Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

yang mudah dikembangbiakkandan menambahan variasi warna produk olahan egg roll. b. Dilihat dari Aspek Gizi Daun katuk mengandung zat gizi terutama kandungan vitamin C yang cukup tinggi dan berbagai vitamin lainnya yang baik untuk tubuh. Kemungkinan daun katuk sebagai bahan tambahan pembuatan egg roll akan meningkatkan nilai gizi egg roll.

2.5. Kerangka Berfikir

Pada awalnya egg roll merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat berdasarkan adonan telur yang didadar tipis dan adonan tersebut diisi dengan tumisan bawang bombay dan daging cincang.d‟Mulya Egg roll, 2012. Suweg tidak banyak dimanfaatkan karena rasa gatal yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi umbinya. Rasa gatal yang ada disebabkan oleh kalsium oksalat dalam daging umbi, dan dapat dinetralkan dengan umbi suweg direndam dalam larutan garam. Suweg dipakai sebagai bahan pangan karena memiliki kandungan daging umbi yang tebal, sehingga berpeluang untuk dijadikan tepung juga dapat diambil patinya. Karakteristik tepung suweg sama dengan tepung terigu dan egg roll tergolong dalam kue kering yang tidak membutuhkan kadar protein gluten tinggi sedangkan tepung suweg tergolong dalam tepung berprotein rendah, sehingga tepung suweg dapat dijadikan dalam bahan dasar egg roll. Hal ini tidak menutup kemungkinan suweg dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kue. Kue yang dibuat misalnya egg roll. Pada penelitian ini yang dibuat adalah egg roll dengan bahan tepung suweg dan penambahan daun katuk 25, 50 dan 75 dari jumlah tepung suweg. Dengan pembuatan egg roll tepung suweg dengan penambahan daun katuk diharapkan masyarakat dapat mengkonsumsi suweg dengan variasi menjadi egg roll tepung suweg dan penambahan daun katuk. Pada pembuatan egg roll tepung suweg ditambahkan daun katuk dengan persentase yang berbeda yaitu 25, 50 dan 75 bertujuan menambah nilai gizi dari egg roll tepung suweg terutama kandungan vitamin C. Untuk mengetahui kualitas dan daya terima terhadap egg roll tepung suweg hasil eksperimen yang dihasilkan maka dilakukan penilaian subyektif dan penilaian obyektif. Penilaian subyektif terdiri dari uji inderawi dan uji kesukaan. Uji inderawi dilakukan oleh panelis yang agak terlatih sedangkan uji kesukaan dilakukan oleh panelis yang tidak terlatih. Penilaian obyektif yang dilakukan adalah uji kandungan gizi meliputi vitamin C, serat kasar dan kalsium. Uraian tersebut dapat disederhanakan dalam bentuk skema kerangka berfikir pada gambar 6. Gambar 6. Skema kerangka berfikir Suweg Tp suweg : DK 100 : 25 Tp suweg : DK 100 : 50 Tp suweg : DK 100 : 75 Kualitas Egg roll SUDAKA suweg daun katuk Penilaian Subyektif Penilaian Obyektif Uji Laboratorium mengetahui kandungan gizi vitamin C, serat kasar dan kalsium Uji Inderawi kualitas warna, tekstur, aroma dan rasa Uji Kesukaan kualitas warna, tekstur, aroma dan rasa

2.6. Hipotesis