42 Sleman” yang dilakukan oleh Retno Sapto Rini Sudiasih, menyimpulkan
bahwa adanya peningkatan kualitas dalam menggambar busana yang ditunjukkan oleh kegiatan siswa sebelum tindakan 18 siswa atau 65 pada
siklus I meningkat 27 siswa atau 98 siklus II menjadi 28 siswa atau 98. Keaktifan siswa dari 16 siswa atau 57 siklus I menjadi 27 siswa atau 97
siklus II menjadi 28 siswa atau 99. Peningkatan hasil belajar ditunjukkan oleh adanya peningkatan rerata kelas nilai kognitif siswa dari 43 meningkat
5 menjadi 45 pada siklus pertama dan siklus II meningkat 12 menjadi 48. Peningkatan juga terjadi pada nilai psikomotor yaitu 75 meningkat 7,4
menjadi 81 pada siklus I dan meningkat 10,3 menjadi 83 pada siklus II.
C. KERANGKA PIKIR
Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila kompetensi siswa dapat menguasai standar kompetensi yang diharuskan. Pelaksanaan proses
pembelajaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam proses tersebut, seorang guru menggunakan suatu strategi
pembelajaran tertentu untuk menyampaikan materi pelajaran maupun informasi kepada siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan efektif
merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan keefektifan proses pembelajaran yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh
siswa. Proses pembelajaran pada mata pelajaran dasar kepariwisataan
memerlukan suatu pengembangan metode pembelajaran agar keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Untuk itu dilakukan upaya
perbaikan pada proses pembelajaran mata pelajaran dasar kepariwisataan di
43 jurusan Jasa Boga kelas X khususnya XJB3 di SMKN 3 Magelang, terutama untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan juga hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
peer teaching tutor sebaya. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode
peer teaching tutor sebaya diduga dapat meningkatkan peran serta siswa, sebab dalam
pelaksanaannya siswa dilibatkan secara langsung di dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini memberi tanggung jawab bagi siswa yang ditunjuk
sebagai tutor peer teaching untuk mengajari peserta peer teaching. Dengan
demikian siswa yang ditunjuk sebagai tutor peer teaching dituntut untuk selalu
aktif dan mengajari siswa yang lain dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor
peer teaching adalah siswa yang memiliki nilai yang bagus dan mampu menguasai materi sedangkan siswa lain
adalah siswa yang kurang aktif dan lambat dalam menerima pelajaran dari guru. Penerapan metode pembelajaran
peer teaching tutor sebaya ini diharapkan akan menciptakan proses belajar yang bermakna bagi siswa dan siswa
termotivasi untuk belajar sehingga akan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peran guru dalam proses penerapan metode
pembelajaran peer teaching tutor sebaya yaitu mengawasi jalannya proses
belajar mengajar dan membimbing siswa yang kurang paham atau mengalami kesulitan dari penjelasan tutor
peer teaching. Adapun kerangka berpikir yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1
dibawah ini:
44 Gambar 1. Kerangka Berfikir
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran peer teaching
tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kepariwisataan siswa kelas X Jasa Boga 3 SMKN 3 Magelang.
Kegiatan Belajar Mengajar KBM dengan menggunakan metode pembelajaran
peer teaching
tutor sebaya pada mata pelajaran Dasar Kepariwisatan
Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kepariwisataan kelas XJB3 di
SMKN 3 Magelang
INDENTIFIKASI MASALAH
1. Siswa kurang memiliki keberanian untuk bertanya dan
berpendapat 2.
Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses KBM 3.
Metode pembelajaran masih berjalan satu arah 4.
Hasil belajar belum mencapai nilai KKM yaitu 75