b. Pembuatan dan pengembalian sistem serta mekanisme kerjasama program
pelayanan yang mudah diakses oleh korban c.
Memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarga dan teman korban
d. Untuk menyelenggarakan upaya pelayanan terhadap korban tersebut,
pemerintah dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya.
3. Masyarakat Setiap orang yang mendengar, melihat atau mengetahui terjadinya KDRT wajib
melakukan upaya- upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk: a.
Mencegah berlangsungnya tindak pidana b.
Memberikan perlindungan kepada korban c.
Memberikan pertolongan darurat d.
Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan Shinta Bramanti, 2007: 19.
2.3 Upaya yang Dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia
Yayasan Pusaka Indonesia yang bergerak dalam proses advokasi terhadap anak dan perempuan yang menjadi korban tindakan kejahatan, dalam proses
advokasi biasanya dilakukan dengan 2 dua cara: 1. Mendatangi Calon Klien
Dari banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga anak dan perempuan sebagai korban telah di dampingi oleh Yayasan Pusaka Indonesia, namun semakin terasa
banyak kasus yang tidak bisa di dampingi karena semata- mata berbagai macam proses terkait. Tidak jarang Yayasan Pusaka Indonesia harus menjemput sebuah
Universitas Sumatera Utara
kasus ke tempat kejadian, khususnya ketika suatu dianggap sangat mendesak dan harus segera di dampingi.
Pemberian advokasi yang dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia kepada korban KDRT dengan cara mendatangi baik secara langsung pada korban tersebut atau
melalui koran media massa atau mitra- mitra Yayasan Pusaka Indonesia dalam hal ini seperti kepolisian, kejaksaan bahkan hakim dan lembaga- lembaga
swadaya lain yang mengetahui peran dan kedudukan Yayasan Pusaka Indonesia SPO Penangan Kasus Yayasan Pusaka Indonesia, 2010: 12.
2. Menunggu Calon Klien Prosedur pemberian advokasi dalam hal menunggu calon klien korban KDRT
yang dilakukan oleh Yayasan Pusaka Indonesia dapat dikatakan prosedur yang sederhana di dahului dengan permohonan yang dilakukan keluarga, korban dan
Yayasan Pusaka Indonesiaakan merespon dengan cepat menyangkut penanganan kasus tersebut.
Upaya yang selanjutnya dilakukan Yayasan Pusaka Indonesia dalam mendampingi klien, yaitu;
1. Investigasi adalah serangkain tindakan untuk mengumpulkan fakta- fakta dalam mencari
kebenaran informasi tentang keberadaan korban pelaku. Investigasi dapat dilakukan berdasarkan penerimaan laporan langsung berasal dari keluarga
korban, penerimaan laporan tidak langsung berasal dari LSM lain media massa rujuakan polisi, meliputi :
a. Kunjungan kerumah korban; untuk mengetahui tempat tinggal korban dan
kondisi sosial serta ekonomi keluarga.
Universitas Sumatera Utara
b. Meminta korban keluarga untuk melakuka kunjungan ke Yayasan Pusaka
Indonesia, apabila investigasi yang dilakukan berdasarkan pengadaan tidak langsung; untuk mengetahui posisi kasus yang dialami korban kronologi
kasus. 2. Penempatan Korban Penjemputan Korban
adalah tindakan yang dilakukan untuk memindahkan korban dari lokasi kejahatan pelaku dan memberi rasa aman kepada korban, meliputi :
a. Melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian; untuk mendapatkan bantuan
perlindungan hukum b.
Menempatkan korban di rumah aman sementara shelter untuk menjauhkan korban dari pelaku.
3. Pemeriksaan Kondisi Kesehatan adalah melakukan langkah- langkah medis yang dipandang perlu untuk korban,
misalnya Visum et Repertum, rekan medik bagi korban kekerasan fisik dan seksual, meliputi :
a. Membawa korban ke Rumah Sakit RS, dengan merujuk ke Pusat Layanan Terpadu di RS polda; untuk mengetahui kondisi kesehatan korban; adapun
pendampingan saat pemeriksaan kesehatan dengan tujuan agar korban serasa terlindungi.
4. Konseling pemberian bimbingan psikologis adalah tindakan yang dilakukan sebagai upaya penguatan psikologis korban,
meliputi : a. Melakukan wawancara terhadap korban, berkaitan dengan latar belakang
masalah, kejadian kasus, sampai harapan- harapan korban ke depannya.
Universitas Sumatera Utara
5. Pendampingan dalam proses hukum Litigasi adalah langkah hukum berupa pembuatan Berita Acara Pemeriksaan BAP,
apabila pihak keluarga korban menginginkan kasusnya dilanjutkan, meliputi : a. Proses hukum mulai dari polisi, jaksa sampai pengadilan; untuk memperoleh
bantuan perlindungan hukum. 6. Proses Perlindungan
adalah langkah kepada korban yang kasusnya telah selesai ditangani, meliputi: a.
Rehabilitasi: untuk pemulihan kondisi korban penguatan secara psikologis, apabila diperlukan oleh korban
b. Reintegrasi : untuk mengembalikan korban kepada lingkungan keluarga,
masyarakat dan pendidikan 7. Monitoring
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan kondisi fisik, psikologis, sosial, ekonomi dari korban, meliputi:
a. Melakukan kunjungan ke rumah korban, atau melalui telepon; untuk
mengetahui kondisi korban selanjutnya, memantau perkembangan dari modal usaha yang telah diberikan
b. Mengikutsertakan korban dalam kegiatan- kegiatan yang dilakukan Yayasan
Pusaka Indonesia Yayasan Pusaka Indonesia, 2010: 44.
2.4 Peran Pekerja Sosial terhadap Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga