56
Pelajaran Kewarganegaraan SMA 1
Adanya bermacam-macam hukum seperti yang diklasiikasi di atas pastilah memiliki sumber hukum. Algra Algra : 1961
menyatakan bahwa sumber hukum bisa dibagi menjadi sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
1. Sumber hukum materiil adalah tempat dari mana materi hukum itu diambil. misalnya: hubungan sosial, hubungan kekuatan
politik, situasi sosial politik, tradisi pandangan keagamaan, kesusilaan, hasil penelitian ilmiah kriminologi, lalu lintas.
Perkembangan internasional, keadaan geograis.
2. Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Yang termasuk
sebagai sumber hukum formil adalah undang-undang, perjanjian antarnegara, yurisprudensi, kebiasaan dan pendapat ahli.
a. Undang-undang
Undang undang dapat dibedakan menjadi undang-undang dalam arti materiil dan dalam arti formil. Dalam arti materiil
adalah semua keputusan atau ketetapan penguasa, yang dilihat dari isinya disebut undang-undang serta mengikat setiap orang
secara umum.
Contohnya, UU No. 302002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Dalam arti formil adalah semua keputusan penguasa yang dilihat dari bentuk dan cara terjadinya disebut undang-undang.
Seperti yang diatur dalam Pasal 5 UUD Negara RI Tahun 1945 dan contohnya, UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan
UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
b. Perjanjian Antarnegaratraktat
Traktat adalah perjanjian yang dibuat antarnegara. Jika dilihat dari segi pesertanya, traktat dapat dibedakan menjadi
dua sebagai berikut. 1 Traktat bilateral, yaitu traktat atau perjanjian yang dibuat
oleh 2 negara. 2 Traktat multilateral, yaitu traktat atau perjanjian yang dibuat
oleh lebih dari 2 negara atau banyak negara. Salah satu contoh hukum adalah hukum perkawinan yang diatur
dalam UU No. 1 Tahun 1974. Menurut Anda, sampai berapa lamakah berlakunya sebuah hukum atau undang-undang tersebut
untuk diterapkan dalam masyarakat? Apakah tidak ada batasan masa berlakunya sebuah hukum atau UU tersebut?
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
57
Sebaliknya, jika dilihat dari segi fungsinya, traktat dapat dibedakan menjadi dua.
1 Law making treaties, yaitu traktat yang membentuk hukum, mengandung kaidah-kaidah hukum yang bersifat universal
masyarakat dunia, serta memberi bersifat terbuka. 2 Treaty
contract, yaitu traktat yang bersifat kontrak hanya mengikat pada negara-negara yang mengadakan perjanjian
saja.
c. Yurisprudensi
Yurisprudensi menurut pendapat Sudikno Mertokusomo bahwa yurisprudensi sebagai peradilan pada umumnya, yaitu
pelaksanaan hukum dalam hal konkret terhadap tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu badan yang berdiri sendiri dan
diadakan oleh suatu negara, serta bebas dari pengaruh apa pun. Selain itu, yurisprudensi juga dapat berarti putusan pengadilan.
Yurisprudensi dalam arti putusan pengadilan dapat dibedakan menjadi dua.
1 Yurisprudensi biasa, yaitu seluruh putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan pasti, terdiri atas putusan perdamaian, putusan pengadilan negeri yang tidak
dibanding, putusan pengadilan tinggi yang tidak di-kasasi, dan putusan MA.
2 Yurisprudensi tetap, yaitu putusan hakim yang selalu diikuti oleh hakim lain dalam perkara sejenis.
d. Kebiasaan
Kebiasaan ini merupakan sumber hukum yang penting, tidak saja karena belum atau tidak semua ketentuan hukum itu
dituangkan dalam bentuk tertulis, tetapi kebiasaan itu penting karena kehidupan masyarakat terus berkembang.
Bellefroid menyatakan kebiasaan adalah semua peraturan yang meskipun tidak ditetapkan oleh pemerintah, tetapi ditaati
oleh seluruh rakyat karena mereka yakin bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum .
Soedikno Mertokusumo Sudikno Mertokusumo : 1986 me- nyatakan bahwa kebiasaan merupakan tindakan menurut pola
tingkah laku yang tetap, ajeg, lazim, normal atau adat dalam masyarakat atau pergaulan hidup tertentu. Pergaulan hidup itu
bisa merupakan lingkungan yang sempit seperti desa, tetapi bisa juga luas seperti masyarakat negara yang berdaulat.
e. Pendapat ahlidoktrin
Pendapat yang dimaksud adalah pendapat atau ajaran dari para ahli hukum tertentu. Doktrin bukan hukum karena tidak