BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesejahteraan masyarakat merupakan suatu hal penting yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia saat ini untuk ditingkatkan. Guna mengangkat
kesejahteraan pemerintah melakukan pembangunan. Pembangunan merupakan kegiatan berkesinambungan, dari yang tidak ada menjadi ada, dari baik menjadi
lebih baik lagi. Pembangunan dilakukan di berbagai sektor, yaitu industri, ekonomi, parawisata, dan pertanian. Hal ini dilakukan guna mengangkat tingkat
kesejahteraan masyarakat. Proses pembangunan di Indonesia tentunya didukung oleh sumber daya
manusia yang terampil dan terdidik sehingga tujuan dari pembangunan dapat tercapai. Untuk mewujudkan SDM yang bermutu, pembangunan dibidang
pendidikan merupakan suatu prioritas yang harus dibangun terlebih dahulu. Pembangunan di bidang pendidikan yang tentunya bukan pembangunan fasilitas
fisik semata, namun juga pembangunan dibidang kepribadian manusia melalui peraturan pemerintah. Seperti yang dikemukakan Todaro
1
1
Todaro, Michael P.1997.Economics Development. Massachusetts : Adison Wesley
, pembangunan juga merupakan suatu proses yang multi dimensional yang menyangkut perubahan-
perubahan penting dalam suatu struktur, sistem sosial, ekonomi, sikap masyarakat, dan lembaga-lembaga nasional, akselerasi pertumbuhan ekonomi,
pengurangan angka pengangguran, dan pemberantasan kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
Proses pendidikan merupakan upaya mewujudkan nilai bagi peserta didik dan pendidik, sehingga unsur manusia yang di didik dan memerlukan pendidikan
dapat menghayati nilai-nilai agar mampu menata perilaku serta pribadi sebagaimana mestinya. Misalnya dalam wacana ke-Indonesiaan pendidikan
berakar dari konteks budaya dan karasteristik masyarakat Indonesia, serta demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Dengan begitu pendidikan
dapat terlaksana dengan baik apabila dilakukan oleh orang-orang yang mampu bertanggung jawab secara rasional, sosial dan moral sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Hal ini diperkuat oleh amanah Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan, “…untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”. Sehingga usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan suatu negara pada masyarakatnya dapat
menunjukkan perubahan yang berarti. Pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni serta tenaga kerja untuk menunjang pembangunan.
Sejatinya hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan
yang berdimensi lokal, nasional dan global. Tilaar
2
2
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia : Strategi Reformasi Pendidikan Nasional, Bandung : Remaja Rosdakarya. Hal : 28
menyebutkan lima rumusan operasional dari hakikat pendidikan, yaitu 1. Pendidikan merupakan suatu proses
berkesinambungan. 2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia. 3. Eksistensi manusia yang memasyarakat. 4. Proses
pendidikan dalam masyarakat yang membudaya. 5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Usaha tersebut dirumuskan berupa kebijakan serta produk undang-undang
maupun peraturan pemerintah. Adapun landasan hukum Pendidikan Indonesia adalah
Undang-Undang Dasar 1945 terutama pasal 31 tentang hak harga Negara mendapat pendidikan serta kewajiban Negara untuk menyediakan pendidikan,
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, PP Nomor 48 tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan. Upaya pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia telah ditempuh melalui berbagai strategi, akan tetapi hasil pembangunan pendidikan Indonesia sampai saat ini masih menjadi “catatan
merah”. Berdasarkan data indeks Pembangunan Manusia
3
Rendahnya indeks pembangunan manusia tersebut, menandakan masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini menciptakan keprihatinan
bagi Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas keberhasilan pembangunan mutu pendidikan di
Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia diukur dari beberapa indicator antara , indikator pendidikan
masih cukup memprihatinkan, terpuruknya kondisi Human Development Index HDI atau Indek Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun 2011 menempati
peringkat 124 dari 187 negara. Hal ini berarti bahwa Indonesia tertinggal jauh di bawah negara ASEAN lainnya seperti Negara Malaysia 61, Negara Thailand
103 dan Negara Philipina 112.
3
http:hdr.undp.orgenmediaHDR_2011_EN_Table1.pdf diakses pada tanggal 23 november 2012
Universitas Sumatera Utara
lain, 1 Penilaian terhadap rata-rata usia harapan hidup, 2 Tingkat keaksaraan atau melek huruf, 3 Lama menempuh pendidikan dan 4 kemampuan daya beli
masyarakat atau pengeluaran perkapita. Kesehatan dan pendidikan, kedua indikator tersebut jelas saling memiliki korelasi yang mengikat, serta mempunyai
pengaruh signifikan terhadap mutu Sumber Daya Manusia. Dengan demikian rendahnya tingkat kesehatan dan rendahnya mutu pendidikan masyarakat
merupakan bukti belum berhasilnya pembangunan Pemerintah Indonesia bidang pendidikan.
Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini kian diperparah dengan dikeluarkannya kebijakan pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak oleh
pemerintah. Tidak hanya sampai sampai disitu, pemerintah juga menaikkan harga BBM yang menyebabkan tingginya tingkat inflasi pada tahun 2006. Hal tersebut
berdampak cukup besar pada sektor pendidikan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka peserta didik putus sekolah karena menurunnya kemampuan
daya beli masyarakat, untuk membeli kebutuhan alat tulis, membayar uang sekolah serta biaya kegiatan sekolah lainnya.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 35,1 juta jiwa atau 15,97 persen. Kondisi ini
memburuk, pada tahun 2006, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 39,3 juta jiwa atau 17,75 persen. Untuk memperkecil dampak kenaikan Harga BBM
dan pengurangan subsidi BBM yang menghambat pembangunan pendidikan, pemerintah Indonesia secara terus-menerus melakukan berbagai upaya.
Upaya tersebut adalah dibuatnya kebijakan PKPS BBM, yaitu program untuk mengurangi dampak atau yang ditanggung oleh masyarakat, khususnya
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang diakibatkan oleh kenaikan harga BBM. Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak tersebut terdiri dari empat bidang
program yaitu untuk bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur perdesaan, dan bantuan langsung tunai. Salah satu program bidang pendidikan adalah Program
Bantuan Operasional Sekolah. Melalui program ini pemerintah memberikan bantuan kepada Sekolah-sekolah setingkat sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama dengan bersedia memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh peserta didik. Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, Sekolah yang
dicakup dalam program ini adalah SDMISDLBsalafiyah setingkat SD dan SMPMTSSMPLBsalafiyah setingkat SMP, baik negeri maupun swasta
4
Program BOS mulai dilaksanakan pada Juli 2005 bersamaan dengan awal tahun ajaran 20052006. Besar dana yang dianggarakan pemerintah untuk
program BOS pada tahun 2005 adalah Rp 5,1 triliun. Pada tahun 2006 angka ini meningkat menjadi Rp 10,2 triliun dan Rp 11,6 triliun tahun 2007
. Besarnya dana BOS yang diterima oleh tiap-tiap sekolah berbeda, karena
didasarkan pada jumlah peserta didik yang berada disekolah tersebut. Tidak ada perbedaan penyaluran dana BOS antara sekolah negeri dan sekolah swasta, namun
perbedaannya hanya dalam pengelolaannya.
5
. Hingga pada tahun 2012 angka ini terus meningkat menjadi Rp. 23,6 triliun
6
4
. Besar biaya BOS periode tahun 2005-2008 yang diterima oleh sekolah belum termasuk untuk BOS
Buku, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan SDSDLB
http:www.smeru.or.idreportresearchBOSBOSInd.pdf diakses pada tanggal 5 Desember 2012
5
www.presidensby.info, Pidato Presiden Republik Indonesia pada awal tahun 2007
6
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 201PMK 072011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Bantuan Operasional sekolah Tahun Anggaran 2012
Universitas Sumatera Utara
Rp252.000siswatahun, SMPSMPLBSMPT Rp. 330.000siswatahun. Sedangkan BOS buku diberikan sejak tahun 2006, untuk SDSDLB Rp 20.000
untuk satu judul buku dan SMPSMPLBSMPT besarnya Rp 30.000 setiap judul buku.
Mekanisme penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah dari tahun 2005 hingga pada tahun 2012 mengalami tiga kali perubahan. Seperti yang
dilansir dari bisnis.com bahwa aliran dana BOS sebelum tahun 2011 langsung ditransfer dari Kementrian Pendidikan Nasional ke rekening sekolah. Namun pada
tahun 2011 mekanisme aliran dana BOS tersebut masuk dulu ke APBD di tingkat kabupaten atau kota, kemudian baru ditransfer kerekening sekolah melalui SKPD
pendidikan kabupaten kota dimasing-masing daerah. Pada tahun 2012 mekanismenya berubah, yaitu dana BOS tersebut ditransfer oleh Kementrian
Keuangan dari kas umum Negara ke kas daerah provinsi. Kemudian ditransfer kerekening masing-masing sekolah dengan ditanda-tanganinya naskah hibah oleh
pemerintah provinsi dengan sekolah negeri atau sekolah swasta penerima dana BOS.
7
Program Bantuan Operasional Sekolah ini berperan dalam mendukung program pendidikan pemerintah wajib belajar 9 tahun. Selain Angka Partisipasi
Sekolah, Angka Partisipasi Murni APM juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program pendididkan. APM merupakan
p
erbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk
usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APM ini
7
http:www.bisnis.comarticlespemerintah-ubah-mekanisme-saluran-dana-BOS-2012 diakses tanggal 12 november 2012 pukul 16.00
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai.
Tabel 1.1 Angka Partisipasi Murni SD dan SMP di Indonesia Tahun 2006-2008 Indikator
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Angka Partisipasi Murni SD
93,54 93,75
93,99 94,37
94,72 90,95
Angka Partisipasi Murni SMP
66,52 66,64
66,98 67,40
67,62 67,98
Sumber : BPS.go.id Sejak dilaksanakannya program bantuan operasional sekolah oleh
pemerintah Indonesia pada tahun 2006 Angka Partisipasi Murni tingkat pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tidak mengalami
peningkatan yang berarti. Justru sebaliknya pada tingkat pendidikan sekolah dasar tingkat APM menjadi turun. Hal tersebut dapat kita amati dari tabel 1.1 tentang
angka partisipasi murni SD dan SMP, yang diolah dari Badan Pusat Statistik. Sementara itu, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 5, ayat 1 menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,” dan pasal 11, ayat
1 menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Namun berbeda kenyataannya dilapangan, masih terdapat penyimpangan serta masalah terkait pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah. Seperti yang dijelaskan Direktur Lembaga Pusat
Universitas Sumatera Utara
Telaah dan Informasi Regional PATTIRO Aceh, Teuku Zulyadi
8
Menurut Transparency International, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Pengelolaan dana BOS juga selalu terkait oleh penggelepan atau korupsi. Seperti yang diberitakan poskupang.com
, bahwa masih banyak sekolah di Provinsi Aceh yang tidak transparan terkait pengelolaan dan
penggunaan dana BOS. hal ini tidak sesuai dengan prinsip tata kelola Negara yang baik Good Governance.
9
Setiap tindakan dilegalkan oleh para pejabat dilingkungan pemerintah daerah. Perilaku koruptif para pejabat seperti penyalahgunaan wewenang serta
pemalsuan tandatangan kerap terjadi terkait pengelolaan Dana BOS demi keuntungan pribadi yang merugikan negara, serta telah melanggar janji dan
sumpah yang telah diterimanya sebagai pejabat Negara. Seperti yang diberitakan tribunpekanbaru.com
, Badan Pemeriksa Keuangan BPK Perwakilan Nusa Tenggara Timur menemukan dugaan penyimpangan dana BOS senilai Rp
355.493.000, di 73 sekolah dasar SD dan 34 Sekolah Menengah Pertama SMP. Penyimpangan dana BOS tersebut terjadi pada tahun anggaran 2010 lalu.
10
8
bahwa Negara mengalami kerugian sebesar 300 juta
http:bongkarnews.comv1view.php?newsid=3338, diakses pada tanggal 23 november 2012
9
http:kupang.tribunnews.commindex.php20120508bpk-temukan-penyimpangan-dana-BOS- rp-355-juta-di-ttu, diakses tanggal 23 november 2012
10
http:pekanbaru.tribunnews.com20120315kasus-penyelewengan-dana-BOS-diknas- serahkan-sepenuhnya-pada-proses-hukum, diakses tanggal 24 november 2012
Universitas Sumatera Utara
rupiah. Pengelola dan penanggung jawab dana BOS sekolah dasar di Pulau Derawan, Kalimantan Timur terlibat langsung dalam penggelepan dan
penyelewengan dana BOS tersebut. Hal senada terkait masalah pengelolaan dana BOS juga disampaikan oleh
guru besar FISIP USU Prof. Badaruddin kepada waspada. Pembagian dana BOS yang diberikan oleh pemerintah kabupatenkota kepada sejumlah sekolah-sekolah
ditanah air masih ada yang terlambat dan belum mencapai hasil yang memuaskan. Penyaluran dana BOS yang dijanjikan oleh pemerintah pusat belum tepat waktu
sehingga beberapa sekolah didaerah masih ada yang belum menerima dana BOS tersebut. Menurutnya pemerintah pusat kurang tegas terhadap peraturan dan
sangsi dari keterlambatan penyaluran dana BOS tersebut.
11
Untuk mengetahui bagaimana implementasi Program BOS peneliti mengambil lokasi Di Kabupaten samosir yang juga terdapat masalah dalam
pengelolaan dana BOS. Seorang kepala sekolah dasar negeri 178223 nadeak bariba, kecematan Ronggirnihuta mendapatkan hukuman satu tahun penjara dari
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan. Karena telah melakakukan tindak pidana korupsi dalam penyaluran dana BOS periode juli 2009
– Desember 2010 senilai 30 juta rupiah
.
12
11
disamping masalah penyelewengan dana BOS yang terjadi, peneliti tertarik melakukan penelitian di Kabupaten
Samosir juga dikarenakan melihat kondisi pendidikan kondisi pendidikan yang masih stganan atau terkesan jalan ditempat. Dengan demikian objek penelitian
www.waspadaonline.co.id, pembagian dana BOS masih kecewakan pelajar, diakses tanggal 23 Desember 2012
12
http:www.beritahukum.comdetail_berita.php?judul=Dana+BOS+Bawa+Kepsek+SD+di+Samo sir+ke+Penjara diakses tanggal 25 november 2012
Universitas Sumatera Utara
dilakukan di sekolah dasar negeri, dipilihnya SDN dengan pertimbangan pada Sekolah dasar negeri kebanyakan tidak memiliki petugas administrasi khusus
dalam mengelola dana BOS. Tabel 1.2 Tingkat Melek Huruf Kabupaten Samosir
Sumber : Statistik daerah Kabupaten Samosir Pada tahun 2004 sebelum dilaksanakannya kebijakan dana BOS
dikabupaten samosir angka melek huruf pada laki-laki sebesar 98,51 persen dan perempuan sebesar 95,00 persen. Angka tersebut tidak jauh berbeda pada tahun
2005 yaitu 99,41 persen pada laki-laki dan 94,80 persen pada perempuan di Kabupaten Samosir lebih tinggi daripada penduduk perempuan, yaitu hanya
sebesar 95,43 persen. Apabila dibandingkan dengan angka melek huruf pada tahun 2009 dan 2010. Tidak ada perbedaan yang berarti, bahkan sempat
mengalami penurunan nilai angka melek huruf dikabupaten samosir. Kebijakan dana BOS di Kabupaten samosir jelas tidak berdampak signifikan. Angka melek
huruf dikabupaten samosir memang sudah tinggi sebelum implementasi Program dana BOS tersebut. Padahal tujuan dari Program Dana BOS adalah untuk
mendukung program pemerintah wajib belajar 9 tahun serta untuk meningkatkan partisipasi sekolah sehingga angka buta huruf di Indonesia pada umumnya dan
Kabupaten samosir pada khususnya semakin berkurang. Uraian
Tahun 2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Angka Melek Huruf
Laki-laki Perempuan
98,51 95,00
99,41 94,8
98,12 95,34
98,31 93,76
98,89 94,59
98,64 95,46
98,25 95,43
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten samosir merupakan hasil pemekaran dari kabupaten induknya Kabupaten Toba samosir. Dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004
oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Berkaitan dengan pelaksanaan program BOS, di Kabupaten Samosir pada tahun 2011 sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan No 247 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Sementara Bantuan Operasional Sekolah dana yang diterima
sebesar Rp. 13.506.027.000,00 yang ditransfer ke rekening pemerintah daerah untuk selanjutnya ditransfer kerekening masing-masing sekolah melalui rekening
kepala sekolah. Namun untuk tahun 2012 karena perubahan mekanisme dana BOS langsung ditransfer kerekening Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Berdasar
Peraturan Menteri Keuangan nomor 201 Tahun 2011 tentang pedoman umum dan alokasi Dana Bantuan Operasional Tahun Anggaran 2012, Alokasi dana untuk
provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 1.577.280.830.000 rupiah. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik
untuk mengetahui dan melakukan penelitian yang berjudul ”IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH BOS PADA JENJANG
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SAMOSIR”.
1.2 Perumusan Masalah