BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Dewasa ini, pembangunan nasional sedang memasuki era perkembangan dunia industri, khususnya industri manufaktur yang semakin maju menuntut
perusahaan untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Hal tersebut memicu proses di lantai produksi secara terus menerus. Sehingga sangat
diperlukan kinerja dari mesin-mesin produksi yang optimal agar tidak menghambat dan menghentikan prosess produksi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah kinerja mesin. Kinerja mesin produksi itu sendiri bergantung pada maintenance atau sistem perawatannya. Oleh
karena itu perlu dirancang sistem perawatan mesin yang baik agar kinerja mesin tetap sesuai standard.
Maintenance atau sistem perawatan mesin produksi merupakan salah satu faktor dalam menjaga dan meningkatkan hasil produksi. Sistem perawatan yang
tidak terencana atau tidak baik akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada mesin produksi dan memicu terjadinya downtime.  Downtime  merupakan waktu
suatu komponen sistem atau mesin tidak dapat digunakan dalam kondisi tidak baik Gasperz, 1992, sehingga menimbulkan kerugian terhadap perusahaan.
PT. Indah Kiat Pulp and Paper.Tbk Perawang merupakan suatu perusahaan yang yang bergerak dibidang produksi Pulp dan Paper dengan status
Penanaman Modal Asing PMA. Dimana sudah menyediakan produk-produk
Universitas Sumatera Utara
yang berkualitas sejak perusahaan ini berdiri yaitu tahun 1976, dan juga telah menggunakan teknologi tinggi untuk menunjang dan menghasilkan produk-
produk berkualitas. Untuk mendapatkan hasil tersebut, perusahaan menjaga faktor yang mengakibatkan terganggunya kelancaran proses produksi, salah satunya
yaitu kinerja mesin produksi dengan menerapkan  maintenance  atau  sistem perawatan mesin yang baik.
Sistem yang diterapkan PT Indah Kiat Pulp and Paper  dalam melakukan kegiatan maintenance adalah sistem perawatan terencana yaitu dengan melakukan
preventive maintenance  dan  corrective maintenance  untuk mendukung jalannya kegiatan proses produksi. Penerapan sistem perawatan dengan preventive
maintenance  yang dilakukan di PT Indah Kiat Pulp and Paper  adalah dengan melakukan perawatan secara berkala seperti pelumasan pada mesin mesin,
pengencangan baut baut yang terdapat pada mesin, pembersihan bagian dalam dari mesin, serta melakukan pengecekan apakah mesin mesin yang digunakan
dalam proses produksi dalam kondisi normal kerja suatu alat. Sedangkan penerapan sistem corrective maintenance  yang dilakukan di PT Indah Kiat Pulp
and Paper  yaitu perbaikan dan penggantian komponen mesin yang rusak yang dilakukan setelah kerusakan terjadi. Namun sistem perawatan yang diterapkan
belum memberikan hasil yang maksimal, dilihat dari masih adanya kerusakan pada mesin-mesin produksi yang mempunyai peranan penting dalam proses
produksi sehingga menghambat ataupun menghentikan produksi. Berikut data kerusakan mesin selama periode 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Data Kerusakan Mesin Periode 2015
Tahun Bulan
Downtime Jam
Jam Operasi Jam
Downtime
2015 Januari
53,50 600,00
8,92
Februari 70,90
552,00 12,84
Maret 46,50
624,00 7,45
April 24,80
600,00 4,13
Mei 36,80
576,00 6,39
Juni 33,40
624,00 5,35
Juli 50,90
624,00 8,16
Agustus 33,00
600,00 5,50
September 24,50
576,00 4,25
Oktober 45,50
624,00 7,29
November 24,60
600,00 4,10
Desember 24,20
600,00 4,03
Rata-rata 39,05
6,54
Berdasarkan Tabel 1.1. menunjukkan bahwa mesin  yang beroperasi pada PT Indah Kiat Pulp and Paper  banyak mengalami kerusakan yang dilihat dari
tingginya  downtime  dengan rata-rata persentase downtime  perbulan pada tahun 2015 sebesar 6,54, sehingga dapat mengganggu proses produksi. Persentase
downtime mesin yang ideal adalah dibawah 3  3 Frampton. 2001. Maka perlu diperbaiki kegiatan  perawatan pada perusahaan agar berjalan optimal.
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan bahwa permasalahan tingginya  downtime  yang diakibatkan oleh melemahnya kinerja mesin produksi
pada PT Indah Kiat Pulp and Paper, yang akan berdampak pada hasil produksi yang optimal. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut digunakan metode
Reliability Centered Maintenance  RCM dan Fault Trees Analysis  FTA.
Universitas Sumatera Utara
Dimana  Reliability Centered Maintenance RCM merupakan pendekatan pemeliharaan yang mengkombinasikan praktek dan strategi dari preventive
maintenance dan  corrective maintenance untuk menjamin setiap asset fisik tetap optimal atau bekerja sesuai yang diinginkan. Henley dan Kumantono. 1981,
sehingga mengantisipasi terjadinya kerusakan Breakdown pada mesin produksi. Fault Trees Analysis FTA merupakan teknik untuk mengidentifikasi kegagalan
dari suatu sistem yang berorientasi pada fungsi. Priyanta. 2000. Sehingga dapat diketahui potensi dan penyebab kegagalan dari mesin produksi untuk bisa
diberlakukannya perawatan yang optimal. Penyelesaian permasalahan yang dipaparkan, juga didasari dari penelitian
terdahulu  yaitu Yuliana dan Prasetyawan 2012, membahas tentang aktivitas perawatan yang dilakukan di PKT masih menunjukkan adanya over dan under
maintenance  sehingga digunakan metode RCM untuk merancang penjadwal perawatan, dengan hasil didapat yaitu fungsi utama  dari sub sistem evaporasi
meningkatkan konsentrasi larutan urea dari 75 hingga menjadi 99,8 Palit dan Sutanto 2012, membahas tentang perbedaan hasil produksi
antara target perusahaan dengan kenyataan yang terjadi, salah satunya disebabkan oleh sistem  perawatan yang diterapkan masih belum optimal. Setelah dilakukan
perancangan sistem perawatan dengan metode RCM, maka perusahaan dapat menurunkan downtime hingga sebesar 58,07 dibandingkan kondisi awal.
Wilson dan Edi 2015, membahas tentang perancangan sistem perawatan yang diterapkan untuk mesin produksi agar optimal, dengan metode RCM yang
mengaplikasikan Grey FMEA didapat hasil perbaikan komponen dengan Interval
Universitas Sumatera Utara
pergantian komponen usulan spindle 33 hari, motor NFAO3LG-011 36 hari, v belt 42 hari, dan radial ball bearing 43 hari. Dengan diterapkan nya sistem perawatan
ususlan dengan metode RCM dapat menurunkan downtime sebesar 20,56.
1.2 Rumusan Permasalahan