Kalimat Efektif LANDASAN TEORI

Kalimat efektif biasanya dirumuskan sebagai kalimat yang tiap-tiap kata yang membangun kalimat tersebut mempunyai fungsi yang pasti.Kalau sebuah kalimat memiliki sebuah kata yang tidak berfungsi, kalimat tersebut disebut kalimat mubazir, dan dianggap tidak efektif. 9 Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk.Isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis.Jadi isi dan bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat.Itulah sebabnya, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal.Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, keterbacaan dan kevariasian. 10

B. Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesatuan Pikiran Setiap kalimat yang baik harus memperhatikam kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke yang lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang mendukung kalimat pikiran. Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, ditambah objek.Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan, dan pilihan.Ciri dari kesatuan adalah dengan adanya kata hubung seperti: dan, tetapi, atau. Contoh : a Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu. majemuk 9 Soemarsono, Filsafat Bahasa, Jakarta: PT. Grasindo, 2004, h. 195 10 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, h. 79. b Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapiia tdak senang dengan pekerjaan itu. pertentangan c Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal.pilihan 2. Kepaduan Agar pikiran dapat dituangkan dengan benardalam bentuk kalimat yang benar pula, kita memerlukan kata-kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang membentuk kalimat kata-kata atau adanya interaksi antarkata yang menduduki fungsi dalam kalimat.Jadi, bisa saja kalimat mengandung kesatuan pikiran, tetapi tidak memiliki kepaduan yang baik. Kepaduan akan rusak oleh letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat, salah menggunakan kata depan dan kata hubung, pemakaian kata yang tumpang tindih, dan salah menggunakan keterangan aspek. 11 1 Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. a Anjing kemarin sore di kebun adik memukul dengan sekuat tenaga. Seharusnya, Kemarin sore adik memukul anjing di kebun dengan sekuat tenaga 2 Salah menggunakan kata depan dan kata hubung a Kebutuhan akan makan oleh manusia tidak dapat menunggu hari esok. seharusnya, tanpa akan. b Saya baca sudah buku itu hingga tamat. seharusnya, tanpa sudah. c Saling bantu membantu. seharusnya, saling bantu atau bantu membantu. 11 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi., h 79-80 3 Pemakaian kata yang tumpang tindih a Demi untuk kepentingan Anda sendiri, Anda dilarang merokok. seharusnya, demi kepentingan atau untuk kepentingan. 4 Salah menggunakan keterangan aspek a Saya sudah beli buku itu. seharusnya, Saya sudah membeli buku itu atau Sudah saya beli buku itu. 3. Koherensi yang Baik dan Kompak Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur kata atau kelompok kata yang membentuk kalimat itu.Sebagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. 12 . Contoh : a Adik saya yang paling kecil memukul anjinh di kebun kemarin pagi, dengan sekuat tenaga. benar b Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing. salah 4. Penekanan Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat gagasan utama haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Gagasan utama 12 Gorys Keraf, Komposisi, h. 38 kalimat tetap didukung oleh subjek, dan predikat, sedangkan unsur yang dipentingkan dapat bergeser dari satu kata ke kata yang lain. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur- unsur yang lain. 13 Contoh : a Saudaralah yang harus bertanggungjawab dalam soal itu. b kami pun turut dalam kegiatan ini. 5. Variasi Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi.Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca. Sebab itu ada upaya lain yang berlawanan dengan repetisi yaitu variasi. Variasi tidak laindaripada menganekaragamkan bentuk-bentuk bahasa agar minat dan perhatian orang tetap terpelihara.Variasi yang digunakan bisa berupa variasi sinonim kata, variasi panjang pendeknya kalimat, variasi penggunaan bentuk me- dan di-, variasi dengan mengubah posisi kalimat 14 Contoh : a Harapan kami adalah agar soal inidapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain. b Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. 6. Pararelisme 13 Gorys Keraf, Komposisi, h. 41 14 Ibid., h. 44