Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
23
menolak penggunaan kekerasan isik. Tokohnya, William Goodwin, Kaspar Schmidt, P.J. Proudhon, dan Leo
Tolstoy.
2 Anarkhisme revolusioner mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan, kekerasan isik, dan revolusi berdarah
pun boleh digunakan. Contohnya, terjadi di Rusia pada tahun 1860 dengan nama nihilisme, yaitu gerakan yang
mengingkari nilai-nilai moral, etika, ide-ide dan ukuran- ukuran konvensional. Tokohnya, Michael Bakunin.
b. Teori Individualisme
Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan individual sebagai pusat tujuan hidup manusia.
Menurut paham ini, negara hanya berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan setiap individu. Negara hanya bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat penjaga malam, tidak usah ikut campur dalam urusan individu, bahkan
sebaliknya harus memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap individu dalam kehidupannya.
c. Teori Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan ko- lektivitas kebersamaan sebagai pusat tujuan hidup manusia.
Penganut paham ini menganggap bahwa dalam segala aspek kehidupan manusia, kebersamaan harus diutamakan.
Demi kepentingan bersama, kepentingan individu harus dikesampingkan. Oleh karena itu, negara harus selalu ikut
campur dalam segala aspek kehidupan demi tercapainya tujuan negara, yaitu kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat.
4. Terjadinya Negara
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, terjadinya negara akan melalui suatu proses. Proses terjadinya negara dibedakan
menjadi dua, yaitu proses primer dan sekunder.
a. Negara secara Primer
Terjadinya negara secara primer, yaitu asal mula terjadinya negara diawali dengan adanya keluarga yang memiliki
kebutuhan masing-masing. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka harus berhubungan dengan orang lain.
b. Negara secara Sekunder
Terjadinya negara secara sekunder, yaitu proses terjadinya negara yang tidak membicarakan bagaimana negara yang
24
Pelajaran Kewarganegaraan SMA 1
pertama lahir, tetapi bagaimana lahirnya negara baru. Menurut terjadinya negara secara sekunder, suatu kelompok dapat
dikatakan sebagai negara apabila telah mendapatkan pengakuan negara lain.
Selain dua proses terjadinya negara tersebut, suatu negara dapat terjadi berdasarkan pendekatan teoretis. Pendekatan teoretis
dilakukan karena sulit mendapatkan bukti-bukti sejarah. Teori terjadinya negara adalah sebagai berikut.
a. Teori Ketuhanan
Teori ini memiliki pengertian bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan. Demikian juga negara terjadi
atas kehendak Tuhan. Bukti nyata teori ini dapat dilihat dalam kalimat ”by the Greece of God” pada undang-undang dasar
suatu negara, seperti Pembukaan UUD 1945.
Latar belakang munculnya teori ini karena Tuhanlah yang menciptakan alam dan segala isinya. Negara atau raja hanya
memerintah atas dasar kehendak Tuhan. Oleh karena itu, mereka memiliki hak luar biasa dan tidak boleh dibantah. Hal
ini seperti ajaran Polytheisme.
Penganut teori ini adalah F.Y. Stahl, Kranenburg, Thomas Aquino, Haller, dan Agustinus.
b. Teori Perjanjian
Menurut teori ini, terjadinya negara karena adanya perjanjian masyarakat. Semua warga mengadakan perjanjian
untuk mendirikan suatu organisasi yang melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Negara terjadi sebagai
hasil perjanjian antarmanusiaindividu, di mana manusia berada dalam dua keadaan, yaitu keadaan sebelum bernegara dan
keadaan setelah bernegara. Negara pada dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara untuk kemudian
menjadi masyarakat bernegara.
Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.
c. Teori Kekuasaan
Teori ini menyatakan bahwa negara terjadi atas dasar kekuasaan. Kekuasaan berarti perjuangan hidup yang terkuat
memaksakan kemauannya kepada yang lemah. Teori terjadinya negara menurut teori ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kekuasaan isik dan kekuasaan ekonomi.
Penganut teori ini adalah Harold J. Laski, Leon Duguit, Karl Marx, Oppenheiner, dan Koelikles.