemen BOS di sekolah dasar. Adapun kendala- kendala yang kerap terjadi tidak menjadi penghalang pelaksanaan program BOS.
Upaya perbaikan rutin dilaksanakan melalaui kelompok kerja guru yang oleh sekolah-sekolah dasar di kabupaten samosir untuk mengatasi kendala yang terjadi.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui implementasi program bantuan operasional sekolah khususnya pada jenjang pendidikan sekolah dasar
tidak disertai dengan upaya maksimal dalam mengerjakannya. Bahkan seperti
Universitas Sumatera Utara
program-program lain yang dilaksanakan di Indonesia semata untuk mengahabiskan anggaran yang tersedia dan cenderung formalitas semata. Hal ini
dapat dilihat peneliti dari tidak adanya aturan yang menjelaskan sangsi apa yang dikenakan dan bagaiamana sangksi itu berlaku atas Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 tentang Petunjuk teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah dan Laporan Keuangan
Bantuan Operasional Sekolah tahun anggaran 2013.
Universitas Sumatera Utara
Bab VI Penutup
6.1 Kesimpulan