3. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil rata-rata deskriptif variabel promosi yang diperoleh sebesar 3,94 dan range rata-rata deskriptif sebesar 3,67 – 4,10 artinya mahasiswa Universitas
Sumatera Utara setuju bahwa membeli sepeda motor Yamaha V-ixion karena informasi mengenai keunggulan produk baik, informasi mengenai spesifikasi
produk cukup lengkap, website resmi serta iklan Yamaha V-Ixion di televisi menarik.
Berdasarkan uji t, variabel promosi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha V-Ixion, hal ini
terlihat dari nilai signifikansi 0,113 dibawah lebih kecil dari 0,05. Nilai t
hitung 1,603
t
tabel 1,99
artinya jika ditingkatkan variabel promosi sebesar satu satuan maka keputusan pembelian sepeda motor Yamaha V-Ixion tidak akan meningkat
sebesar 0,246. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, Wanda Getrycia dan
Edin S, 2012 yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Minuman Berisotonik Pocari
Sweat”. Hasil uji t secara parsial promosi menunjukkan pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hal ini tidak sejalan dengan teori Laksana 2008:110 promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat
yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk tersebut. Suatu promosi dikatakan efektif jika promosi tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
mencuri perhatian masyarakat saat melihat iklan yang ditelevisi, surat kabar, spanduk, dan lain-lain, hal inilah yang disebut komunikasi.
Hal ini terjadi karena konsumen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara memutuskan untuk membeli sepeda motor Yamaha V-Ixion tidak melihat promosi
yang dibuat oleh Yamaha. Yamaha telah memberikan informasi mengenai Yamaha V-Ixion melalui iklan televisi serta website resmi Yamaha. Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara mendapatkan informasi mengenai Yamaha V-Ixion melalui komunikasi dari mulut ke mulut WOM.
Menurut Rangkuti 2009: 77 Word of Mouth WOM adalah usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, dan
menjual suatu produkjasamerek kepada pelanggan lain. Tujuan akhirnya adalah seseorang pelanggan tidak hanya mampu membicarakan dan mempromosikan
produk yang ia gunakan, tetapi juga mampu menjual secara tidak langsung kepada pelanggan lainnya. Untuk itu, hal terpenting adalah bagaimana sebuah
produkjasamerek bisa menciptakan kepuasan bagi pelanggan yang mengkonsumsinya untuk pertama kali.
Menurut Sumardy 2011: 71 word of mouth marketing juga ada tingkatannya, jadi tidak hanya sampai pada tahap bahwa produk kita sudah
dibicarakan orang. Jika sekedar dibicarakan hasil yang kita dapatkan hanya “mouth share”. Padahal, agar aktivitas word of mouth bisa berdampak bagi bisnis,
kita harus sampai pada level promoting dan selling. Kalau sudah sampai pada level promoting kita memenangkan “heart share” dan jika sampai pada level
selling, kita memenangkan “market share”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sumardy 2011: 36 penelitian menunjukkan: 1. 76 konsumen tidak percaya bahwa perusahaan menceritakan
yang sebenarnya dalam iklan mereka. 2. 93 konsumen mempercayai referensi dari teman atau orang yang
dikenal sebagai sumber informasi yang paling kredibel dan layak dipercaya.
3. 67 keputusan pembelian dipengaruhi oleh rekomendasi dari teman atau keluarga.
4. 74 konsumen yang mendengar cerita jelek tentang sebuah merek dari temannya memutuskan untuk tidak jadi membeli merek
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengaruh Popularitas Terhadap Keputusan Pembelian