Aspek Demografis Masyarakat Penentu Nilai RTH Kota

97 hijau penyangga dengan kawasan sekitar yang fungsional dan estetik untuk meningkatkan kualitas visual kota dalam batas garis sempadan lintasan kereta. Dari pola penilaian yang dilakukan oleh masyarakat terhadap fungsi- fungsi RTH kota ini dapat disimpulkan bahwa tiga fungsi non ekonomi RTH yaitu fungsi biofisik, sosial, dan arsitektural cenderung selalu mengelompok dibandingkan dengan nilai RTH dari fungsi ekonomi. Kondisi ini memperkuat dugaan bahwa struktur arsitektural alami kota ini guna mendukung suasana istirahat dalam kota tropis yang merupakan warisan penghijauan periode kolonial tetap dijaga dan dilestarikan pada sebagian besar RTH utama kota ini. Tata ruang kota Bogor lama yang berpusat pada kebun raya dan istana presiden yang relatif tidak ada perubahannya juga mendukung “bertahannya” tata hijau kota ini. Kondisi kenya-manan alami dan suasana lingkungan fisik kota yang dirimbunkan oleh pohon-pohon yang telah dewasa dan cukup besar diameternya yang telah memperkuat karakter dan amenity alami kota juga telah memberikan pengalaman lingkungan out-door yang nyaman pada masyarakat kota sehingga mendukung pemben-tukan dan pengelompokan nilai fungsi RTH kota ini. Tidak dapatnya responden membedakan bentuk-bentuk RTH memper-lihatkan kurang dirasakannya makna design rancangan pada penataan ruang-ruang kota. Selain pada model rancangan RTH lama yang juga mendominasi kota dan yang sudah terbukti manfaat atau fungsinya dalam mempertinggi kua-litas lingkungan kota, maka rancangan bentuk RTH yang belum lama dilaksana-kan pembangunannya terlihat kurang fungsional dan kurang “menyatu” unite dengan suasana kota yang diinginkan. Kurang optimalnya bentuk RTH ini akan berlanjut terus tanpa mengarah pada perbaikan kapasitas dan kualitas ling-kungan kota, bila masyarakat tidak mengetahui makna atau arti bentuk atau rancangan fungsional RTH. Untuk mendukung kualitas lingkungan kota yang baik maka informasi dan pengetahuan tentang hal ini perlu untuk disebar luaskan pada masyarakat.

5.3.4. Aspek Demografis Masyarakat Penentu Nilai RTH Kota

98 1 Penilaian umum terhadap fungsi dan bentuk RTH kota Tabel 12 menyajikan data hasil korelasi antara faktor demografis respon- den dengan 4 empat peubah fungsi pada tiap bentuk RTH yang diteliti ber- dasarkan besaran penilaian, yang dinyatakan dengan besarnya willingness to contribute WTC, yang diberikan oleh responden terhadap keberadaan fungsi dan bentuk RTH kota ini. Hasil penelitian ini menggambarkan tiga kelompok umum model penilaian, yaitu kelompok yang berlatar belakang faktor pendidikan dan non pendidikan, kelompok dengan fungsi ekonomi dan fungsi non ekonomi biofisik, sosial, dan arsitektural; dan kelompok apresiatif terhadap bentuk RTH. Gambaran umum penilaian masyarakat kota penelitian ini adalah sebagai berikut : a Faktor tingkat pendidikan dari masyarakat kota ini berperan sangat nyata dan berarah positif dalam menentukan besaran penilaian atau apresiasi mereka terhadap setiap bentuk RTH yang diamati, dan b Fungsi ekonomi merupakan satu fungsi RTH yang cenderung kurang erat atau rendah peranannya, dibandingkan dengan 3 tiga fungsi RTH lainnya, dalam penentuan besarnya nilai lingkungan dari RTH kota, kecuali bila fungsi ekonomi ini terkait dengan faktor pendidikan. c Bentuk jalur hijau tepi sungai memiliki keterkaitan penilaian yang lebih tinggi pada masyarakat dibandingkan dengan bentuk RTH lainnya Tabel 12. Korelasi antara peubah fungsi dan bentuk RTH kota dengan faktor demografis utama responden Bentuk RTH Profil Demografis Fungsi Ekonomi Fungsi Biofisik Fungsi Arsitektural Fungsi Sosial 1. Mengelompok a. Kawasan Umur Pendidikan Profesi 1 Pendapatan 0.059 0.099 0.028 0.027 0.067 0.274 0.120 0.077 0.063 0.231 0.103 0.004 0.051 0.207 0.091 0.029 b. Simpul Umur Pendidikan Profesi 1 Pendapatan 0.106 0.170 0.038 -0.006 0.104 0.307 0.099 0.111 0.100 0.258 0.108 0.055 0.092 0.249 0.120 0.052 2. Jalurkoridor a. Jalur Hijau Jalan Raya Umur Pendidikan Profesi 1 Pendapatan 0.070 0.180 0.027 0.006 0.088 0.298 0.084 0.101 0.083 0.259 0.082 0.066 0.056 0.255 0.072 0.031 99 b. Jalur Hijau Lintas Kereta Umur Pendidikan Profesi 1 Pendapatan 0.060 0.166 0.002 0.013 0.057 0.233 0.039 0.090 0.079 0.244 0.047 0.060 0.029 0.207 0.046 0.004 c. Jalur Hijau Tepi Sungai Umur Pendidikan Profesi 1 Pendapatan 0.082 0.150 0.068 0.028 0.110 0.284 0.145 0.154 0.106 0.275 0.162 0.129 0.107 0.247 0.147 0.092 d. Jalur Hijau Tepi Kota Umur Pendidikan Profesi 1 Pendapatan 0.042 0.168 0.050 0.016 0.092 0.249 0.140 0.106 0.063 0.219 0.095 0.068 0.059 0.202 0.122 0.051 Keterangan: Korelasi berbeda nyata pada level 0.01 Korelasi berbeda nyata pada level 0.05 1 Profesi = Latar belakang pendidikan atau profesi responden yang terkait dengan bidang lingkungan Faktor pendidikan merupakan faktor yang berkorelasi sangat nyata dengan besarnya penilaian atau tingginya penghargaan masyarakat terhadap fungsi-fungsi RTH yang terutama berorientasi fungsi yang non-ekonomi - yaitu fungsi-fungsi biofisik, arsitektural, sosial - pada semua bentuk RTH kota yang diamati. Semakin tinggi tingkat pendidikan anggota masyarakat kota ini maka penilaian atau penghargaannya terhadap fungsi RTH terutama fungsi-fungsi biofisik, arsitektural, dan sosial ini juga cenderung akan semakin tinggi. Kenya- taan di lapangan dan juga dari data statistik dari Pemda Kodya Bogor, bahwa lestarinya keberadaan RTH kota diduga didukung dengan relatif tingginya jumlah masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang menengah-tinggi di kota ini data pada Gambar 21 dibandingkan dengan banyak kota lainnya. Peranan tingkat pendidikan dari kelompok masyarakat dalam menghargai lingkungan perkotaannya, seperti hutan kota, taman-taman kota, dan kawasan- kawasan untuk rekreasi lainnya, juga telah banyak dibuktikan Atmanto 1995; Linawati 1995; Lyle 1981; Nasution 1995; Tunnard et al. 1974; Wibowo 1983. Pemahaman dan penghayatan seseorang terhadap kepentingan dan manfaat suatu sumberdaya alam, lingkungan dan lanskap ditentukan oleh kemampuan- nya untuk mengetahui berbagai karakter dan manfaat yang dapat diberikan oleh sumberdaya alam dan lingkungan serta bentang alam kota ini, serta dapat meng- hubungkannya dengan kepentingan masyarakat yang akan menggunakannya. Menurut Gold 1977 dan Simonds 1983, hal-hal tersebut menuntut peranan faktor pendidikan sebagai satu dasar untuk melakukan penilaian terhadap suatu 100 sumberdaya alam dan lingkungan atau suatu bentukan lanskap bentang alam kota. Kecenderungan “berkelompoknya” penilaian masyarakat terhadap 3 tiga fungsi non-ekonomi RTH biofisik, arsitektural dan sosial, yang terpisah dengan fungsi ekonomi, dapat diterangkan berdasar pengamatan terhadap beberapa kondisi yang dijumpai dan diamati di lapangan, yaitu bahwa: a Manfaat fungsi non-ekonomi RTH telah dirasakan oleh masyarakat kota ini secara langsung seperti kenyamanan dan keindahan alami kota. b Pengkondisian kota ini sebagai kota wisata berkesan alami dengan Ke- bun Raya sebagai areal utamanya dan berbagai RTH dengan bentukan taman-taman kota RTH simpul memberikan dukungan terhadap pe- nilaian masyarakat akan fungsi non-ekonomi, dan c Arahan dan tujuan pengembangan Kota Bogor ini menjadi “Kota dalam Taman” mendukung dilakukannya pengelolaan terhadap keberadaan fungsi-fungsi non-ekonomi RTH ini oleh lembaga Pemerintah Daerah seperti Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota. Dalam kasus masyarakat Kota Bogor, masyarakat yang memberikan penilaian yang sedang sampai tinggi, umumnya, cenderung akan mempunyai perhatian dan rasa memiliki serta apresiasi yang relatif tinggi terhadap RTH, dan mereka berpeluang tinggi untuk ikut berperan-serta dalam membangun dan memelihara RTH kota. Pemerintah disarankan untuk memberikan arahan utama pada masalah yang terkait dengan tujuan pembangunan serta peruntukan dan tata ruang kota dalam kasus ini termasuk juga ketersediaan RTH dalam kota. Penilai berpendidikan tinggi ini disarankan untuk menjadi salah satu kelompok utama pendamping pemerintah kota atau penentu kondisi ruang-ruang kota khususnya RTH dengan kontribusi dari mereka: a Memberi masukan, baik teoritis maupun praktis, mengenai manfaat yang terkait dengan berbagai fungsi dan bentuk RTH untuk untuk pelestarian, kenyamanan, kesehatan fisik dan psikis dan keindahan alami lingkungan perkotaan, serta untuk peningkatan kapasitas sum- berdaya alam dan lingkungan wilayah perkotaan b Bertindak sebagai motor penggerak inti, dinamisator masyarakat untuk berpartisipasi langsung, tidak langsung dalam perbaikan dan peningkatan kapasitas serta kualitas lingkungan fisik kota. 101 c Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang ber- bagai bentuk bahaya lingkungan environmentallandscape hazards yang akan dirasakan oleh mereka peningkatan pencemaran udara, peningkatan suhu, longsor pada tebing, hilangnya natural amenity dan identitas lingkungan yang alami serta elemen kebanggaan kota, dan lainnya bila RTH tidak tersedia atau semakin berkurang jumlah dan luasannya serta kemanfaatannya dalam wilayah kota ini. Faktor latar belakang pengetahuan atau pekerjaan yang terkait dengan bidang lingkungan profesi berkorelasi nyata hanya pada penilaian fungsi biofisik pada 2 dua bentuk RTH yang alami yaitu jalur hijau tepi sungai dan jalur hijau tepi kota. Semakin tinggi tingkat keterkaitan pekerjaan, profesi anggota masya- rakat kota ini dengan bidang lingkungan atau semakin banyak pengetahuannya dalam bidang lingkungan maka terlihat kecenderungan yang semakin tinggi dalam memberi penilaian dan penghargaan terhadap fungsi biofisik pada kedua bentuk RTH ini. Dari kenyataan bahwa nilai lingkungan bersifat antroposentrik yaitu terkait dengan preferensi seseorang atau kelompok terhadap bentuk ling- kungan yang dikehendakinya Pearce dan Georgiou 1994 maka dapat dijelas- kan bahwa respon seperti yang diberikan oleh responden karena umumnya dua bentuk RTH tersebut jalur hijau tepi sungai dan tepi kota memiliki bentuk dan struktur yang masih berkesan alami dengan ukuran yang luas serta manfaat jalur hijau ini dapat dirasakan langsung mendekati preferensi masyarakat terhadap RTH yang diinginkan, subbab 5.1. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa tingkat pendapatan masyarakat mempengaruhi persepsi dan apresiasinya terhadap lingkungan Atmanto 1995; Linawati 1994; Wibowo 1987, dimana semakin tinggi tingkat pendapatan maka akan membentuk persepsi dan apresiasipenilaian yang tinggi terhadap berbagai bentuk lingkungan alami akan semakin meningkat. Persepsi dan apresiasi yang tinggi terhadap lingkungan berdasarkan faktor pendapatan ini, biasanya terkait dengan sarana lingkungan yang rekreatif untuk penggunaan waktu luang. Tetapi dalam penelitian untuk kasus Kota Bogor ternyata tingkat pendapatan masya- rakat kota ini tidak berkorelasi nyata, atau sangat rendah peranannya pada besarnya penilaian dan penghargaan terhadap RTH kota ini. Faktor pendapatan hanya berkorelasi nyata dan positif terhadap fungsi bio- fisik pada jalur hijau tepi sungai, dimana semakin tinggi pendapatan maka peng- hargaannya terhadap fungsi biofisik atau fungsi ekologis jalur hijau tepi sungai 102 juga semakin tinggi. Kemungkinan hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang memanfaatkan sungai untuk kehidupannya, baik secara langsung kebersihan, keindahan alami maupun tidak langsung rekreasi alam sehingga masyarakat ini mau untuk memberikan penilaian yang tinggi untuk upaya memproteksi dan menjaga kualitas lingkungannya. Juga mereka mengetahui manfaat dari keter- sediaan jalur hijau di tepi atau bantaran sungai yaitu untuk mencegah berbagai bahaya lingkungan yang sering terjadi di kota penelitian ini seperti banjir, erosi dan longsor pada tebing-tebing. Selain itu, ketersediaan jalur hijau tepi sungai ini juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bentukan RTH untuk menurunkan suhu kota karena cukup tersebarnya keberadaan sungai dan anak sungai dalam kota, sebagai salah satu bentukan estetika alami yang dapat meningkatkan kualitas wajah alami kota natural urban performance, dan sebagai areal rekre- asi warga kota yang potensial Dua bentuk RTH ini, yaitu jalur hijau tepi sungai dan jalur hijau tepi kota kedua jalur hijau ini bila memiliki ketebalan yang cukup dapat dikategorikan se- bagai green belt, forest belt, kenyataannya sampai dengan saat ini, terutama, hanya dikaitkan dengan fungsi-fungsi utama dari lingkungan yaitu fungsi biofisik seperti penurun suhu kota, areal keanekaragaman hayati, perlindungan tata air walaupun pada banyak kota, terutama di negara-negara yang telah maju pereko- nomiannya atau kesejahteraannya, 2 dua bentuk RTH ini sudah dikembangkan menjadi berfungsi ganda seperti fungsi ekonomi lahan produksi pertanian dan kehutanan, pembatas wilayah administratif, fungsi sosial areal rekreasi alam dan fungsi arsitektural pembatas kota, pelembut pola grid dari tata ruang kota. Pengakomodasian fungsi ganda pada 2 dua bentuk RTH ini, dalam kepen- tingan kawasan dan wilayah perkotaan, akan dapat memperbesar suplai akan manfaat dari sumberdaya alam dan lingkungan termasuk suplai terhadap areal rekreasi alam bagi masyarakatnya baik yang terdapat di dalam kota RTH tepi sungai maupun di luar kota RTH tepi kota, selain memungkinkan terakomo- dasinya berbagai kepentingan perkotaan lainnya. Jalur hijau tepi sungai merupakan salah satu bentuk RTH kota yang secara nyata terlihat keberadaannya secara fisik dalam dimensi ukuran Kota Bogor; dan hasil penelitian ini memperlihatkan lebih banyak faktor demografis yang ber- korelasi nyata pada RTH ini dibandingkan dengan bentuk-bentuk RTH lain. Pada Tabel 12 terlihat bahwa fungsi biofisik RTH tepi sungai ini, yang merupakan fungsi utama yang dianjurkan untuk digunakan pada penghijauan di bantaran 103 sungai kota ini, diketahui berkorelasi nyata dengan tingkat pendidikan, penge- tahuan lingkungan, dan pendapatan masyarakat. Tingkat pendidikan, pengeta- huan lingkungan, dan pendapatan masyarakat yang semakin tinggi akan mem- berikan nilai atau penghargaan yang semakin tinggi juga terhadap RTH ini. Hal ini memperlihatkan penghargaan dan, selanjutnya, kepedulian yang tinggi dari masyarakat terhadap bentuk RTH tepi sungai ini. Hal ini akan memberi dampak positif bagi kelestarian salah satu elemen lingkungan pembentuk lanskap per- kotaan ini. Penilaian terhadap fungsi arsitektural dan sosial dari jalur hijau tepi sungai ini, yang dapat diaplikasikan pada RTH rekreatif, berkorelasi secara positif terhadap tingkat pendidikan dan keterkaitan latar belakang profesi masyarakat dengan profesi lingkungannya. Untuk kasus kota penelitian maka jalur hijau tepi sungai ini merupakan RTH kota yang berpotensi dan sebaiknya dipertahankan dalam bentuk alaminya, karena berbagai faktor bahaya yang dapat ditimbul- kannya seperti banjir, erosi, longsor pada tebing-tebing yang terjal, serta lain- nya. Bentukan alami sungai ini juga dapat merupakan salah satu nilai tambah dalam bentukan estetika yang alami yang sebaiknya dipertahankan dalam lan- skap kota yang umumnya berstruktur kaku Simonds 1994. Untuk jalur hijau jalan raya, penilaian masyarakat terhadap 4 empat fungsi RTH yang diteliti memberikan korelasi yang sangat nyata dan arahan positif dengan faktor pendidikannya. Dapat dinyatakan bahwa untuk kasus jalur hijau jalan raya maka semakin tinggi faktor pendidikan dari masyarakat kota ini maka penghargaan yang akan diberikannya pada semua fungsi pembentuk nilai lingkungannya juga akan meningkat. Terjadinya korelasi yang sangat nyata pada fungsi ekonomi dari bentuk RTH jalur hijau jalan raya ini, yang tidak didapatkan pada bentuk RTH lainnya, dapat disebabkan oleh manfaat langsung yang dirasakan masyarakat karena keberadaan beberapa jenis pohon yang ditanam di tepi jalan-jalan kota. Seba- gian dari masyarakat kota telah memanfaatkan hasil beberapa jenis tanaman yang ditanam pada tepi jalan ini untuk dijual seperti buah dari pohon Kenari Cannarium commune, bunga dari pohon Tanjung Mimosop elengi, dan kayu dari pohon Mahoni Swietenia mahagoni. Selain menghasilkan materi yang dapat dijual secara langsung, keberadaan RTH pada tepi jalan raya ini juga di- manfaatkan oleh masyarakat sebagai areal untuk berusaha dan berdagang. 104 Pada jalur hijau tepi kota atau green belt kota untuk Kota Bogor dido- minasi oleh areal pertanian rakyat, kebun percobaan pertanian dan kehutanan, padang golf dan perumahan penduduk berpekarangan, maka latar belakang pengetahuan masyarakat yang terkait dengan bidang lingkungan profesi mem- berikan korelasi yang nyata dan positif terhadap penilaian fungsi biofisik ini. Semakin tinggi tingkat pengetahuan lingkungan yang dimilikinya maka besar penilaiannya terhadap fungsi biofisik bentuk jalur hijau ini juga akan semakin meningkat. Mengingat peran dan manfaat yang tinggi dari bentuk jalur hijau ini terhadap kualitas lingkungan kawasan perkotaan terutama fungsi biofisik, bio- ventilator yang berperan dalam menurunkan suhu kota, lahan produksi maka untuk mengelola ketersediaan dan kelestariannya dibutuhkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan dan fungsi lingkungan jalur hijau ini. Untuk mendukung peningkatan penilaian, penghargaan, atau apresiasi masyarakat pada ruang-ruang terbuka hijau kota, yang selanjutnya akan ber- dampak terhadap tingginya kesadaran dan kepeduliannya terhadap ketersedia- ankeberadaan dan kelestariannya, maka dibutuhkan suatu model pengelolaan RTH kota yang spesifik. Selain program penyuluhan terhadap masyarakat, maka program yang mengikut sertakan masyarakat dalam berbagai aktivitas dan pengambilan keputusan yang bersifat konsultatif dan kemitraan guna perbaikan lingkungan kota merupakan salah satu model yang dapat diusulkan termasuk pembentukan eco society movement danatau city beautiful movement dalam bentuk pengelolaan baru RTH ini. Penyuluh tidak hanya berasal dari dan oleh pemerintah daerah atau dinas teknis pengelola RTH saja tetapi, berdasarkan hasil penelitian ini, efektivitas juga dapat dicapai dengan kegiatan partisipasi masyarakat yang dikoordinasikan atau “dimotori” oleh kelompok masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif tinggi dan kelompok yang memiliki pengetahuan lingkungan. Jenjangan kelompok dan materi penyuluhan dipersiapkan dengan melihat permasalahan dalam wilayah kota yang terjadi atau yang akan dihadapi, penanggulangan per- masalahan melalui sarana RTH fungsi, bentuk, lokasi dan kelompok masya- rakat sasarannya sehingga tujuan peningkatan kualitas dan kapasitas lingkungan perkotaan ini dapat terwujud melalui keikut sertaan masyarakatnya. Peningkatan pengetahuan kelompok masyarakat ini akan membantu kegiatan pengelolaan RTH yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bogor. 105 2 Penilaian pada tiap bentuk RTH Analisis lebih lanjut dilakukan dengan menempatkan plotting nilai KU 1 dan KU 2 dari tiap bentuk RTH yang diamati secara spasial untuk mengetahui pola penggerombolan clustering berdasarkan karakter demografis responden . Ana- lisis gerombol, yang menghasilkan bentuk dendrogram Gambar disajikan pada Lampiran 5, dilakukan untuk mengetahui pola dan jarak tiap gerombol respon- den yang terbentuk . Dari tiap gerombol atau kumpulan responden yang terjadi, selanjutnya disajikan data yang memperlihatkan hubungan antara profil demo- grafis responden tersebut dengan tingkat penilaian, apresiasi atau penghargaan yang merupakan median dari nilai WTC mereka terhadap tiap fungsi RTH pada tiap bentuk RTH yang diteliti. Dari hasil analisis gerombol juga akan dijelaskan latar belakang terjadinya keragaman dari faktor demografis yang diteliti umur, gender, pendidikan, latar belakang pengetahuan lingkungan, dan pendapatan dari tiap gerombolkelompok masyarakat. Dari hasil analisis gerombol seluruhnya diketahui bahwa, umumnya, seba- gian besar masyarakat 85 memberikan penilaian, penghargaan atau apresi- asi yang rendah terhadap fungsi pada tiap bentuk ruang terbuka hijau RTH kota ini dan hanya ±15 yang memberikan penilaian yang sedang sampai dengan penilaian yang tinggi. Data ini dapat menyatakan bahwa sebagian besar pendu- duk kota penelitian ini tidak ”menghargai” atau tidak memperhatikan akan keber- adaan dan ketersediaan semua elemen penghijauan kota atau RTH dalam kota Bogor ini. Bila bentuk atau tingkat penilaian yang dilakukan masyarakat ini merupa- kan cerminan atau ukuran dari pendapatnya atau kontribusinya untuk keter- sediaan dan kelestarian RTH kota maka dapat dinyatakan bahwa sebagian besar masyarakat kota penelitian ini tidak atau kurang sadar atau peduli terhadap RTH ini. Hal ini juga didukung oleh ketidak fahaman atau ketidak jelasan mereka terhadap berbagai bentuk dan fungsi dari RTH subbab 5.3.1, 5.3.2, dan bahasan sebelumnya. Untuk meningkatkan apresiasi masyarakat maka perlu diketahui lebih rinci kelompok masyarakat tersebut dan model peningkatan pengetahuan dan apre- siasi yang akan diberikan. Gambaran tentang peringkat penilaian atau peng- hargaan tiap kelompok responden terhadap 6 enam bentuk RTH yang diteliti 106 dapat dilihat pada Gambar 30 sampai dengan Gambar 35, dan Tabel 13 sampai dengan Tabel 24. a Bentuk RTH kawasan Ragam penilaian masyarakat kota penelitian terhadap RTH bentuk kawa- san ini dapat dilihat pada Gambar 30 pengelompokan responden secara spa- sial, Tabel 13 profil besar penilaian yang diberikan responden, dan Tabel 14 profil demografis responden. Dari 9 sembilan gerombol yang terbentuk didapatkan bahwa G1 merupa- kan gerombolkelompok responden yang memberikan penilaian atau penghar- gaan yang paling rendah pada bentuk RTH kawasan dan G2 merupakan kelompok pemberi nilai yang tertinggi. Penilai rendah ini juga merupakan gerom- bol dengan jumlah responden yang tertinggi, umumnya, dengan klasifikasi laki- laki yang tidak memiliki latar belakang atau pengetahuan dalam bidang ling- kungan Tabel 13 dan Tabel 14. Berdasarkan data pada Tabel 13 dan Tabel 14 didapatkan bahwa untuk RTH kawasan, penilaian responden yang tertinggi terhadap: € fungsi ekonomi G2, G6, umumnya, diberikan oleh responden yang memiliki pendidikan rendah, tidak memiliki pendapatan, dan tidak me- miliki pengetahuan lingkungan. € fungsi biofisik G2, G3, G4, G7, G8, umumnya, diberikan oleh res- ponden yang didominasi oleh kelompok perempuan dewasa, ber- pendidikan menengah-tinggi, memiliki latar belakang bidang lingkungan, dan klasifikasi tingkat pendapatan sedang € fungsi arsitektural G2, G4, umumnya, diberikan oleh responden perempuan yang berpendidikan tinggi € fungsi sosial G2, G4, G8 diberikan oleh responden perempuan yang berpendidikan tinggi dengan pengetahuan yang terkait bidang lingkung- an, serta berpendapatan menengah. Olahan data ini memperlihatkan bahwa, untuk RTH kawasan, fungsi ekonomi terpisah dengan fungsi non ekonomi, dengan pemilah utamanya adalah tingkat pendidikan dan pendapatan, dan pengetahuan atau latar belakang yang terkait dengan lingkungan 1 2 3 1 11 1 1 1 1 11 11 1 1 1 1 1 11 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 1 11 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 6 1 1 1 11 1 1 7 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 2 1 1 1 2 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 5 2 2 11 1 1 2 1 2 1 k o r K U I I 107 Gambar 30. Posisi relatif antar gerombol responden pada RTH kawasan Tabel 13. Profil penilaian tiap gerombol responden pada RTH kawasan Gerombol Fungsi Ekonomi Fungsi Biofisik Fungsi Arsitektural Fungsi Sosial Total Nilai 1 n=177 4 500.00 7 500.00 7 500.00 7 500.00 30 000.00 2 n=16 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 4 000 000.00 3 n=1 625 000.00 1 000 000.00 625 000.00 625 000.00 2 875 000.00 4 n=4 70 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 3 007 625.00 5 n=3 625 000.00 175 000.00 175 000.00 225 000.00 1 200 000.00 6 n=1 1 000 000.00 625 000.00 625 000.00 125 000.00 2 375 000.00 7 n=1 875 000.00 1 000 000.00 375 000.00 875 000.00 3 125 000.00 8 n=1 375 000.00 1 000 000.00 875 000.00 1 000 000.00 3 250 000.00 9 n=1 875 000.00 875 000.00 625 000.00 375 000.00 2 750 000.00 Keterangan: Nilai dalam tabel adalah nilai median WTC Tabel 14. Profil demografi tiap gerombol untuk RTH kawasan Jumlah Kriteria Rincian G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 1. Responden 177 16 1 4 3 1 1 1 1 2. Gender Laki-laki 103 8 1 2 1 1 Perempuan 74 8 1 3 1 1 1 3. Umur 15 3 1 15 – 45 141 11 4 2 1 1 45 33 5 1 1 1 4. Pendidikan SLTP 27 2 1 1 1 SMU 74 5 1 2 1 1 PT 76 9 3 1 5. Profesi Tidak terkait lingkungan 121 8 1 2 2 1 108 Terkait dengan lingkungan 56 8 2 1 1 1 1 6. Pendapatan Tidak berpendapatan 53 6 1 2 1 1 500.000 56 1 2 1 500.001 – 1.500.000 46 5 1 1 1 1.500.001 – 2.500.000 10 2 1 2.500.001 – 6000.000 6 1 6.000.000 6 1 b Bentuk RTH simpul Ragam penilaian masyarakat kota penelitian terhadap RTH berbentuk simpul dapat dilihat pada Gambar 31 pengelompokan responden secara spasial, Tabel 15 profil besar penilaian yang diberikan responden, dan Tabel 16 profil demografis responden. Gambar 31. Posisi relatif antar gerombol responden pada RTH simpul Terbentuk hanya 2 dua gerombol responden, yang dapat dinyatakan bah-wa RTH simpul ini, yang direpresentasikan dengan RTH pertamanan dalam skala kecil dan lebih mengemukakan tampakan estetikanya, merupakan suatu bentuk RTH yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat perkotaan karena infor-masi mengenai hal ini cukup intensif dan telah memberikan pengetahuan pada warga kota tentang manfaat dari bentuk RTH ini. Dari dua gerombol yang terbentuk merupakan gerombol responden yang memberikan penilaian yang terrendah G1 pada RTH simpul dan penilai tertinggi -8 -6 -4 -2 2 -2 -1 1 2 3 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 2 1 1 1 1 1 Skor KU I S k o r K U II 109 G2. Pemilah utama dari dua gerombol penilai adalah dari jenis kelamin, umur, pendapatan, dan profesi, dimana kelompok penilai rendah G1 ini merupakan kelompok dengan dominasi laki-laki dewasa, pendapatan relatif rendah sampai menengah, dan latar belakang yang tidak terkait dengan bidang lingkungan. Tabel 15. Profil penilaian tiap gerombol responden pada RTH simpul Gerombol Fungsi Ekonomi Fungsi Biofisik Fungsi Arsitektural Fungsi Sosial Total Nilai 1 n=201 4 500.00 7 500.00 4 500.00 7 500.00 26 000.00 2 n=4 51 250.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 3 051 250.00 Keterangan: Nilai dalam tabel adalah median nilai WTC Tabel 16. Profil demografi tiap gerombol responden untuk RTH simpul Jumlah Kriteria Perincian G 1 G 2 1. Responden 201 4 2. Jenis Kelamin Laki-laki 116 Perempuan 85 4 3. Umur 15 4 15 – 45 156 4 45 41 4. Pendidikan SLTP 32 SMU 83 1 PT 86 3 5. Profesi Tidak terkait lingkungan 134 1 Terkait dengan lingkungan 67 3 6. Pendapatan Tidak berpendapatan 64 1 500.000 58 1 500.001 – 1.500.000 52 2 1.500.001 – 2.500.000 13 2.500.001 – 6000.000 7 6.000.000 7 c Bentuk jalur hijau jalan raya Ragam penilaian masyarakat kota penelitian terhadap jalur hijau jalan raya dapat dilihat pada Gambar 32 pengelompokan responden secara spasial, Tabel 17 profil penilaian responden, dan Tabel 18 profil demografis responden. Tabel 17 dan Tabel 18 memperlihatkan penilaian masyarakat kota pene- litian ini terhadap RTH berbentuk jalur hijau jalan raya. Dari tujuh gerombol yang terbentuk didapatkan bahwa G1 merupakan gerombolkelompok responden yang memberikan penilaian atau penghargaan yang paling rendah pada jalur hijau 110 jalan raya dan G2 merupakan kelompok penilai yang tertinggi. Penilai rendah ini juga merupakan gerombol dengan jumlah responden yang tertinggi, umumnya, didominasi oleh laki-laki umur dewasa dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi, tidak memiliki latar belakang pengetahuan bidang lingkungan, serta ber- pendapatan sedangmenengah. Gambar 32. Posisi relatif antar gerombol responden pada jalur hijau jalan raya Tabel 17. Profil penilaian tiap gerombol responden pada jalur hijau jalan raya Gerombol Fungsi Ekonomi Fungsi Biofisik Fungsi Arsitektural Fungsi Sosial Total Nilai 1 n=182 2 500.00 4 500.00 4 500.00 4 500.00 17 375.00 2 n=15 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 4 000 000.00 3 n=3 125 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 3 001 250.00 4 n=1 250.00 1 000 000.00 1 000 000.00 15 000.00 2 015 250.00 5 n=1 375 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 3 375 000.00 6 n=2 625 000.00 937 500.00 937 500.00 937 500.00 3 437 500.00 7 n=1 35 000.00 375 000.00 875 000.00 875 000.00 2 160 000.00 Keterangan: Nilai dalam tabel adalah median nilai WTC Tabel 18. Profil demografi tiap gerombol responden untuk jalur hijau jalan raya Jumlah Kriteria Perincian G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 1. Responden 182 15 3 1 1 2 1 2. J. Kelamin Laki-laki 105 8 2 1 Perempuan 77 7 1 1 1 3 -8 -6 -4 -2 2 -3 -2 -1 1 2 1 1 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 2 1 1 1 2 11 1 2 1 1 1 1 1 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 1 11 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 11 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 2 2 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 11 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 6 1 1 1 2 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 6 2 1 2 7 1 Skor KU I S k o r KU II 111 3. Umur 15 4 15 – 45 143 10 3 1 1 2 45 35 5 1 4. Pendidikan SLTP 30 1 1 SMU 74 7 2 1 PT 78 7 1 1 1 1 5. Profesi Tidak terkait lingkungan 124 7 3 1 Terkait dengan lingkungan 58 8 1 1 1 1 6. Pendapatan Tidak berpendapatan 7 2 2 500.000 57 1 1 1 500.001 – 1.500.000 48 4 1 1 1.500.001 – 2.500.000 11 2 2.500.001 – 6000.000 6 1 6.000.000 6 1 Berdasarkan data pada Tabel 17 dan Tabel 18 didapatkan bahwa untuk jalur hijau jalan raya, penilaian responden yang tinggi terhadap: € fungsi ekonomi G2, umumnya, diberikan oleh responden yang berpen- didikan menengah-tinggi, cenderung tidak memiliki pendapatan, € fungsi biofisik dan fungsi arsitektur G2, G3, G4, G5, umumnya, diberi- kan oleh responden berklasifikasi tingkat pendapatan rendah-sedang € fungsi sosial G2, G3, G5 diberikan oleh responden dengan pengeta- huan terkait bidang lingkungan dan berpendapatan rendah-sedang. Olahan data ini memperlihatkan bahwa, untuk jalur hijau tepi jalan, fungsi ekonomi juga cenderung terpisah dengan fungsi-fungsi non ekonomi, dengan pe- milah utamanya adalah tingkat pendapatan dan pengetahuan atau latar bela- kang yang terkait dengan lingkungan d Bentuk jalur hijau lintas kereta Ragam penilaian masyarakat kota penelitian ini terhadap jalur hijau lintas kereta dapat dilihat pada Gambar 33 pengelompokan responden secara spa- sial, Tabel 19 profil besar penilaian yang diberikan responden, dan Tabel 20 profil demografis responden. Terbentuk 13 gerombol yang menggambarkan jumlah ragam masyarakat penilai yang terbesar dibandingkan dengan bentuk RTH lain yang diteliti. Jumlah gerombol yang lebih besar yang didapatkan pada jalur hijau lintas kereta ini diduga mencerminkan kurang dikenal danatau kurang sesuai materi atau informasi yang disampaikan mengenai bentuk RTH ini, dan juga karena kurang intensifnya perhatian pemerintah daerah atau lembaga 112 penelitian untuk merancang bentuk dan struktur fisiknya dengan baik walaupun manfaat penyangganya cukup tinggi. Gambar 33. Posisi relatif antar gerombol responden pada jalur hijau lintas kereta Tabel 19. Profil penilaian tiap gerombol responden pada jalur hijau lintas kereta Gerombol Fungsi Ekonomi Fungsi Biofisik Fungsi Arsitektural Fungsi Sosial Total Nilai 1 n=178 1 750.00 2 250.00 2 250.00 2 250.00 9 187.50 2 n=13 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 4 000 000.00 3 n=2 375 000.00 375 000.00 375 000.00 375 000.00 1 500 000.00 4 n=1 375 000.00 625 000.00 375 000.00 375 000.00 1 750 000.00 5 n=2 300 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 225 000.00 2 525 000.00 6 n=2 625 000.00 625 000.00 625 000.00 625 000.00 2 500 000.00 7 n=1 2 250.00 875 000.00 225 000.00 125 000.00 1 227 250.00 8 n=1 35 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 35 000.00 2 070 000.00 9 n=1 62 500.00 1 000 000.00 375 000.00 375 000.00 1 812 500.00 10 n=1 875.00 625.00 2 750.00 625 000.00 629 250.00 11 n=1 125 000.00 62 500.00 375 000.00 875 000.00 1 437 500.00 12 n=1 375 000.00 875 000.00 875 000.00 1 000 000.00 3 125 000.00 13 n=13 125 000.00 375 000.00 375 000.00 35 000.00 910 000.00 Keterangan: Nilai dalam tabel adalah median nilai WTC Tabel 20. Profil demografi tiap gerombol responden untuk jalur hijau lintas kereta Jumlah Kriteria Rincian G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 -8 -6 -4 -2 2 -2 2 4 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 11 1 11 1 1 2 1 1 7 1 1 1 1 1 11 1 11 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 6 1 1 1 1 5 1 1 3 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 11 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 13 1 2 2 1 2 1 1 Skor KU I S k o r K U I I 113 1. Responden 178 13 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2. Jen Kelamin Laki-laki 102 6 2 1 1 1 1 1 1 Perempuan 76 7 1 1 1 1 1 1 3. Umur 15 4 15 – 45 139 8 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 45 35 5 1 4. Pendidikan SLTP 31 1 SMU 72 4 2 1 2 1 1 1 PT 75 8 1 1 1 1 1 1 5. Profesi Tidak terkait lingkungan 124 6 1 1 1 1 1 Terkait dng lingkungan 54 7 2 1 1 1 1 1 1 1 6. Pendapatan Tidak berpendapatan 54 5 1 1 2 1 1 500.000 55 1 1 1 1 500.001 – 1.500.000 46 4 1 1 1 1 1.500.001 – 2.500.000 11 2 2.500.001 – 6000.000 7 6.000.000 5 1 1 Data pada Tabel 19 dan Tabel 20 memperlihatkan gerombol yang mem- berikan penilaian yang terrendah G1 dengan jumlah terbesar, serta gerombol penilai yang tertinggi G2. Berdasarkan data pada Tabel 19 dan Tabel 20 di- dapatkan bahwa untuk jalur hijau lintas kereta, penilaian responden yang ter- tinggi terhadap: € fungsi ekonomi G2, umumnya, diberikan oleh responden yang dewasa dan berpendidikan sedang-tinggi. € fungsi biofisik G2, G5, G8, G9, umumnya, diberikan oleh responden yang didominasi oleh kelompok perempuan dewasa, berpendidikan menengah-tinggi, dan klasifikasi tingkat pendapatan rendah-sedang € fungsi arsitektural G2, G5, G8, umumnya, diberikan oleh responden perempuan dewasa yang berpendidikan sedang-tinggi, terkait dengan bidang lingkungan € fungsi sosial G2, G12 diberikan oleh responden perempuan yang ber- pendidikan tinggi dengan pengetahuan yang tidak terkait bidang lingkungan, serta tidak memiliki pendapatan. Olahan data ini memperlihatkan bahwa penilaian yang tinggi terhadap jalur hijau lintas kereta diberikan oleh responden yang berpendidikan tinggi. e Bentuk jalur hijau tepi sungai Ragam penilaian masyarakat kota penelitian terhadap jalur hijau tepi sungai dapat dilihat pada Gambar 34 pengelompokan responden secara spasial, Tabel 114 21 profil besar penilaian yang diberikan responden, dan Tabel 22 profil demo- grafis responden. Sama seperti penilaian terhadap RTH simpul, pada jalur hijau tepi sungai ini juga membentuk hanya 2 dua gerombol responden, yaitu G1 penilaian yang terrendah yang berjumlah cukup banyak dan G2 penilaian tertinggi. Umumnya penilai rendah adalah gerombol laki-laki yang tidak memiliki latar belakang atau pengetahuan dalam bidang lingkungan. Dua gerombol yang terbentuk menggambarkan relatif tidak banyaknya ragam penilaian masyarakat terhadap bentuk RTH ini. Jumlah gerombol yang lebih kecil mencerminkan intensifnya penyuluhan dan informasi yang disampai- kan pada masyarakat mengenai bentuk jalur hijau tepi sungaibantaran sungai yang telah memberikan tambahan pengetahuan dan pengertian pada warga kota tentang manfaat ketersediaan dan kelestarian RTH bantaran sungai ini. Gambar 34. Posisi relatif antar gerombol responden pada jalur hijau tepi sungai Tabel 21. Profil penilaian tiap gerombol responden pada jalur hijau tepi sungai Gerombol Fungsi Ekonomi Fungsi Biofisik Fungsi Arsitektural Fungsi Sosial Total Nilai 1 n=188 2 250.00 4 500.00 3 500.00 3 500.00 14 750.00 2 n=17 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 4 000 000.00 Keterangan: Nilai dalam tabel adalah median nilai WTC Tabel 22. Profil demografi tiap gerombol responden untuk jalur hijau tepi sungai Kriteria Perincian Jumlah -6 -4 -2 2 -3 -2 -1 1 2 1 111 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 11 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 Skor KU I S k o r K U I I 115 G1 G2 1. Responden 188 17 2. Jenis Kelamin Laki-laki 108 8 Perempuan 80 9 3. Umur 15 4 15 – 45 148 12 45 36 5 4. Pendidikan SLTP 31 1 SMU 77 7 PT 80 9 5. Profesi Tidak terkait lingkungan 128 7 Terkait dengan lingkungan 60 10 6. Pendapatan Tidak berpendapatan 57 8 500.000 58 1 500.001 – 1.500.000 49 5 1.500.001 – 2.500.000 11 2 2.500.001 – 6000.000 7 6.000.000 6 1 f Bentuk jalur hijau tepi kota Gambar 35 pengelompokan responden secara spasial, Tabel 23 profil besar penilaian yang diberikan responden, dan Tabel 24 profil demografis res- ponden. Gambar 35. Posisi relatif antar gerombol responden pada jalur hijau tepi kota Data Gambar 35 memperlihatkan penilaian masyarakat kota penelitian terhadap RTH yang berbentuk jalur hijau tepi kota yang merupakan bentuk jalur -6 -4 -2 2 -4 -2 2 4 1 11 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 11 1 1 3 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 11 1 1 2 2 1 2 1 1 Skor KU I S k o r K U II 116 hijau yang masih mendominasi kota ini dan yang masih tetap terpelihara dengan baik. Tiga gerombol yang terbentuk dari olahan data menggambarkan tidak banyaknya ragam penilaian masyarakat terhadap bentuk RTH ini. G1 merupakan gerombol masyarakat yang memberikan penilaian yang rendah dengan jumlah responden yang tertinggi, dan G2 merupakan gerombol pemberi nilai yang tertinggi. Pemilah hasil penggerombolan G1 dengan G2 adalah dari keterkaitan latar belakang mereka pekerjaanprofesi utama maupun pendidikan dengan bidang lingkungan. Tabel 23. Profil penilaian tiap gerombol responden pada jalur hijau tepi kota Gerombol Fungsi Ekonomi Fungsi Biofisik Fungsi Arsitektural Fungsi Sosial Total Nilai 1 n=185 2 750.00 4 500.00 3 500.00 3 500.00 18 000.00 2 n=19 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 1 000 000.00 4 000 000.00 3 n=1 1 000 000.00 1 000 000.00 125 000.00 125 000.00 2 250 000.00 Keterangan: Nilai dalam tabel adalah median nilai WTC Tabel 24. Profil demografi tiap gerombol responden untuk jalur hijau tepi kota Jumlah Kriteria Rincian G1 G2 G3 1. Responden 185 19 1 2. Jenis Kelamin Laki-laki 106 10 Perempuan 79 9 1 3. Umur 15 4 15 – 45 146 13 1 45 35 6 4. Pendidikan SLTP 31 1 SMU 75 9 PT 79 9 1 5. Profesi Tidak terkait lingkungan 127 8 Terkait dng lingkungan 58 11 1 6. Pendapatan Tidak berpendapatan 56 9 500.000 57 1 1 500.001 – 1.500.000 48 6 1.500.001 – 2.500.000 11 2 2.500.001 – 6000.000 7 6.000.000 6 1 117 Berdasarkan data pada Tabel 23 dan Tabel 24 didapatkan bahwa untuk jalur hijau tepi kota, penilaian responden cenderung menggabung antara penilai- an untuk fungsi ekonomi dan fungsi biofisik G2, G3, serta penilaian untuk fungsi arsitektural dan fungsi sosial G2. Penggabungan antara fungsi sosial dan arsitektural merupakan penggabungan yang searah dan cenderung ber- makna dan bertujuan sama yaitu untuk kenyamanan, baik fisik maupun sosial; tetapi penggabungan fungsi ekonomi dan biofisik merupakan penggabungan yang kontradiktif. Gabungan fungsi ekonomi dan fungsi ekologis atau fungsi biofisik ini mungkin dapat diterangkan dengan alternatif peruntukan lahan yang dapat dilakukan pada jalur hijau tepi kota ini, yaitu peruntukan lahan pertanian untuk kepentingan ekonomi atau peruntukan lahan hutan terutama bentuk penghijauan untuk konservasi atau untuk perlindungan tata air pada areal-areal tepi selatan kota penelitian untuk kepentingan ekologis, biofisik. Dua pilihan penilaian terakhir ini bergabung, dan secara tidak langsung dan berjangka pan- jang, model gabungan fungsi-fungsi ini memiliki makna ekonomi; dan responden penilai gabungan ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan juga memiliki latar belakang pengetahuan dalam bidang lingkungan. g Bahasan umum Jumlah gerombol penilai Dari hasil analisis gerombol seluruhnya diketahui bahwa, umumnya, seba- gian besar masyarakat 85, G1 memberikan penilaian, penghargaan atau apresiasi yang rendah terutama pada fungsi ekonomi pada tiap bentuk ruang terbuka hijau RTH kota ini dan hanya ±15 yang memberikan penilaian yang sedang sampai dengan penilaian yang tinggi. Data ini menyatakan bahwa seba- gian besar dari masyarakat kota penelitian ini, Kota Bogor, menilai empat fungsi yang dimiliki RTH dengan sangat rendah; dan hal ini dapat diinterpretasikan bahwa gerombol atau kelompok responden ini kurang menghargai atau tidak memiliki perhatian dan juga pengetahuan yang baik akan keberadaan RTH demikian juga pada tiap bentukrancangandesign dan fungsi yang dimilikinya. Kenyataan bahwa sebagian besar responden kurang dapat membedakan antar fungsimanfaatkepentingan dan antar bentuk rancangandesign yang di- teliti dan juga rendahnya penilaian terhadap hal-hal ini merupakan alasan kurangnya perhatian dan kepedulian sebagian besar masyarakat Bogor terhadap 118 eksistensi dan rancangan fungsional RTH kota. Hal ini akan berkonsekuensi pada rendahnya rasa memiliki sense of belonging dan, selanjutnya, rendahnya partisipasi mereka untuk membangun dan melestarikan RTH kota ini. Dalam jangka waktu panjang dapat menurunkan kapasitas dan kualitas lingkungan kota, dan juga akan meningkatkan biaya pengelolaan kota, serta juga menurunkan kualitas budaya dari heritage value yang bernilai tinggi yang dimiliki kota Bogor dari kota tersebut. Program utama yang disarankan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan merencanakan suatu tindakan penyuluhan tentang kepentingan dan manfaat akan keberadaan RTH serta juga spesifikasi dari tiap fungsi lingkungan utama, tambahan yang dimilikinya, dengan berbagai cara yang efektif a.l. program pemasyarakatan RTH sehingga menjadi bagian dari lingkungan kehidupannya. Kategori responden responden yang sangat menghargai ketersediaan RTH dalam kota ±15, yaitu yang didominasi oleh responden atau masyarakat yang berpendidikan tinggi disarankan untuk menjadi salah satu kelompok utama pendamping pemerintah kota atau penentu kondisi ruang-ruang kota khususnya RTH. Kelompok ini akan menjadi motor penggerak masyarakat kota pada tiap bagian kota terutama untuk meningfkatkan kesadaran dan kepedulian tentang manfaat RTH dalam mengendalikan keberlanjutan sistem perkotaan. Tabel 25 memperlihatkan kemungkinan terjadinya perbedaan gerombol responden pada tiap bentuk RTH yang diteliti akibat perbedaan aspek demo- grafisnya. Jumlah gerombol yang tinggi memperlihatkan banyaknya bentuk pendapat, pilihan, atau penawaran terhadap bentuk-bentuk RTH tertentu, yang dimungkinkan karena responden sangat mengetahui atau sangat tidak mengeta- hui makna dan kepentingan dari bentuk dan fungsi yang ditawarkandisuplai. Tabel 25. Jumlah gerombol responden penilai bentuk RTH kota Bentuk RTH Kota Jumlah Gerombol Kemungkinan terbentuknya ragam jumlah penggerombolan 1. Mengelompok a. Kawasan 9 Dikenal bentuknya, informasi tidak jelas b. Simpul 2 Sudah dikenal, terutama jenis taman-taman kota 2. Jalur a. Jalur hijau jalan raya 7 Informasi yang banyak b. Jalur hijau lintas kereta 13 Kurang atau tidak ada informasi dan bahasan c. Jalur hijau tepi sungai 2 Sudah dikenal, banyak informasi d. Jalur hijau tepi kota 3 Kurang dikenal, kurang informasi 119 Bentuk dan intensitas pemberian informasipenyuluhan melalui berbagai bentuk media dan program mengenai bentuk dan fungsi RTH dalam wilayah perkotaan juga dapat menentukan jumlah gerombol yang terbentuk. Jumlah gerombol yang lebih besar, kemungkinan, mencerminkan kurang intensif atau kurang sesuainya informasi yang disampaikan pada masyarakat, dan yang sebaliknya terjadi pada jumlah gerombol yang lebih kecil. Untuk mendapatkan lingkungan kota yang baik, melalui penyediaan dan pelestarian RTH, diupayakan untuk memperkecil jumlah gerombol memfokuskan pengetahuan dan juga menyamakan persepsi terutama kearah pembentukan masyarakat yang akan menilai RTH dengan bentuk dan fungsi pada nilai yang diinginkan seperti pendukung perbaikan kualitas lingkungan alami kota, serta me- ningkatkan kapasitas sumberdaya alam dan lingkungan kotanya. Dengan kondisi seperti ini, dimana setiap warga masyarakat dapat menghargai akan peran dari keberadaan tanaman dan RTH sebagai bagian penting dari keberlanjutan sistem fisik perkotaan, akan mempermudah dan efektif dalam pengelolaan RTH ini sehingga kualitas lingkungan kota yang nyaman, sehat, dan indah dapat lebih ditingkatkan dan menjadi kenyataan. Berdasarkan besar hasil penilaian yang diberikan oleh responden diketahui bahwa bentuk RTH simpul dan jalur hijau tepi sungai terlihat memiliki karakter penilaian yang agak berbeda dibandingkan dengan bentuk RTH lainnya. Infor-masi, pengenalan, dan pengetahuan yang lebih sering, lebih baik dan mendalam terhadap dua bentuk RTH ini yang direpresentasikan dengan taman-taman kota dan taman-taman di kawasan permukiman, bantaran-bantaran sungai diduga merupakan pemilah penilaian yang lebih spesifik terhadap fungsi ini. Taman-taman kota merupakan suatu bentuk RTH yang sangat dikenal oleh masyarakat perkotaan karena informasi mengenai hal ini cukup intensif, demikian juga dengan penyuluhan dan informasi terhadap jalur hijau tepi sungai atau bantaran sungai yang dilakukan secara intensif telah memberikan pengetahuan pada warga kota tentang manfaat dari kedua bentuk RTH ini. Jumlah gerombol yang lebih besar yang didapatkan pada jalur hijau lintas kereta diduga mencerminkan kurang dikenal danatau kurang sesuai materi atau informasi yang disampaikan tentang bentuk RTH ini walaupun 120 manfaat perlin-dungan atau penyangganya cukup tinggi. Selain itu, juga karena kurang intensif-nya perhatian pemerintah atau lembaga penelitian lain untuk merancang struktur fisiknya dengan baik dan fungsional terhadap masyarakat dan wajah kota. RTH bentuk kawasan dan jalur hijau jalan raya merupakan dua bentuk RTH yang “bersinggungan” langsung dengan kehidupan penduduk dan yang dapat dinyatakan sebagai suatu bentuk informasi bentuk, fisik dan visual yang diterima secara langsung oleh mereka. Tetapi responden juga memiliki banyak ragam penilaian sangat menghargai - menghargainya, yang diduga tergantung latar belakang kelompok masyarakat tersebut dan kepentingan penggunaannya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kota Bogor memberi penghargaan yang relatif sama terhadap tiap fungsi dan bentuk RTH kota ini, walaupun dari kemiripan demografis responden maka bentuk-bentuk RTH ini akan dinilai berbeda subbab 5.1 dan 5.2. Bila diketahui bahwa fungsi dan bentuk fisik saling berkaitan Crowe 1979; Forman dan Godron 1986; Lynch 1984; Purwono 1998 serta adanya bentuk tertentu untuk nilai manfaat dan fungsi utama RTH tertentu pada lokasi yang juga tertentu Forman dan Godron 1986; Grahn 1991; Grey dan Deneke 1978: Lyle 1981; Pakpahan 1993; Purwono 1998; Sitawati et al. 1994 maka perencana dan pengelola ruang kota, atau lembaga yang terkait dengan lingkungan perkotaan disarankan untuk memberi- kan informasi dan penyuluhan yang lebih spesifik mengenai tiga hal ini fungsi, bentuk, dan lokasi penghijauan kota sehingga diharapkan setiap warga kota dapat mengetahui berbagai kepentingan dan manfaat RTH guna perbaikan dan juga peningkatan kapasitas dan kualitas lingkungan wilayah perkotaan. Selain dapat meningkatkan pengetahuan dan apresiasinya, diharapkan bahwa masyarakat akan dapat memberikan respons atau tindakan partisipasi yang positif terhadap ketersediaan dan kelestarian RTH pada tiap fungsi, tiap bentuk, dan tiap lokasi di bagian wilayah kota. Dampak positif selanjutnya yang dapat diharapkan adalah terjadinya kondisi kota yang mengarah pada terben- tuknya suatu kota yang dapat memberi dan menghasilkan berbagai manfaat lingkungan yang positif terhadap penduduk kenyamanan, kesehatan, keindahan, lainnya dan lingkungan pembentuk kota keamanan, keteraturan, lainnya, baik pada saat ini dan juga pada masa yang akan datang. Latar belakang demografis responden 121 Terdapat tiga faktor demografis pada masyarakat penilai yang cenderung mempengaruhi tingkat penilaian mereka terhadap RTH dalam kotanya. Berda- sarkan hasil korelasi pada Tabel 12 diketahui bahwa faktor tingkat pendidikan berkorelasi nyata pada semua bentuk RTH yang diteliti dimana tingkat pendidik- an yang tinggi berperan dengan tingginya penilaian atau penghargaan masya- rakat terhadap RTH kota. Selanjutnya, hasil pada Tabel 13 sampai Tabel 24 menunjukkan bahwa latar belakang pengetahuan lingkungan atau latar belakang masyarakat yang terkait dengan bidang lingkungan seperti bekerja pada lem- baga-lembaga pertaniankehutanan, pemerhati lingkungantanaman memperli- hatkan kecenderungan untuk meningkatkan penilaian mereka terhadap RTH. Pada bentuk-bentuk RTH tertentu, yaitu bentuk simpul taman-taman kota, ben- tuk jalur hijau lintas kereta dan jalur hijau tepi sungai maka faktor gender jenis kelamin berperan dalam penilaian yang lebih tinggi. Dalam kasus gender ini terlihat kecenderungan dari kelompok perempuan untuk memberikan penilaian dan penghargaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok laki-laki untuk ketersediaan RTH dalam kota. Bila dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis korespondensi yang dilakukan terhadap faktor demografis yang berkorelasi yaitu faktor-faktor pendidikan, dan latar belakangpengetahuan lingkungan dan juga atau terhadap faktor gender jenis kelamin terhadap besarnya penilaian atau nilai penghargaan yang diberikan oleh masyarakat terhadap keberadaanketersediaan RTH kota ini maka dapat diketahui adanya kecenderungan faktor tertentu terhadap besarnya nilai yang ditawarkan Gambar 36. Dari hasil analisis ini dapat dilihat bahwa, umumnya, pada setiap bentuk RTH yang diteliti maka nilai RTH yang tertinggi yang dinyatakan dengan E3, B3, Ar3, S3 untuk masing-masing fungsi ekonomi, fungsi biofisik, fungsi arsitektural, dan fungsi sosial diberikan oleh responden yang memiliki ciri berpendidikan tinggi, memiliki latar belakangpengetahuan dalam bidang yang terkait dengan lingkungan, dan dari kelompok wanita. Didapatkan hasil yang bertolak belakang dari hal ini, yaitu nilai RTH yang terendah yang dinyatakan dengan E0, B0, Ar0, S0 untuk masing-masing fungsi ekonomi, fungsi biofisik, fungsi arsitektural, dan fungsi sosial cenderung diberikan oleh kelompok responden yang memiliki ciri berpendidikan rendah, tidak memiliki latar belakangpengetahuan dalam bidang yang terkait dengan lingkungan, dan dari kelompok laki-laki. 122 Dari berbagai analisis ini terlihat bahwa latar belakang pendidikan dan pengetahuan seseorang atau sekelompok orang akan mempengaruhi secara nyata pada putusan atau penawarannya terhadap nilai RTH, atau akan mem- pengaruhi tingkat perhatiannya terhadap kapasitas dan kualitas lingkungan kawasan perkotaan. Kualitas lingkungan kota, dalam kasus ini, adalah yang RTH Kawasan RTH Simpul -4 -3 -2 -1 1 -3 -2 -1 1 2 LSLTPP0 LSLTPP1 LSMUP0 LSMUP1 LPTP0 LPTP1 WSLTPP0 WSMUP0 WSMUP1 WPTP0 WPTP1 E0 E1 E2 E3 Al0 Al1 Al2 Al3 Ar0 Ar1 Ar2 Ar3 S0 S1 S2 S3 λ1 = 0.7979 18.13 λ2 = 0 .711 7 1 6. 18 -5 -4 -3 -2 -1 1 -3 -2 -1 1 LSLTPP0 LSLTPP1 LSMUP0 LSMUP1 LPTP0 LPTP1 WSLTPP0 WSMUP0 WSMUP1 WPTP0 WPTP1 E0 E1 E2 E3 Al0 Al1 Al2 Al3 Ar0 Ar1 Ar2 Ar3 S0 S1 S2 S3 λ1 = 0.8067 18.33 λ 2 = 0.715 5 16.26 Keterangan kode fungsi dalam grafik: WTC fungsi ekonomi : E0 : wtc = Rp 0; E1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; E2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; E3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi biofisik : B0 : wtc = Rp 0; B1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; B2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; B3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi arsitektural : Ar0 : wtc = Rp 0; Ar1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; Ar2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; Ar3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi Sosial : S0 : wtc = Rp 0; S1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; S2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; S3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 Tambahan : Bila ditulis WTC0 berarti ada empat titik yang tepat berimpit yaitu titik E0, B0, Ar0, dan S0. Keterangan kode kelompok dalam grafik: L : laki-laki; W : wanita; SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; SMU : Sekolah Menengah Umum; PT : perguruan tinggi P0 : pengetahuan tidak terkait dengan lingkungan; P1 : pengetahuan terkait dengan lingkungan Kode gabungan menyatakan responden dengan kategori seperti yang tertulis dalam kode gabungan. Misal : LSLTPP0: menyatakan responden laki-laki, berpendidikan SLTP yang pengetahuannya tidak terkait dengan lingkungan 123 a Hubungan pendidikan, pengetahuan lingkungan dan gender terhadap nilai RTH kawasan dan simpul Jalur hijau lintas kereta -5 -4 -3 -2 -1 1 -3 -2 -1 1 LSLTPP0 LSLTPP1 LSMUP0 LSMUP1 LPTP0 LPTP1 WSLTPP0 WSMUP0 WSMUP1 WPTP0 WPTP1 E0 E1 E2 Al0 Al1 Al2 Al3 Ar0 Ar1 Ar2 Ar3 S0 S1 S2 S3 λ1 = 0.8199 18.63 λ 2 = 0 .7 664 17 .42 Jalur hijau jalan raya -4 -3 -2 -1 1 -3 -2 -1 1 LSLTPP0 LSLTPP1 LSMUP0 LSMUP1 LPTP0 LPTP1 WSLTPP0 WSMUP0 WSMUP1 WPTP0 WPTP1 WTP0 E1 E2 E3 WTP0 Al1 Al2 Al3 WTP0 Ar1 Ar2 Ar3 WTP0 S1 S2 S3 λ1 = 0.8130 18.48 λ 2 = 0 .751 4 1 7. 08 Keterangan kode fungsi dalam grafik: WTC fungsi ekonomi : E0 : wtc = Rp 0; E1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; E2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; E3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi biofisik : B0 : wtc = Rp 0; B1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; B2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; B3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi arsitektural : Ar0 : wtc = Rp 0; Ar1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; Ar2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; Ar3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi Sosial : S0 : wtc = Rp 0; S1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; S2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; S3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 Tambahan : Bila ditulis WTC0 berarti ada empat titik yang tepat berimpit yaitu titik E0, B0, Ar0, dan S0. Keterangan kode kelompok dalam grafik: L : laki-laki; W : wanita; SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; SMU : Sekolah Menengah Umum; PT : perguruan tinggi P0 : pengetahuan tidak terkait dengan lingkungan; P1 : pengetahuan terkait dengan lingkungan Kode gabungan menyatakan responden dengan kategori seperti yang tertulis dalam kode gabungan. Contoh: LSLTPP0: menyatakan responden laki-laki, berpendidikan SLTP yang pengetahuannya tidak terkait dengan lingkungan 124 b Hubungan pendidikan, pengetahuan lingkungan dan gender terhadap nilai RTH jalur hijau jalan raya dan jalur hijau lintas kereta Jalur hijau tepi sungai -5 -4 -3 -2 -1 1 -3 -2 -1 1 LSLTPP0 LSLTPP1 LSMUP0 LSMUP1 LPTP0 LPTP1 WSLTPP0 WSMUP0 WSMUP1 WPTP0 WPTP1 WTP0 E1 E2 E3 WTP0 Al1 Al2 Al3 WTP0 Ar1 Ar2 Ar3 WTP0 S1 S2 S3 λ1 = 0.8282 18.82 λ 2 = .7492 17. 03 Jalur hijau tepi kota -5 -4 -3 -2 -1 1 -3 -2 -1 1 LSLTPP0 LSLTPP1 LSMUP0 LSMUP1 LPTP0 LPTP1 WSLTPP0 WSMUP0 WSMUP1 WPTP0 WPTP1 WTP0 E1 E2 E3 WTP0 Al1 Al2 Al3 WTP0 Ar1 Ar2 Ar3 WTP0 S1 S2 S3 λ1 = 0.8276 18.81 λ 2 = .7 4 95 1 7. 3 Keterangan kode fungsi dalam grafik: WTC fungsi ekonomi : E0 : wtc = Rp 0; E1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; E2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; E3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi biofisik : B0 : wtc = Rp 0; B1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; B2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; B3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi arsitektural : Ar0 : wtc = Rp 0; Ar1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; Ar2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; Ar3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 WTC fungsi Sosial : S0 : wtc = Rp 0; S1 : 0 wtc ≤ Rp 100.000; S2 : Rp 100.000 wtc ≤ Rp 600.000; S3 : Rp 600.000 ≤ wtc ≤ Rp 1000.000 Tambahan : Bila ditulis WTC0 berarti ada empat titik yang tepat berimpit yaitu titik E0, B0, Ar0, dan S0. Keterangan kode kelompok dalam grafik: L : laki-laki; W : wanita; SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; SMU : Sekolah Menengah Umum; PT : perguruan tinggi P0 : pengetahuan tidak terkait dengan lingkungan; P1 : pengetahuan terkait dengan lingkungan Kode gabungan menyatakan responden dengan kategori seperti yang tertulis dalam kode gabungan. Contoh : LSLTPP0: menyatakan responden laki-laki, berpendidikan SLTP yang pengetahuannya tidak terkait dengan lingkungan 125 c Hubungan pendidikan, pengetahuan lingkungan dan gender terhadap nilai RTH jalur hijau tepi sungai dan jalur hijau tepi kota dihasilkan dari keberadaan RTH tersebut dalam ruang-ruang kota. Gender atau jenis kelamin juga cenderung akan mempengaruhi keputusan atau penawaran ini, tetapi tambahan pendidikan danatau tambahan pengetahuan dalam bidang yang terkait dengan lingkungan, selanjutnya, cenderung akan mengubah ke- putusanpenawarannya ini. Kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi - yang dinyatakan dalam penelitian ini adalah kelompok dalam lingkup perguruan tinggi, memiliki penge- tahuan atau berprofesi dalam bidang yang terkait dengan bidang lingkungan, dan dari kelompok perempuan cenderung akan memberikan penilaian, penghargaan dan apresiasi yang lebih tinggi untuk empat fungsi utama yang diteliti pada tiap bentuk RTH ini. Penghargaan yang tinggi dari gerombol perempuan dapat di- jelaskan berdasarkan pendapat Graves 1951 dan Santayana 1975, dimana kelompok ini lebih menyukai hal-hal yang terkait langsung dengan lingkungan kehidupan atau dengan lingkungan alam. Kelompok laki-laki cenderung untuk memberi penilaian yang rendah terhadap RTH, tetapi bila diikuti dengan adanya pengetahuan atau latar belakang bidang lingkungan maka kelompok ini akan memberikan penilaian yang lebih tinggi pada RTH. Dapat dinyatakan bahwa, selain faktor pendidikan, maka pengetahuan seseorang terhadap lingkungan akan dapat menjadi pendorong utama akan tingginya penghargaan pada keter- sediaan RTH kota. Bila diketahui, bahwa kota penelitian yang cenderung di dominasi oleh lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang terkait dengan bidang hayati yang merupakan wadah dari sebagian warga kota, me- rupakan pendukung kelestarian RTH dalam kota ini yang disebabkan oleh faktor latar belakang pengetahuan ini. Bila penilaian terhadap fungsi dan bentuk RTH kota yang dikaitkan dengan faktor demografis masyarakat kota ini dikaitkan dengan aspek penataan ruang- ruang kota, terutama yang umum dilakukan oleh para perencana tata ruang kota, maka kecenderungan pengelompokan dari tiga fungsi non-ekonomi yaitu fungsi- fungsi biofisik, arsitektural dan sosial dari RTH kota atau ruang-ruang terbuka open spaces kota lainnya, merupakan sesuatu model yang umum dilakukan Gambar 36. Hubungan pendidikan, pengetahuan lingkungan dan gender terhadap nilai RTH 126 oleh para perencana luar ruang perkotaan. Diperlakukannya ruang-ruang kota sebagai suatu bentuk dari lembaga peradaban manusia atau wadah sosial untuk memenuhi kebutuhan praktis dan ekspresif warganya Hester 1984; Rapoport 1969; Schmid 1979; Simonds 1983; Spirn 1993: Tuan 1977, menyebabkan nilai atau fungsi ekonomi dari RTH kota menjadi sering terabaikan. Pada perkembangan tata ruang kota, terutama di negara-negara yang telah maju tetapi memiliki lahan produktif pertanian dan lahan terbuka open space yang terbatas atau telah ”terdesak” dengan pembangunan sarana kota maka pilihan untuk menggabungkan semua fungsi ini fungsi non ekonomi dan fungsi ekonomi telah diintroduksikan. Gabungan semua faktor ini, tidak hanya untuk keindahan, kenyamanan, dan kesehatan warga dan kotanya tetapi juga berperan dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi warga. Pertanian kota urban agriculture merupakan salah satu bentuk RTH perkotaan yang banyak dilaksanakan, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang dan miskin.. Khusus untuk kota penelitian, juga dapat diintroduksikan model ini terutama berdasarkan pilihan masyarakat pada fungsi ekonomi yang tertinggi yaitu pada jalur hijau tepi sungai Tabel 11. Bentuk rancangandesign RTH yang mengkombinasikan antara fungsi ekonomi serta bentuk hutan, keanekaragaman yang tinggi serta tidak monoton data pada Gambar 25 pada tepi-tepi sungai utama dan anak-anak sungai dalam kota ini akan memberikan nilai alami dan kualitas lingkungan yang tinggi pada kota penelitian atmosfer tropikal, natural urban performance. Preferensi bentuk RTH ini perlu untuk diaplikasikan mengingat perkembangan kota Bogor yang akan memiliki keterbatasan akan ruang terbuka terutama ruang terbuka hijau RTH. 127 6. KONSEP KEBIJAKAN PUBLIK DALAM MERENCANA DAN MENGELOLA PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN RTH KOTA

6.1. Dasar Formulasi Kebijakan Publik