Administratif Sumberdaya Alam KEADAAN UMUM KOTAMADYA BOGOR

32

3. KEADAAN UMUM KOTAMADYA BOGOR

3.1. Administratif

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Kodya Dati II Bogor terletak pada 106°48’27” BT dan 6°32’30”LS, dengan luas 11 850 ha. Kotamadya berkategori Kota Sedang yang dibagi menjadi 6 enam kecamatan dan 23 kelurahan. Gambar 7 memperlihatkan peta wilayah administratif kota pada tahun 1999. Gambar 7. Peta wilayah administratif kota penelitian Kota ini dibatasi pada: 1 bagian Utara dengan wilayah Kecamatan- keca-matan Kemang, Bojong Gede dan Kabupaten Bogor; 2 bagian Timur dengan Kecamatan Sukaraja dan Kabupaten Bogor; 3 bagian Selatan KEC. TANAH SAREAL KE LEUWILIANG KE JAKARTA KEC. BOGOR BARAT KEC. BOGOR TENGAH KEC.BOGOR UTARA K E J A K A R T A KEC. BOGOR SELATAN KEC. BOGOR TIMUR KEBUN RAYA KE JAKARTA CIAWI Skala cm m KETERANGAN Batas Kotamadya Bogor Batas Kecamatan Jalan Raya Sungai Rel Kereta Api U 33 dengan Keca-matan Cijeruk dan Kabupaten Bogor; dan 4 bagian Barat dengan wilayah Kecamatan Darmaga dan Kabupaten Bogor. Kota ini mudah dicapai dari berba-ai kota di sekitarnya karena jalur dan jumlah kenderaan umum yang tersedia dalam jenis, jumlah dan frekuensi yang tinggi.

3.2. Sumberdaya Alam

Wilayah Kotamadya Bogor terletak di kaki Gunung Salak pada ketinggian antara 200-300 m dpl. Selain Gunung Salak, kota ini juga dikelilingi oleh bebe- apa gunung lainnya yang memberikan kesan visual alami bagi kota ini. Bentuk topografis kota beragam mulai dari landai, bergelombang sampai dengan berlembah dengan kemiringan lahan mulai dari 0 sampai dengan 40. Sebagian besar wilayah terbangun berada pada kemiringan 2-15. Akibat pesatnya perkembangan kota, banyak dibangun kawasan permukiman pada lokasi sampai dengan kemiringan 25. Kemiringan yang curam 40 ter- utama dijumpai pada hampir seluruh bantaran sungai di kota. Lahan-lahan dengan beragam kemiringan ini memberikan keindahan lanskap tersendiri pada wajah kota tetapi juga rawan terhadap bahaya longsor. Secara geologis, wilayah kota didominasi oleh lahan dan lava basal andesit, aluvial, tufa batu apung pasiran dan lahar breksi tufan. Jenis tanah, umumnya, terbagi dua yaitu aluvial kelabu disepanjang tepian sungai dan latosol coklat didaratannya. Kedua jenis tanah ini mempunyai tingkat kesuburan yang rendah dan tingkat erosi dari sedang sampai tinggi Laksmi 1991. Kota Bogor ini dilalui oleh 5 lima sungai utama beserta anak-anak sungainya. Lima sungai ini membentuk sistem Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Sindang Barang, dan Cibuluh. Panjang tiap sungai dalam Kota Bogor masing-masing untuk S. Ciliwung, S. Cisadane, S. Ci- pakancilan, S. Sindangbarang dan S. Cibuluh adalah 15, 18, 18, 14 dan 10.5 km. Dijumpai juga badan air lain berupa situ yaitu Situ Gede, dan juga sumber mata air di Tangkil, Bantar Kambing, Cipaku, Ciburial dan Kota Batu. Iklim kota berdasarkan data dari Stasiun pengamat iklim Atang Senjaya ter- golong sejuk dengan rata-rata suhu udara 25°C dan kelembaban nisbi udara yang relatif tinggi yaitu 85. Jumlah curah hujan dan hari hujan juga tergolong tinggi yaitu berkisar antara 3500-4000 mmtahun dengan hari hujan ± 265 hari. Kecepatan angin adalah 2 kmjam dengan arah Timur Laut. Iklim mikro kota, 34 terutama suhu kota, terkendalikan dengan baik yang diakibatkan oleh keber- adaan vegetasi yang jumlahnya banyak dan tersebar dalam kota.

3.3. Kependudukan