12
nyeri, dan vasoplasma pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global sakit kepala, penurunan kesadaran maupun fokal hemiparese, gangguan
hemi sensorik, afasia, dan lain-lain Muttaqin, 2008. c.
Perdarahan Subdural Perdarahan subdural terjadi diantara dura mater dan arakhnoid. Perdarahan
dapat terjadi akibat robeknya vena jembatan bridging veins yang menghubungkan vena di permukaan otak dan sinus venosus di dalam dura mater
atau karena robeknya arachnoid Harsono, 2007.
2.4 Gejala dan Tanda Stroke
Gejala stroke bisa dibedakan atas gejala atau tanda akibat lesi dan gejalatanda yang diakibatkan oleh komplikasinya. Gejala akibat lesi bisa sangat
jelas dan mudah untuk didiagnosis, akan tetapi bisa sedemikian tidak jelas sehingga diperlukan kecermatan tinggi untuk mengenalinya. Pasien bisa datang
dalam keadaan sadar dengan keluhan lemah separuh badan pada saat bangun tidur atau sedang bekerja , akan tetapi tidak jarang pasien datang dalam keadaan koma
sehingga memerlukan penyingkiran diagnosis banding sebelum mengarah ke lesi stroke. Secara umum , gejala tergantung pada besar dan letak lesi di otak, yang
menyebabkan gejala dan tanda organ yang dipersarafi oleh bagian tersebut Martono dan Kuswardani, 2009.
Gejala dan tanda yang sering dijumpai pada penderita dengan stroke secara umum adalah Irianto K, 2014 :
1. Timbul rasa kesemutan pada sesisi badan, mati rasa, terasa seperti terbakar,
atau terkena cabai.
Universitas Sumatera Utara
13
2. Lemah, atau bahkan kelumpuhan pada sesisi badan, sebelah kanan atau kiri
saja. 3.
Mulut, lidah mencong bila diluruskan. Mudah diamati jika sedang berkumur, tidak sempurna atau air muncrat dari mulut.
4. Gangguan menelan, atau minum sering tersendak.
5. Gangguan bicara berupa pelo, atau aksentuasi kata-kata sulit dimengerti
afasid, bahkan bicara tidak lancar, hanya sepatah-patah. 6.
Tidak mampu membaca dan menulis. Kadang-kadang diawali dengan perubahan tulisan yang tidak seperti biasa, karena tulisan lebih jelek.
7. Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.
8. Kurang mampu memahami pembicaraan orang lain.
9. Kemampuan intelektual menurun drastis, bahkan tidak mampu berhitung,
menjadi pelupa. 10.
Fungsi indra terganggu sehingga bisa terjadi gangguan penglihatan berupa sebagian lapangan pandang tidak terlihat atau gelap, juga pendengaran
berkurang. 11.
Gangguan suasana emosi, menjadi lebih mudah menangis atau tertawa. 12.
Kelopak mata sulit dibuka, atau dalam keadaan terkatup. 13.
Gerakan badan tidak terkoordinasi sehingga jika berjalan sempoyongan, atau kehilangan koordinasi pada sesisi badan.
14. Gangguan kesadaran, pingsan, bahkan sampai koma.
Universitas Sumatera Utara
14
2.5 Diagnosa Stroke