Kepercayaan Diri Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Matematika

36 menerapkan empat tahap pemecahan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan jawaban. Secara lebih rinci, indikator pemecahan masalah dari keempat tahapan pemecahan masalah dijelaskan melalui tabel berikut. Tabel 3. Indikator Kemampuan Penyelesaian Masalah Matematika No Kemampuan Penyelesaian Masalah Indikator 1 Memahami masalah a. Menuliskan apa yang diketahui dari permasalahan. b. Menuliskan apa yang ditanyakan dari permasalahan. c. Menuliskan syarat yang ada dalam permasalahan. 2 Merencanakan penyelesaian masalah Menuliskan langkah – langkah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, hal ini dapat berupa : a. Menyatakan kembali permasalahan b. Menuliskan rumus yang akan digunakan c. Menuliskan langkah penyelesaian masalah yang akan digunakan. 3 Menyelesaiakan masalah sesuai rencana Menyelesaikan masalah sesuai langkah yang telah dituliskan. 4 Melakukan pengecekan kembali a. Melakukan pengecekan jawaban dengan perhitungan matematis atau cara lain dengan benar. b. Mencocokkan hasil yang sudah didapatkan dengan pertanyaan. c. Menuliskan kesimpulan dari proses yang dilakukan.

10. Kepercayaan Diri

Menurut Lauster 2002 : 4 kepercayaan diri merupakan keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai 37 keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Rasa yakin yang dimaksud di sini adalah keyakinan bahwa seseorang tersebut dapat mencapai keberhasilan dari tujuannya. Kepercayaan diri akan menjadi jembatan bagi seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya. Orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki rasa yakin terhadap kemampuannya. Hal ini mengakibatkan kemampuannya dapat digunakan secara maksimal. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Lauster, menurut Yusuf AL-Uqshari 2005 : 9 self confidence adalah keyakinan seorang individu akan kemampuan yang dimiliki sehingga merasa puas dengan keadaannya. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki sikap positif yang didasari oleh kemampuannya. Sikap positif ini membantu mereka dalam menghadapi permasalahan yang menimpa mereka. Hal ini diperkuat dengan pendapat Gençtan Ali Haydar Sar, 2010 : 1205 yang menyatakan “Self-confidence is defined as an individual’s recognition of his own abilities, loving himself and being aware of his own emotions ”. Pendapat ini dapat diartikan bahwa kepercayaan diri didefinisikan sebagai penghargaan terhadap kemampuannya sendiri, mencintai diri sendiri dan sadar akan kondisi emosinya. Dengan penghargaan terhadap kemampuan yang dimiliki, seseorang dapat mengaktualisasikan kemampaun yang ada di dalam dirinya. 38 Pengaktualisasian kemampuan diri akan mengarahkan seseorang dalam suatu keberhasilan tujuannya. Selanjutnya, Lauster Sudarjo Siska Esti Hayu Purnamaningsih, 2003: 69 menyatakan bahwa kepercayaan diri juga perlu dilatihkan dan ditanamkan pada diri masing-masing siswa, misalnya dalam pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan kepercayaan diri bukanlah kemampuan bawaan namun sesuatu yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman. Dengan demikian, diharapkan melalui penerapan sikap percaya diri dalam pembelajaran matematika, siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi permasalahan yang menimpanya dalam kehidupan nyata. Terdapat beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Akrim Ridha 2002 : 29 menyatakan bahwa terdapat enam faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan diri yaitu melalui : a. Menanyakan mengapa kita tidak mau berusaha. b. Bekerja atau berbuat langsung. c. Mengganti kelemahan dan kekurangan menjadi potensi dalam hati. d. Menerima dan menghadapi kemungkinan sesuai kemampuan. e. Menghitung segala bentuk kesuksesan yang pernah diraih. f. Keimanan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan terlihat melalui perilakunya. Perilaku ini menjadi ciri yang membedakan orang yang 39 memiliki kepercayaan diri tinggi dan rendah. Lauster Surya Bintarti, 2013: 93 menyebutkan aspek-aspek kepercayaan diri sebagai berikut. a. Keyakinan akan kemampuan diri, merupakan sikap mempercayai kemampuan diri mengenai apa yang akan dilakukan. b. Optimis, merupakan sikap yang mendorong seseorang untuk selalu memiliki pandangan yang baik dalam menghadapi segala sesuatu, baik tentang diri maupun kemampuan. c. Objektif, merupakan cara memandang masalah menggunakan kebenaran yang semestinya, dengan demikian unsur subjektivitas pribadi dapat dikurangi. d. Bertanggung jawab, merupakan sikap untuk menerima akibat dari segala sesuatu yang sudah dilakukan. e. Rasional dan realistis, merupakan kemampuan untuk menganalisis masalah menggunakan pemikiran yang logis berdasarkan kenyataan yang ada. Di lain pihak, menurut Ignoffo dalam Megawati, 2010 : 3, terdapat beberapa karakteristik yang menggambarkan individu yang memiliki kepercayaan diri yaitu : a. Memiliki cara pandang yang positif terhadap diri. b. Yakin dengan kemampuan yang dimiliki. c. Melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipikirkan. d. Berpikir positif dalam kehidupan. e. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. f. Memiliki potensi dan kemampuan. Selanjutnya menurut Jacita F. Rini, Abu Al-Ghifari, 2003 : 16. Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proposional diantaranya : 40 a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri. b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atu kelompok. c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri. d. Mempunyai pengendalian diri yang baik tidak moody dan emosinya stabil. e. Mempunyai internal locus of control memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain. f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya. g. Mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya maka kepercayaan diri pada penelitian ini adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk bisa mencapai tujuan tertentu. Adapun aspek kepercayaan diri yang dimaksud meliputi : keyakinan akan kemampuan diri, kempunyai internal locus of control memandang keberhasilan dari usaha dan tidak mudah menyerah, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Secara lebih rinci aspek dan indikator dari kepercayaan diri disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. Indikator Kepercayaan Diri Siswa No Aspek Kepercayaan Diri Indikator 1 Keyakinan akan kemampuan diri a. Memiliki keyakinan untuk mengerjakan tugas atau PR tanpa bantuan orang lain. b. Tidak mencontek saat ujian c. Berani menyampaikan pendapat tanpa ditujuk. d. Berani mengerjakan penyelesaian soal di depan 41 No Aspek Kepercayaan Diri Indikator kelas. 2 Mempunyai internal locus of control memandang keberhasilan dari usaha dan tidak mudah menyerah a. Tidak mudah putus asa saat mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. b. Memiliki semangat bersaing dengan teman- temannya. c. Mau berusaha dengan keras untuk memahami materi yang diberikan. 3 Objektif a. Mau menerima saran dan kritik atas pendapat yang disampaikan. b. Mampu menghargai pendapat lain yang lebih baik dari pendapatnya sendiri. c. Lebih mementingkan kebenaran pendapat daripada orang yang menyampaikannya 4 Bertanggung jawab a. Mengerjakan PR yang diberikan dengan sungguh- sungguh. b. Menyelesaikan tugas yang diberikan tepat pada waktunya. 5 Rasional dan realistis a. Mampu menyelesaikan permasalahan matematika menggunakan konsep yang sudah dimiliki. b. Mampu mengaplikasikan langkah-langkah pemecahan masalah dalam pemecahan masalah. c. Mengetahui kekurangan kemampuan diri sendiri dalam pemecahan masalah d. Merasa dapat menyelesaiakan permasalahan jika sudah belajar dan berlatih e. Menggunakan fakta yang diketahui untuk menyelesaikan permasalahan Kedua kemampuan yaitu kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri merupakan kemampuan yang penting dimiliki oleh siswa. Walaupun demikian kedua kemampuan ini ternyata tidak saling mempengaruhi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sena Gürşen Otacioğlu menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah dan kepercayaan diri siswa tidak saling berhubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut “It has been revealed that the relations between students’ self confidence and problem solving skills are 42 negative. “ Sena Gürşen Otacioğlu, 2008 : 915. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa hubungan antara kepercayaan diri siswa dan kemampuan pemecahan masalah adalah negatif. Dari keterangan ini diketahui bahwa kedua variabel tidak saling mempengaruhi sehingga menyebabkan kedua kemampuan penting ini nantinya dapat diuji secara terpisah.

11. Tinjauan Materi Barisan dan Deret

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DI SMP SABILINA.

1 4 36

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJ

0 0 16

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN LOGIKA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS X SMA N 1 DEPOK.

0 5 281

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINKPAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK DI MAN YOGYAKARTA 2 KELAS X.

0 0 147

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN SISWA | Mahmudati | 5916 12645 1 SM

0 0 13

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA SMP NEGERI KELAS VIII DI KABUPATEN KARANGANYAR | Razak

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 9