Kewajiban Korban Peran dari Berbagai Stakeholders

Berdasarkan Pasal 10 dari Undang- Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga KDRT, korban berhak mendapatkan: a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokasi, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan e. Pelayanan bimbingan rohani Mansur Gultom, 2006: 53-54.

2.2.6 Kewajiban Korban

Sekalipun hak- hak korban Kekerasan dalam Rumah Tangga KDRT telah tersedia secara memadai, mulai dari hak atas bantuan keuangan finansial hingga hak atas pelayanan medis dan bantuan hukum, tidak berarti kewajiban dari korban KDRT diabaikan eksistensinya karena melalui peran korban dan keluarganya diharapkan penanggulangan kekerasan dapat dicapai secara signifikan. Untuk itu, ada beberapa kewajiban umum dari korban KDRT, antara lain : a. Kewajiban untuk mengupayakan pencegahan dari kemungkinan terulangnya tindak pidana b. Kewajiban untuk memeberikan informasi yang memadai mengenai terjadinya KDRT kepada pihak yang berwenang c. Kewajiban untuk menjadi saksi atas suatu kekerasan yang menimpa dirinya, sepanjang tidak membahayakan bagi korban dan keluarganya Universitas Sumatera Utara d. Kewajiban untuk membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya penanggulangan KDRT e. Kewajiban untuk bersedia dibina dan membina diri sendiri untuk tidak menjadi korban lagi Mansur Gultom, 2006: 54-55.

2.2.7 Peran dari Berbagai Stakeholders

1. Polisi, Advokat, Pekerja Sosial, Tenaga Kesehatan, dan Relawan Pendamping Korban : a. Memberikan perlindungan sejak menerima mengetahuilaporan KDRT dan memintakan surat penetapan perintah perlindungan dari pengadilan b. Memeriksa kesehatan korban sesuai dengan kekerasan yang diterima c. Melakukan konseling untuk menguatkan dan memberikan rasa aman bagi korban d. Menginformasikan kepada korban akan haknya untuk mendapatkan seorang atau beberapa orang pendamping e. Memberikan dengan aktif penguatan secara psikologis dan fisik kepada korban f. Memberikan konsultasi hukum yang mencakup informasi mengenai hak- hak korban dan proses peradilan 2. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pemerintah bertanggung jawab dalam upaya pencegahan KDRT, perlindungan dan pelayanan terhadap korban. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, berkewajiban: a. Penyediaan ruang pelayanan khusus di Kantor Kepolisian, Aparat, Tenaga Kesehatan, Pekerja Sosial dan Pembimbing Rohani Universitas Sumatera Utara b. Pembuatan dan pengembalian sistem serta mekanisme kerjasama program pelayanan yang mudah diakses oleh korban c. Memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarga dan teman korban d. Untuk menyelenggarakan upaya pelayanan terhadap korban tersebut, pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya. 3. Masyarakat Setiap orang yang mendengar, melihat atau mengetahui terjadinya KDRT wajib melakukan upaya- upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk: a. Mencegah berlangsungnya tindak pidana b. Memberikan perlindungan kepada korban c. Memberikan pertolongan darurat d. Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan Shinta Bramanti, 2007: 19.

2.3 Upaya yang Dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia