Bahasan Umum Terhadap RTH Pilihan Masyarakat

82 dasikan fungsi lainnya, yaitu, sosial rekreasi, dan juga fungsi ekonomi wisata, areal berjualan terbatas. Pilihan masyarakat terhadap RTH ini disarankan untuk diakomodasikan dalam ruang-ruang kota, terutama karena pilihan yang dilakukan ini dikategorikan bernilai tinggi bila dikaitkan dengan fungsi lingkungan misalnya kestabilan eko- logis, kenyamanan melakukan kegiatan bagi warga kota. Pilihan mereka yang baik secara lingkungan ini diduga karena lingkungan kehidupan fisiknya sehari- hari, dan dalam kasus ini adalah kondisi fisik dan hayati kota yang masih domi- nan bentukan “alami”nya, yang memberikan pengalaman dan persepsi yang baik dan selanjutnya membentuk model RTH pada responden untuk memilih kondisi RTH kota yang terbaik. Hal seperti ini sudah dibuktikan, bahwa lingkungan yang terdekat pada seseorang akan berkontribusi dalam membentuk karakter dan pandangannya Linawati 1995; Nasution 1995, Rapoport 1979: Sadli 1979; Zube et al., 1974, sama seperti yang dinyatakan Umberto Eco dalam Grahn 1991 bahwa “nature” lingkungan yang dihuni oleh seseorang akan membentuk pengalaman dan persepsi lingkungannya. Preferensi responden yang tertinggi pada bentuk RTH juga memiliki arti ekonomi yang tinggi dan berjangka panjang karena, menurut Anwar 1994, diversitas biologik yang dinyatakan sebagai ragam biota yang tinggi mempunyai nilai penting dalam memperbesar suplai sumberdaya alam dan lingkungan di lahan perkotaan yang terbatas. Rencana pembangunan fisik kota yang terarah, terstruktur dan bernilai positif dengan memperhatikan berbagai kepentingan ling- kungan, menurut Mc Phearson 1992 dapat mendukung sustainable urban development. Menurut Pearce dan Georgiou 1994 preferensi dan keinginan terhadap suatu bentuk lingkungan bersifat antroposentrik sehingga saran baik yang di- berikan oleh sebagian besar masyarakat akan dapat mendukung upaya mem- pertahankan keberadaan atau kelestariannya. Preferensi tertinggi ini merupakan gambaran lingkungan yang, secara teoritis, disarankan untuk dikembangkan karena memiliki banyak nilai positif secara ekologis dan arsitektural,

5.2.4. Bahasan Umum Terhadap RTH Pilihan Masyarakat

83 Persepsi mempunyai arti yang penting karena merupakan determinan peri- laku seseorang yang berfungsi untuk memahami atau memberi arti terhadap sesuatu melalui inderanya dan, selanjutnya, menjadi petunjuk dalam mengambil keputusan dan perubahan perilakunya. Latar belakang pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, proses belajar dan wawasan diketahui mempengaruhi persepsi seseorang atau kelompok orang masyarakat. Dalam kaitannya dengan ling- kungan, persepsi seseorang atau sekelompok orang masyarakat terhadap lingkungan tidak hanya mencakup sesuatu yang dilihat dan didengar mereka tetapi juga mencakup kesadaran dan pemahaman terhadap lingkungannya. Hasil penelitian memberikan gambaran persepsi masyarakat yang baik terhadap RTH kota. Walaupun persepsi masyarakat terhadap RTH cukup tinggi tetapi korelasi antara pengalaman dan persepsi masyarakat kota penelitian sangat rendah. Diduga bahwa persepsi terhadap RTH yang terbentuk bukan ber- dasarkan pengalaman responden yang terkait dengan keberadaan RTH kota itu. Kemungkinan mereka mengetahui manfaat dan kepentingan RTH dari berbagai media atau model komunikasi lainnya tetapi tidak secara aktual dari semua yang telah mereka lihat, pelajari atau lakukan di lapangan. Preferensi responden yang tertinggi untuk rancangan RTH kota adalah RTH kawasan bentuk mengelompok yang merupakan RTH dengan ukuran yang relatif luas seperti kebun raya dan lapangan-lapangan olah raga lapangan bola. Pilihan terhadap bentuk kawasan, yang berukuran cukup luas dan dapat dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan outdoor masyarakat, merupakan pilihan masyarakat yang dapat dinilai cukup baik. Disamping luas areal, bentukan hutan dengan ragam biota yang tinggi sehingga tidak berkesan monoton serta ragam fungsi yang tinggi juga merupakan preferensi mereka yang tertinggi. Bentuk RTH seperti ini juga dapat mendukung diversitas biologis sehingga suplai sumberdaya alam pada lahan kota yang terbatas dapat diperbesar. Bentuk rancangan hutan kota atau kebun raya merupakan rancangan RTH yang dapat mengakomodasi- kan semua preferensi warga kota penelitian ini. Pengalaman dan pengetahuan yang dipelajari dan “dibaca” oleh res- ponden dari peragaan bentuk-bentuk RTH yang terdapat dalam wilayah kota, diduga, mendukung persepsi dan pilihan mereka akan bentuk RTH yang di- inginkannya; sehingga, bila semakin banyak peraga bentuk rancangan RTH yang baik yang dibangun dan dikembangkan dalam kota penelitian akan cenderung 84 dapat memperbaiki dan mempertinggi persepsi masyarakat akan lingkungan kota yang baik. Bentuk-bentuk jalur hijau kurang diminati oleh masyarakat karena ”tidak” berfungsi rekreatif, terkesan monoton, dan hanya berfungsi sebagai penyangga. Perencanaan yang menyatukan bentuk jalur dengan kondisi rekreatif dengan menambah lebar koridor, seperti bentuk-bentuk pedestrian park, disarankan sehingga koridor hijau ini juga dapat berfungsi seperti RTH kawasan. Mengetahui persepsi dan preferensi masyarakat terhadap RTH yang terdapat dalam wilayah kotanya merupakan dua hal yang penting untuk dapat melibatkan mereka dan, selanjutnya, ikut berperan serta dalam berbagai kegiat- an pembangunan dan pengelolaan RTH khususnya dan lingkungan perkotaan umumnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk gambaran dari pengembangan konsep eco society dalam kehidupan perkotaan. Karena masyarakat kota pene- litian telah memiliki persepsi yang baik terhadap RTH dengan preferensi ran- cangan RTH yang mengarahkan pada pengembangan kota dengan kondisi lingkungan yang lebih baik maka hal ini akan menjadi aset potensial bagi Pemda dalam mengelola lingkungan perkotaan guna mewujudkan sistem kota yang ber- kelanjutan melalui peran serta masyarakatnya. Salah satu model keikut sertaan masyarakat untuk ikut membangun dan melestarikan RTH dalam kota, antara lain, dengan merencanakan suatu program antara lain: pemasyarakatan akan makna dan kepentingan RTH, penyediaan RTH sesuai dengan pilihan, dan perbaikan kualitas RTH sebagai bagian dari kehidupan masyarakat yang selanjutnya program ini diharapkan dapat menjadi program kegiatan yang bersifat spontan. Bila tahapan program spontan dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan bahwa RTH dalam kota akan terwujud dan lestari sustainable karena juga dikendalikan dan dikelola oleh masyarakat sebagai salah satu dari stake holders sarana publik ini. 85 5.3. Penilaian Masyarakat Terhadap RTH Kota 5.3.1. Fungsi RTH Kota