Metode Penilaian Manfaat RTH Kota

27 Untuk memberikan nilai positif terhadap harganya maka barang dan jasa lingkungan ini haruslah dinilai sampai pada ambang batas tidak akan terjadi degradasinya dan bukan menunggu sampai barang dan jasa tersebut menjadi langka. Hal ini merupakan nilai unik dari barang dan jasa lingkungan karena sifatnya yang irreversible dan non-substitutable Field 1997, Pearce dan Georgiou 1994. Pearce dan Georgiou 1994, selanjutnya, menyatakan bahwa penilaian yang dilakukan terhadap suatu sumberdaya lingkungan bersifat antroposentrik yaitu terkait dengan preferensi individu atau kelompok terhadap bentuk lingkungan yang diinginkannya. Dinyatakan selanjutnya bahwa preferensi pengguna untuk suatu bentuk lingkungan - atau nilai intrinsik serta nilai ekonomi yang dimilikinya - sering tidak sama antara lain tergantung dari latar belakang sosial ekonomi dan budaya. Nilai dari suatu sumberdaya lingkungan dapat dihitung secara langsung dari produk atau komponen pembentuk sumberdaya secara fisik - seperti kayu, ikan, bunga, suplai air - dan dapat juga dihitung dari jasa lingkungan yang dihasilkannya – seperti pengendalian banjir, pemeliharaan kualitas air, ameliorasi iklim Pearce dan Georgiou 1994, Thurairaja 1994. Nilai ekonomi RTH kota telah banyak diteliti seperti nilai ekonomi greenbelt dari suatu lingkungan pemukiman Grey dan Deneke 1978, Nelson 1988, More et al. 1985, McPherson 1992, Peiser dan Schwann 1993, willingness to pay dari pengguna terhadap kelestarian taman kota Bergstrom 1990 dan Dixon 1991, nilai kayu dan kenyamanan pengguna Gold 1977, Grey dan Deneke 1978, dan pasar lahan Correll et al. 1978, Diamonds 1980; Pearce dan Georgiou 1994. Disamping itu juga telah dilakukan beberapa penilaian terhadap manfaat ekologis dan sosial RTH seperti untuk tujuan konservasi dan keindahan lingkung- an, meningkatkan kunjungan rekreasi atau yang bernilai historik Bergstrom 1990, Correl et al. 1978, Diamond 1980.

2.3.3. Metode Penilaian Manfaat RTH Kota

RTH kota diketahui memberikan banyak manfaat bagi lingkungan wilayah perkotaan, dan manfaat ini dapat dihitung dengan beberapa metode penilaian. Perbedaan penggunaan metoda penilaian tersebut tergantung dari 1 perma- salahan yang dihadapi, terutama yang terkait dengan jenis dan intensitas masalah; 2 bentuk data tersedia; 3 bentuk dan karakter barang dan jasanya; 4 karakteristik dari negara atau tempat dimana suatu penilaian diadakan; dan 5 perkembangan tingkat perekonomian negara atau tempat tersebut Bergstrom 28 1990. Walaupun memiliki kekuatan dalam memprediksi tetapi metode-metode penilaian ini juga mempunyai beberapa keterbatasan. Secara ekonomi, umumnya penilaian RTH dilakukan secara tidak lang- sung pada pasar terbuka mengingat klasifikasi RTH sebagai non-market commo- dity yang tidak diperdagangkan langsung dalam pasar kompetitif Bergstrom 1990. Karena itu RTH dan jasa lingkungannya ini harus dinilai dengan meng- gunakan teknik penilaian yang non-market seperti perubahan tingkat kesejah- teraan Bergstrom 1990. Grey dan Deneke 1978 menyatakan ada 8 cara yang dapat digunakan dalam menilai pohon-pohon dalam wilayah kota secara moneter yaitu berdasar- kan perhitungan 1 nilai alternatifnya, 2 sebagai aset kota, 3 legal values, 4 nilai kayu, 5 biaya pemeliharaan, 6 nilai properti, 7 evaluation formulas, dan 8 replacement cost. Temple, Wilkes, dan Morisson 1978 memberikan penilai- an terhadap pohon berdasarkan metode yang mendekati evaluation formulae dari Grey dan Deneke 1978 tetapi peubah diameter batang setinggi dada dbh ditambah dengan ukuran tajuk dan tinggi pohon karena pertimbangan amenity. Dalam berbagai penelitiannya, Bergstrom 1990 menyimpulkan ada empat metode untuk penilaian manfaat berbagai bentuk lahan rekreasi yaitu dengan menggunakan 1 Travel Cost Method TCM, 2 Contingent Valuation Method CVM, 3 nilai lahan Hedonic Pricing dan 4 penelitian dalam labo-ratorium. Pendekatan terhadap nilai lahan rekreasi dikembangkan pada penilaian manfaat RTH karena manfaat eksternal yang dihasilkan oleh RTH ini mempunyai nilai positif yang tinggi, seperti peningkaan nilai properti karena adanya pohon-pohon yang besar Gold 1980; Grey dan Deneke 1978, adanya greenbelt Correll et al. 1978; Nelson 1988; More et al. 1985; McPherson 1992; Peiser dan Schwann 1993 dan kenyamanan Diamonds 1980.

2.4. Pembangunan dan Sistem Nilai Masyarakat