66 3. Peserta didik dapat menuliskan persamaan laju reaksi dengan metode
kontekstual. 4. Peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis mengenai teori
tumbukan dan menghubungkan dengan reaksi kimia dengan metode kontekstual.
D. Materi Pembelajaran
1. Teori Tumbukan Menurut teori tumbukan ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antarpartikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antarpartikel yang memiliki
energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Jadi, laju reaksi akan bergantung pada tiga hal berikut:
1 Frekuensi tumbukan 2 Energi partikel pereaksi
3 Arah tumbukan Jumlah tumbukan antarpartikel persatuan waktu disebut frekuensi
tumbukan. Partikel-partikel yang terdapat dalam gas, zat cair, atau larutan selalu bergerak secara acak. Pergerakan partikel-partikel secara acak ini akan
mengakibatkan tumbukan antar-partikel. Tumbukan antar-partikel ini akan menghasilkan energi yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi. Akan tetapi,
jumlah energi yang dihasilkan harus mencukupi untuk memulai terjadinya reaksi. Reaksi kimia terjadi akibat adanya tubukan antar partikel-partikel zat pereaksi
yang menghasilkan energi yang cukup untuk memulai reaksi. Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif. Untuk saling bertumbukan,
molekul – molekul pereaksi harus mempunyai energi kinetik minimum tertentu.
Energi kinetik minimum yang diperlukan agar tumbukan terjadi dan reaksi dapat berlangsung disebut Energi Aktivasi Ea.
Suatu reaksi, eksoterm atau endoterm, memerlukan energi pengaktifan. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki energi
pengaktifan yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang memiliki energi pengaktifan yang besar hanya dapat berlangsung pada suhu tinggi.
67 Energi pengaktifan dapat ditafsirkan sebagai energi penghalang
barier
antara pereaksi dan produk. Pereaksi harus didorong, sehingga dapat melewati energi penghalang tersebut baru kemudian dapat berubah menjadi produk.
2. Konsep Laju Reaksi Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk.
Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Berdasarkan hal tersebut,
laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju reaksi ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan
mengukur banyaknya pereaksi yang dihabiskan atau banyaknya produk yang dihasilkan pada selang waktu tertentu Michael Purba, 2006: 99-100.
Laju reaksi dapat dinyatakan dengan berbagai cara, seperti perubahan volum, perubahan massa,atau perubahan warna. Untuk sistem homogen, cara
yang umum digunakan untuk menyatakan laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk dalam
satu satuan waktu sebagai berikut: Reaksi: mR
nP
[ ]
atau
[ ]
dengan,
r
= pereaksi reaktan
p
= produk
v
= laju reaksi
t
= waktu reaksi [ ] = perubahan konsentrasi molar pereaksi
[ ] = perubahan konsentrasi molar produk
[ ]
= laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi dalam satu satuan waktu.
[ ]
= laju pepertambahan konsentrasi molar salah satu pereaksi dalam satu satuan waktu.