59 Indonesia, Khofifah kembali mendapatkan kepercayaan penuh dalam mendapat
tempat di kementrian sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Periode tahun 1999-2001. Sekaligus dihidmat menjadi Ketua Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional BKKBN tahun 1999-2001.
17
Mengemban dua jabatan sekaligus dalam satu waktu membuktikan bahwa kiprah Khofifah dalam politik sangat diakui dan dipercaya khususnya oleh Gus
Dur sebagai Presiden pada saat itu. Wanita yang cukup muda dengan prestasi politik yang cemerlang kembali melambungkan nama Khofifah didataran sosok
politik di Indonesia. Bersamaan dengan posisinya sebagai Menteri, Khofifah terpilih menjadi Ketua Umum PP Muslimat NU periode tahun 2000-2005.
Kepiawaiannya dalam berpolitik ternyata mampu meyakinkan para ibu-ibu Muslimat NU untuk memilih dirinya sebagai pemimpin organisasi Muslimat NU.
b. Periode Kedua Kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa dalam
Muslimat NU tahun 2006-2010
Pada periode kedua dalam memimpin Muslimat NU, Khofifah tidak mendapatkan kesempatan besar seperti periode sebelumnya. Hal ini dikarenakan
berakhirnya rezim Abdurrahman Wahid sebagai Presiden, sehingga Khofifah tidak memiliki peluang besar dalam karir politik. Namun terpilihnya Jusuf Kalla
sebagai Wakil Presiden 2004-2009 membuka kesempatan Khofifah untuk mempertahankan karirnya dalam politik. Setelah tidak ada lagi kesempatan dalam
17
Mochamad Nasrul Chotib, “Profil Khofifah Indar Parawansa.”
60 kursi anggota DPR, Khofifah mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur,
berikut penjelasannya:
Kembali Menjadi Anggota DPR RI Periode Tahun 2004-2006
Terpilih sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU ternyata tidak menghambat karir politik Khofifah. Berakhirnya rezim Megawati 2001-2004 dan memasuki
masa pemerintahan SBY-Jusuf Kalla, Khofifah kembali terpilih sebagai Ketua Komisi VII DPR RI tahun 2004-2006.
18
Pada saat yang bersamaan Khofifah juga dipercaya menjadi Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI. Karir politik
Khofifah di lembaga DPR dan MPR terus berjalan dan mendapat banyak dukungan khususnya dukungan dari partai politiknya. Terpilihnya Jusuf Kalla
sebagai Wakil Presiden yang berlatarbelakang NU menjadi salah satu akses penting Khofifah dalam karir politik. Meskipun di era berikutnya Jusuf Kalla
belum mendapat kesempatan untuk menjadi Presiden Republik Indonesia, namun Khofifah tetap melebarkan sayap politiknya di bidang yang lain.
Mencalonkan Diri sebagai Calon Gubernur Jawa Timur tahun 2008
Akhir periode kedua dalam memimpin Muslimat NU, Khofifah mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2008-2013 berpasangan
dengan Mudjiono seorang Purnawirawan TNI dengan jabatan terakhir sebagai
18
Hindra Liauw, “Sosok Mensoso Khofifah Indar Parawansa.” Diunduh 7 Mei 2014
http:nasional.kompas.comread201410261835034Ini.Sosok.Mensos.Khofifah.Indar.Parawan sa
61 Kasdam V Brawijaya, pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Guberur ini
didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan PPP.
19
Alasan PPP memilih Khofifah dikarenakan beberapa pertimbangan mendasar yang diambil oleh partai tersebut, antara lain
20
: Pertama, Khofifah memiliki integritas kemasyarakatan yang tidak diragukan. Kedua, pengalaman
memimpin menjadi modal penting untuk menjadikan Jawa Timur lebih baik pernah menjadi menteri, wakil ketua komisi di DPR, dan sekarang juga masih
tercatat sebagai anggota DPR. Ketiga, Khofifah merupakan tokoh perempuan yang diharapkan mempunyai nilai tambah. Dan yang keempat, Khofifah
merupakan pimpinan organisasi perempuan terbesar di Indonesia yakni Muslimat NU dan juga pernah menjabat sebagai Pimpinan Pusat di dua organisasi
perempuan yang lain yaitu Fatayat NU dan IPPNU dengan jumlah anggota Muslimat NU di Jawa Timur, baik yang memiliki KTA maupun tidak itu
berjumlah sekitar 4 juta orang. Sedangkan anggota Fatayat NU diperkirakan sebanyak 2 juta anggota dari IPPNU sekitar 1 juta. Dari kalkulasi berikut maka
tidak diragukan lagi kapasitas Khofifah sebaai calon pemimpin Jawa Timur. Alasan yang digunakan PPP dalam memilih Khofifah sebagai Calon
Gubernur Jawa Timur selain dari kapasitas pribadi Khofifah sebagai politisi, poisisinya sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU juga menjadi sorotan utama. PP
Muslimat NU membawahi begitu banyak Banom NU yang secara tidak langsung
19
Inggriht Fatamorgana, “Nahdlatul Ulama dan Pilkda Gubernur Jawa Timur,” Jurnal Politik Indonesia, Vol 1 No.1 Juli-September 2012: h. 34-35.
20
Inggriht Fatamorgana, “Nahdlatul Ulama dan Pilkda Gubernur Jawa Timur,” h. 35.
62 mereka mendukung khofifah atas dasar latar belakang tersebut. Artinya bahwa
posisi khofifah sebagai ketua PP Muslimat NU menjadi salah satu kekuatan penentu dalam pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Meskipun
pada saat pencalonannya, ia menon-aktifkan diri sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU dan berangkat sebagai individu politik, dan tidak membawa
organisasi manapun.
2. Implementasi Khittah 1926 dalam Muslimat NU Periode tahun 2011-