f. Penyusunan Laporan
Pelakssanaan Kegiatan PPL harus dilaporkan secara resmi dengan menggunakan format laporan buku sebagai bentuk pertanggung jawaban
dan pendiskripsian hasil pelaksanaan PPL. Laporan yang di buat di sesuaikan dengan format yang telah di buat oleh Unit Pengembangan
Pengalaman Lapangan UPPL.
D. ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI
Secara umum, selama melaksanakan kegiatan PPL di lapangan tidak banyak mendapatkan hambatan yang berarti justru di sini mendapatkan pengalaman dan
bisa belajar bagaimana menjadi seorang tenaga pengajar dibawah bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan serta Guru Pembimbing di sekolah. Namun,
ada sedikit hambatan yang ditemui, yaitu: a. Hambatan Saat Diskusi
Diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih aktif. Namun, tidak selamanya diskusi memberikan hal yang
positif. Pada saat diskusi, terjadi kesenjangan, ada siswa yang benar-benar aktif menjawab soal yang diberikan mahasiswa PPL dan ada siswa yang hanya diam
menunggu jawaban dari teman lainnya. Selain itu, siswa kurang paham apabila tidak dijelaskan langsung oleh guru. Sehingga, diskusi juga harus ditambah
dengan metode ceramah. Tidak bisa yang murni metode diskusi. b. Hambatan Saran dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat penting untuk menunjang pembelajaran di kelas. Media pembelajaran yang banyak dibuat oleh mahasiswa PPL yaitu
berupa PowerPoint Presentation. Tanpa adanya proyektor, mahasiswa kesulitan untuk menjelaskan materi yang terkait. Keterbatasan ini yang menghambat
kelancaran proses beajar mengajar. Selain itu, pada saat pertemuan mengenai praktikum, siswa tidak dapat
bebas melakukan praktikum karena laboraturium sedang digunakan untuk ruang kelas, sehingga hanya dapat dilakukan demonstrasi sederhana dalam kelas.
Meskipun demonstrasi, siswa yang harus melakukan demonstrasi itu sendiri, bukan guru atau mahasiswa PPL agar siswa lebih memahami.
c. Hambatan dari Siswa Hambatan utama dalam proses mengajar adalah pengetahuan dasar siswa
kelas XI yang masih sangat beragam membuat praktikan terlebih dahulu
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 PAKEM TAHUN 2014
Jalan Kaliurang km 17,5, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta
33 menyamakan persepsi dari masing-masing siswa. Mayoritas siswa berorientasi
pada nilai sehingga kurang aktif jika tidak diberi penghargaan berupa nilai. Saat ulangan berlangsung, mereka tak melihat proses yang dilakukan karena yang
terpenting adalah bisa mendapatkan nilai yang bagus. Hal ini mungkin menjadi masalah klasik pendidikan di Indonesia.
Hambatan-hambatan tersebut membutuhkan penanganan yang lebih intensif, berimbas kepada penyampaian materi yang diberikan kepada praktikan. Siswa
masih agak sulit dikendalikan sehingga memerlukan penanganan khusus dalam proses pembelajaran dan memerlukan kesabaran dalam penyampaian materi
yang diajarkan. Meskipun kondisi siswa yang demikian, cara mengajar praktikan tidak
berubah menjadi tegang. Praktikan tetap besikap ramah dan bijak menghadapi siswa dan memberikan perhatian lebih untuk peserta didik tertentu tidak serius,
rendah diri, kurang bergaul, nakal.
Adapun usaha-usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah: a. Saat Diskusi
Pada saat diskusi, mahasiswa PPL harus berkeliling untuk melihat kelengkapan jawaban dari siswa sambil memonitor siswa agar siswa tidak ada
yang pasif dalam diskusi. b. Sarana dan Prasarana
Kurang lengkapnya fasilitas menyangkut dari segi kondisi ruangan dan minimnya media pembelajaran serta bahan yangdigunakan untuk demonstrasi
dapat diatasi dengan usaha praktikan untuk mengajar dengan menggunakan media yang ada semaksimal mungkin dan seefektif mungkin. Praktikan harus
bisa kreatif untuk mengganti yang tidak ada dengan media lain. Sehingga proses pembelajaran berlangsung sebagaimana mestinya.
c. Dari Siswa Secara umum peserta didik kelas XI masih dapat dikendalikan dengan
perlakuan-perlakuan tertentu seperti memberlakukan sistem point penilaian afektif untuk segala aktivitas siswa. Masih tingginya minat siswa untuk belajar
dan rasa ingin tahu, menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan kondusif sehingga memudahkan dalam penyampaian meteri yang akan
diberikan. Hal ini menjadikan penyampaian materi dari praktikan tidak menjadikan masalah.