17
laundry lebih terjangkau dan bisa dipakai jasanya oleh siapapun merupakan pemanfaatan ilmu yang sudah ada sebelumnya, pelaku usaha tinggal
menggabungkan dan menjadikannya lebih baik.
2.3. Prinsip Inovasi
Secara medis, dokter tidak mengenal pengobatan alternatif ataupun pengobatan yang berlangsung diluar kaidah ilmiah, seperti supranatural, membaca
mantra, atau memakan minum benda-benda yang ajaib, bahkan sembuh dengan sendirinya. Namun, hal itu sering terjadi dan dokter pun mengakuinya. Hal-hal
tersebut tidak dimasukkan ke dalam pengajaran kedokteran karena tidak ilmiah, sistematis, tidak dapat dicontoh dan tingkat keberhasilannya sangat kecil,
cenderung bersifat personal. Sama halnya dalam inovasi, banyak orang yang sukses berinovasi bukan karena melakukannya secara sistematis, tetapi percaya
kepada yang magis, keberuntungan yang selalu menaungi atau bahkan pada ide- ide yang terlintas begitu saja flash of genius, bukan pada hasil kerja keras, karya
yang terorganisir dan yang mempunya tujuan. Tetapi inovasi demikian tidak dapat ditiru dan juga tidak dapat diajarkan serta dipelajari Drucker, 1986.
Inovasi yang mempunyai tujuan tertentu, yang dihasilkan dari analisis, sistem dan kerja keras, kesemuanya dapat didiskusikan dan disajikan sebagai
praktek inovasi. Inilah yang perlu ditampilkan, karena jelas hal ini meliputi sekurang-kurangnya 90 persen dari semua inovasi yang efektif Drucker, 1986.
Dalam penerapan manajemen inovasi, setelah mengetahui sumber-sumber inovasi, maka diperlukan disiplin agar inovasi bisa berjalan dan dapat diterapkan. Prinsip
Universitas Sumatera Utara
18
disiplin inovasi ini memiliki keharusan, larangan dan persyaratan yang harus dipenuhi inovator Drucker, 1986.
Guna mencapai tujuan, inovasi sistematik harus dimulai dengan analisa sumber-sumber peluang baru. Hal ini tergantung kepada konteks, keutamaan
sumber peluang akan bergantung kepada waktu, sehingga inovator juga harus jeli dalam melihat peluang baru berdasarkan masa timing, karena setiap waktu
sumber peluang akan menawarkan hal yang berbeda-beda Drucker, 2002. Inovasi adalah terapan yang bersifat konseptual dan perseptual, sehingga
inovator harus keluar, melihat, bertanya dan mendengarkan fenomena yang ada disekitarnya. Inovator yang sukses menggunakan kedua sisi otaknya. Mereka
mempelajari peluang apa yang bisa dikembangkan guna dijadikan inovasi. Mereka melihat dan mengamati setiap potensial kostumer apa harapan mereka,
nilai yang mereka butuhkan dan kebutuhan mereka. Agar berjalan efektif, inovasi harus mudah dan dilakukan dengan fokus. Inovasi harus pada satu bidang, jika
tidak akan membingungkan orang. Inovasi harus dimulai dari yang kecil, ini bukan merupakan perubahan yang besar. Perubahan kecil bisa membawa
perubahan yang besar, sebaliknya jika perubahan dilakukan secara besar-besaran biasanya justru tidak akan efektif Drucker, 2002.
2.4. Manajemen Inovasi