Perbandingan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

77 masalah terhadap profitabilitasnya maka akan diperlukan waktu untuk memperbaiki dan menghasilkan laba. Penelitian ini relevan dengan penelitian Dasmanto 2012 yang menyatakan Return on Equity tidak ada perbedaan yang signifikan satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger. Widyaputra 2006 dalam penelitianya mengungkapkan adanya perbedaan Return on Equity yang singnifikan antara satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. Hasil pengujian terhadap rasio nilai pasar yang diwakili oleh PriceEarning Ratio PE disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dengan sesudah dilakukan merger dan akuisisi. Hal ini dapat terjadi karena investor masih belum melihat kinerja baik yang dihasilkan perusahaan sehingga perubahan penilaian melalui rasio PE ini tidak meningkat secara signifikan. Penelitian ini relevan dengan penelitian Widyaputra 2006 yang menyatakan PriceEarning Ratio tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. Namun Hasil penilitan ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidah 2013 yang menyatakan PriceEarning Ratio tidak terdapat perbedaan signifikan setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

4.5.2 Perbandingan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi

Berikut akan ditampilkan hasil rekapitulasi perbandingan kinerja saham peusahaan yang diukur dengan abnormal return dengan menggunakan wilcoxon 78 signed ranks test untuk periode sepuluh hari sebelum dengan sepuluh hari sesudah merger dan akuisisi: Tabel 4.14 Hasil Rekapitulasi Wilcoxon Signed Ranks Test Terhadap Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Variabel Sesudah Sebelum 10 Hari Arah Perubahan AR 10 Hari Tidak Berbeda Menurun Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Pengujian tersebut membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return selama sepuluh hari sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Hal ini juga membuktikan tidak terdapat perbedaan kinerja saham yang diukur dengan abnormal return selama periode tersebut. Rata-rata abnormal return setelah merger mengalami penurunan hingga menunjukkan nilai yang negatif. Hal ini berarti pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman merger dan akuisisi dimana sebagian investor beranggapan bahwa aksi korporasi ini tidak memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan akuisitor. Anggapan investor tersebut dapat dipicu karena adanya kebocoran informasi dari pihak manajemen ke pasar saham ataupun beredarnya isu mengenai aksi korporasi perusahaan. Pasar yang mengetahui informasi sebelum tanggal pengumuman merger dan akuisisi tersebut dapat melakukan penyesuaian harga terhadap harga saham perusahaan. Penyesuaian harga saham yang dilakukan pasar terlebih dahulu akan menyebabkan abnormal return tidak terjadi disekitar tanggal pengumuman melainkan disekitar hari dimana informasi ataupun isi diterima oleh pasar saham. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaputra 2006 dimana pengujian abnormal return yang dilakukan untuk 79 periode 22 hari sebelum dengan 22 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi tidak berbeda dengan abnormal return saham perusahaan untuk periode sebelumnya. Disisi lain, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zaremba 2014 yang menyatakan terdapat abnormal return yang positif dan signifikan dalam jangka pendek setelah perusahaan melakukan merger dan akuisisi. 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kalsium, Kalium, dan Magnesium pada Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Segar dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

17 135 131

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

8 60 144

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 1 18

Karakterisasi Simplisia Daun Dan Biji Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Serta Analisis Magnesium Dan Besi Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 11

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 10

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 29

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 4

Karakterisasi Simplisia dan Analisis Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 16