72
5.3.2. Gambaran Pribadi Kewirausahaan para Pelaku Usaha di PIK Menteng Medan
Berdasarkan hasil temuan dari skala Manajemen Inovasi, interview serta observasi, penulis menemukan bahwa ada permasalahan dalam hal pribadi
kewirausahaan para pelaku di PIK Menteng Medan. Pribadi kewirausahaan adalah sifat-sifat yang melekat pada seorang wirausaha dimana sifat-sifat tersebut
merupakan faktor penting dalam keberhasilan wirausaha Riyanti, 2003. Dengan adanya sifat-sifat inilah, seorang wirausaha dapat mengembangkan bisnisnya
menjadi lebih baik. Sifat-sifat ini bukan berifat kaku, dalam arti sifat yang tidak bisa dirubah. Sukardi dalam Riyanti, 2003 melakukan penelitian dan
menemukan bahwa sifat-sifat ini dapat diintervensi, dan intervensi terencana dapat membentuk sifat-sifat unggul seorang wirausaha. Berdasarkan hal ini,
penulis ingin mengetahui gambaran sifat pelaku usaha di PIK Menteng Medan. Penulis menggunakan Test Psikologi berupa Edward Personal Preference
Schedule EPPS yang dikembangkan oleh Psikolog dan Profesor di University of Washington, Dr. Allen L. Edwards. EPPS merupakan test kepribadian non
proyeksi, objektif dan pemaksaan pilihan forced choice, dikarenakan subjek harus memilih salah satu opsi terlepas subjek menyukai kedua opsi atau
sebaliknya, tidak menyukai kedua opsi. Test terdiri dari 225 pernyataan, dimana setiap pernyataan terdiri dari 2 opsi, dan subjek harus memilih saah satu opsi.
Test ini mengukur 15 kebutuhan dasar manusia, dengan tingkat reliabilitas adalah 0.74 hingga 0.84. Adapun 15 kebutuhan yang diadaptasi dari teori Henry
Alexander Murray adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
73
1. Need of achievement kebutuhan berprestasi yakni kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
2. Need of deference kebutuhan Rasa Hormat, yakni kebutuhan untuk menyesuaikan dengan kebiasaanadat yang berbeda dan menghormati yang
lain 3. Need of Order kebutuhan keteraturan, yakni kebutuhan untuk
merencanakan baik dan terorganisir. 4. Need of exhibition kebutuhan pamer, yakni kebutuhan untuk menjadi
pusat perhatian di dalam suatu kelompok 5. Need of autonomy kebutuhan kebebasan, yakni kebutuhan untuk menjadi
bebas dari kewajiban dan tanggung-jawab 6. Need of affiliation kebutuhan berteman, yakni kebutuhan untuk
membentuk persahabatan, setia, berpartisipasi dalam kelompok, dan kasih sayang.
7. Need of intraception kebutuhan intresepsi, yakni kebutuhan memahami perilaku dan perasaaan orang lain.
8. Need of succorance kebutuhan untuk mendapatkan sokongan, yakni kebutuhan untuk menerima perhatian dan dukungan dari orang lain.
9. Need of dominance kebutuhan kekuasaan, yakni kebutuhan untuk menjadi pemimpin dan mempengaruhi orang lain.
10. Need of abasement kebutuhan kerendahan diri, yakni kebutuhan menerima dan mengakui kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
74
11. Need of nurturance kebutuhan pengasuhan, yakni kebutuhan untuk memberi bantuan kepada orang lain, memaafkan orang lain dan tulus
kepada orang lain. 12. Need of change kebutuhan untuk berubah, yakni kebutuhan untuk
mencari pengalaman baru, melakukan sesuatu yang baru, teman baru dan menghindari rutinitas yang membosankan.
13. Need of endurance kebutuhan untuk bertahan, yakni kebutuhan untuk bertahan dalam menyelesaikan tugas hingga selesai, ketangguhan,
menghindari sesuatu hingga selesai tugasnya 14. Need of heterosexuality kebutuhan lawan jenis, yakni kebutuhan yang
menyangkut ketertarikan terhadap lawan jenis. 15. Need of aggression kebutuhan agresi, yakni kebutuhan untuk menyerang
pendapat orang lain, kritis, marah, meredam kesenangan orang lain. Dari 15 kebutuhan diatas, kebutuhan yang menyangkut dengan pribadi
seorang pelaku usaha adalah: need of achievement, need of order, need of autonomy, need of affiliation, need of succorance, need of dominance, dan need of
change. Hal ini didasarkan dari sifat pribadi wirausaha yang dirangkum ke dalam 6 enam sifat unggul wirausaha Riyanti, 2003:
1. Percaya diri, terdiri dari sifat yakin, mandiri, individualitas, optimisme, kepemimpinan, dan dinamis.
2. Originalitas: terdiri dari sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki
pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
75
3. Berorientasi manusia, terdiri dari sifat suka bergaul dengan orang lain, fleksibel, responsif terhadap saran kritik
4. Berorientasi hasil kerja, terdiri dari sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan, teguh, tekun, determinasi, kerja keras, penuh semangat, dan
penuh energy. 5. Berorientasi pada masa depan, terdiri dari sifat pandangan ke depan,
ketajaman persepsi. 6. Berani ambil resiko, terdiri dari sifat mampu ambil resiko, suka tantangan.
Secara garis besar Tabel 5.14 merangkum skor dan intepretasi dasar dari EPPS:
Tabel 5.14. Resume Skor EPPS
NO LABEL
MAKNA
01 + + +
Obsesi Testee memiliki kebutuhan dan keinginan yang
berlebihan dibandingkan dengan rata-rata normal 02
+ + Kemantapan
Testee memiliki kebutuhan jauh diatas rata-rata normal 03
+ Kecenderungan memiliki
Testee memiliki kebutuhan diatas rata-rata normal 04
Normal Testee memiliki kebutuhan normal
05 -
Kecenderungan meniadakan Testee cenderung meniadakan kebutuhan yang dimaksud
06 - -
Menekan Testee cenderung untuk menekan kebutuhan agar tidak
muncul 07
- - - Mengenyahkan
Testee berusaha sekuat tenaga untuk mengesampingkan kebutuhan yang dimaksud
Sebelum melakukan skoring, testee harus mendapatkan konsistensi minimal 10, jika dibawah 10, maka hasil test tidak dapat dilakukan. Penentuan
Universitas Sumatera Utara
76
label apakah +, 0, atau – merupakan wewenang dari psikolog. Hal ini mereka tentukan berdasarkan norma-norma dasar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Peran penulis dalam pengambilan test hanya sebagai tester dan administrator, untuk intepretasi dan skoring dilakukan oleh Ihsan Rahmad, S.Psi,
Psikolog, hal ini dikarenakan EPPS Test merupakan test psikologi yang intepretasinya merupakan wewenang seorang psikolog, hal ini sesuai dengan
Kode Etik Psikologi. Dari 10 orang yang penulis ambil sebagai sampel, yang dapat dilakukan
intepretasi hanya 6 orang, dimana 3 orang mendapat konsistensi dibawah 10, dan 1 orang dianggap gagal karena melakukan kecurangan dalam pelaksanaan test,
yakni mencontek hasil teman yang ada di sebelahnya. Sebelum dilaksanakan test, tester sudah menjelaskan tata cara pelaksanaan test, baik cara pengisian jawaban
pada lembar jawaban, keharusan dalam memilih, tidak boleh ada yang dikosong, dan tidak boleh melihat hasil orang lain. Tester juga mendemontrasikan cara
pengisian guna memastikan testee tahu pengisiannya. Setelah administrasi test dilaksanakan, penulis menyerahkan hasil test
kepada psikolog guna dinilai dan diintepretasi. Adapaun hasil resume intepretasi dari test EPPS terhadap 10 orang pelaku usaha PIK Menteng Medan adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
77
Tabel 5.15. Resume Hasil EPPS Pelaku Usaha
NO NAMA DOMAIN LABEL INTEPRETASI
1 ZH
n. of ach +
Subjek orang mandiri, mudah bergaul, tidak suka hal yang kaku dan senang
berkompetisi, dan kreatif. Namun subjek juga orang yang suka mengharapkan
pertolongan orang lain dan tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik.
subjek sesuai menjadi wirausahaan n. ord
- n. of aut
+ + + n. of aff
+ + n. of suc
n. of dom -
n. of chg + +
2 BK
n. of ach -
Subjek yang mandiri, mudah berteman dan suka dengan perubahan. Namun subjek
tidak menyenangi kompetisi, tidak kreatif, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang
lemah.
subjek tidak sesuai menjadi wirausahaan n. ord
- n. of aut
+ n. of aff
n. of suc -
n. of dom -
n. of chg +
3 HJ
n. of ach Subjek memiliki sifat kompetisi yang biasa
saja, suka kebebasan, namun cenderung orang yang tertutup, suka mengharapkan
orang lain dan memiliki kepemimpinan yang lemah.
subjek tidak sesuai menjadi wirausahaan n. ord
+ + n. of aut
+ n. of aff
- n. of suc
+ n. of dom
n. of chg +
4 SR
n. of ach Subjek pada dasarnya bukan orang yang
senang terhadap perubahan, statis kaku, meskipun mudah bergaul tetapi subjek
sangat menggantungkan kepada orang lain.
subjek tidak sesuai menjadi wirausahaan n. ord
n. of aut n. of aff
+ n. of suc
++ n. of dom
n. of chg -
5 IS
n. of ach + +
Subjek memiliki sifat berkompetisi yang tinggi, tidak suka hal yang kaku, memiliki
kreatifitas rata-rata normal, mudah bergaul dan mandiri, namun subjek juga termasuk
orang yang suka berharap kepada pihak lain.
subjek sesuai menjadi wirausahaan n. ord
n. of aut n. of aff
+ n. of suc
+ n. of dom
+ n. of chg
+ 6
ET n. of ach
Subjek tergolong orang yang memiliki sifat bersaing, kreatifitas, perubahan dan
kepemimpinan rata-rata normal pada umumnya. Mudah dalam bergaul. Namun
bergantung kepada orang lain. Dalam sifat wirausaha harus memiliki sifat yang lebih
subjek tidak sesuai menjadi wirausahaan n. ord
n. of aut + +
n. of aff +
n. of suc +
n. of dom n. of chg
Sumber : Pengolahan Data Intepretasi oleh Ihsan Rahmad, S.Psi, Psikolog
Universitas Sumatera Utara
78
Dari resume intepretasi EPPS pada tabel 5.15 diatas tampak jelas terlihat bahwa hanya 2 orang yang layak untuk menjadi wirausaha, sedangkan 4 orang
belum layak menjadi wirausaha. Tabel diatas juga menjelaskan bahwa hampir semua testee memiliki kebutuhan untuk bergantung dengan pihak lain. Hal ini
mendukung dengan apa yang penulis temukan di lapangan bahwa mereka selalu bergantung kepada pemerintah ataupun pihak lainnya dalam mengembangkan
usaha mereka.
5.3.3. Analisa Penerapan Manajemen Inovasi