Uji Hipotesis I Ketuntasan Belajar Uji Hipotesis II Perbedaan Dua Rata-rata

3.8.3 Uji Hipotesis I Ketuntasan Belajar

Uji ini dilakukan untuk mengukur model experiential learning dengan strategi REACT dapat membuat kemampuan komunikasi matematis peserta didik mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang ditentukan. Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik dikatakan tuntas belajar jika ia mampu mencapai tujuan pembelajaran Mulyasa, 2009: 254. Batas ketuntasan minimal berdasarkan ketetapan sekolah tempat dilakukan penelitian adalah 71, sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu mencapai ketuntasan pembelajaran minimal dengan nilai 71 sekurang-kurangnya 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Uji ketuntasan ini menggunakan uji proporsi satu pihak, yaitu pihak kanan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H o : π ≤ 75 banyaknya peserta didik yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal kurang dari atau sama dengan 75. H 1 : π 75 banyaknya peserta didik yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal lebih dari 75. Pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik z yang rumusnya :   n n x z 1       Sudjana, 2005: 233 Keterangan :  : nilai yang dihipotesiskan x : banyaknya peserta didik yang tuntas n : banyaknya peserta didik. z : nilai z yang dihitung, selanjutnya disebut z hitung. Kriteria pengujian : H o ditolak jika z hitung ≥ z tabel , dengan taraf signifikansi 5 diperoleh dari daftar distribusi normal baku dengan peluang 0,5 - α Sugiyono, 2010b: 100.

3.8.4 Uji Hipotesis II Perbedaan Dua Rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji apakah rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang diajar dengan model experiential learning dengan strategi REACT lebih tinggi dari peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori. Rumus yang digunakan adalah uji t dengan hipotesis sebagai berikut. H o : µ 1 ≤ µ 2 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang diajar dengan model experiential learning dengan strategi REACT sama atau kurang dari peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori H 1 : µ 1 µ 2 Rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang diajar dengan model experiential learning dengan strategi REACT lebih tinggi dari peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori. Pengujian hipotesis menggunakan uji t satu pihak pihak kanan. Karena umumnya besar 1  dan 2  tidak diketahui, maka akan ditinjau penggunaan uji t dengan ketentuan sebagai berikut. a.      2 1 , tetapi  tidak diketahui, maka rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut. 2 1 2 1 1 1 n n s x x t    dengan     2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s Keterangan : 1 x = Rata-rata skor peserta didik kelompok eksperimen 2 x = Rata-rata skor peserta didik kelompok kontrol 1 n = Jumlah peserta didik kelompok eksperimen 2 n = Jumlah peserta didik kelompok kontrol 2 1 s = Varian kelompok eksperimen 2 2 s = Varian kelompok kontrol 2 s = Varian gabungan. Sudjana, 2005: 239 Kriteria Pengujian: terima H jika t t 1- α . Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah dk = 1 n + 2 n - 2 dengan peluang 1 - α. Untuk harga-harga t lainnya H ditolak Sudjana, 2005: 243. b. 2 1    dan keduanya tidak diketahui, maka rumus statistik yang digunakan adalah sebagai berikut. 2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s s x x t    Kriteria pengujian: tolak H jika 2 1 2 2 1 1 w w t w t w t    dengan , 1 2 1 1 n s w  , 1 2 1 1 n s w  , 1 , 1 1 1    n t t  1 , 1 2 2    n t t 

3.9 Instrumen Lembar Pengamatan