tertarik untuk membahas secara lebih dalam mengenai kepemimpinan organisasi
dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan. I.2 Perumusan Masalah
Permasalahan penelitian yang dapat disimpulkan dari uraian latar belakang masalah adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah peranan kepemimpinan organisasi dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan?”
I.3 Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah
dalam peneliatian ini adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi yang diteliti adalah komunikasi organisasi yang dilakukan
antara atasan dengan bawahan dalam lingkup formal PT. Panca Pilar Tangguh Medan
2. Komunikasi pimpinan dalam memotivasi karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh seperti semangat kerja karyawan, kepuasan kerja karyawan dan
tanggung jawab terhadap pekerjaan. 3. Objek penelitian adalah seluruh pegawai yang masih aktif bekerja di PT.
Panca Pilar Tangguh Medan 4. Penelitian akan dilaksanakan sejak bulan Maret 2011 sampai Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumus yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian juga merupakan arah
pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan organisasi dapat memotivasi kerja karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.
3. Untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan komunikasi organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.
I.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari Penelitian ini terdiri dari : a. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya di bidang ilmu komunikasi.
b. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan penulis
mengenai gambaran komunikasi organisasi dan motivasi kerja dalam suatu perusahaan dalam hal ini adalah PT. Panca Pilar Tangguh
khususnya gaya kepemimpinan.
Universitas Sumatera Utara
c. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terhadap
pengembangan studi komunikasi pada umumnya dan komunikasi organisasi pada khususnya yang berhubungan dengan fungsi gaya
kepemimpinan dalam suatu organisasi.
1.5 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang
mengambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti Nawawi, 1995:390. Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan
pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Dalam sebuah penelitian harus ada teori-teori yang
mendukung, teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi organisasi, human relations, kepemimpinan pesan dan
motivasi kerja. 1.5.1
Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”. Communico,communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Istilah pertama communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata latinnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama Mulyana, 2007:46.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Roucek dan Warren, komunikasi itu adalah suatu proses pemindahan atau pengoperan fakta-fakta, keyakinan-keyakinan sikap, reaksi-
reaksi emosional, serta berbagai bentuk kesadaran manusia. Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:” Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa
kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Mulyana, 2007:690. Paradigama Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputu lima unsur yakni
komunikator communicator, pesan message, media media, komunikan communicant, dan efek effect. Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
1.5.2 Komunikasi Organisasi
Salah satu bentuk dari disiplin ilmu komunikasi adalah komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi Wiryanto, 2005. Komunikasi formal adalah komunikasi yang
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Goldhaber 1986 memberikan defenisi komunikasi organisasi berikut, ”organizational communications is the process of creating and exchanging
messages within a network of independent relationship to cope with environtmental uncertainty”. Atau dengan kata lain komunikasi organisasi adalah
Universitas Sumatera Utara
proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan
yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Redding dan Sanborn mengatakan komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks yang termasuk diadalamnya antara lain komunikasi downward komuniaksi dari
bawahan ke atasan, upward komunikasi dari atasan ke bawahan, horizontal komunikasi dari orang-orang yang samaleveltingkatnya dalm organisasi,
keterampilan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.
1.5.3 Komunikasi Formal
Ronald Adler dan George Rodman membagi arus komunikasi internal meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Arus komunikasi
vertikal yaitu antara atasan dan bawahan, juga sebaliknya, serta arus komunikasi horizontal yang merupakan komunikasi yang berlangsung diantara para karyawan.
Komunikasi antara atasan dan bawahan merupakan pesan yang di kirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Fungsi arus
komunikasi dari atas ke bawah downward communication adalah : a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja Job instruction .
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan Job rationale .
c. Penyampaian Informasi mengenai peraturan – peraturan yang berlaku Procedures and Practices .
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi dari bawahan ke atasan merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Fungsi arus
komunikasi dari bawah ke atas Upward Communication adalah : a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan. b. Penyampaian informasi tentang persoalan – persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang dapat di selesaikan bawahan. c. Penyampaian saran – saran perbaikan dari bawahan.
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
1.5.4 Teori Human Relations
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan
antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Menurut Inggram Abdurahman,1995: 90, human
relations adalah memperlakukan orang lain sebagai individu, mengakui dia penting sebagai manusia, mencari sifat-sifatnya yang positif pada seseorang dan
mengakui keberadaanya. Ditinjau dari ilmu komunikasi, hubungan manusiawi itu termasuk ke dalam
komunikasi antarpersonal interpersonal communication sebab berlangsung pada umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan
manusiawi itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Menurut Effendy ada
Universitas Sumatera Utara
dua pengertian human relations yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang
kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja work situation dan dalam organisasi untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan
semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas. Sedangkan dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang
kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalm semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati kepada kedua
belah pihak. Berhasilnya seseorang seseorang dalam melakukan hubungan manusiawi
ialah karena ia bersifat manusiawi: ramah, sopan, hormat, menaruh penghargaan dan lain-lain sikap yang bernilai luhur. Dan sebagai mahluk sosial, ia harus
berusaha menciptakan keserasian dan keselarasan dengan lingkungannya. Tidak mungkin ia hidup tanpa orang lain.
1.5.5 Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit
dipahami. Soekanto mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan dari seseorang
pemimpinleader untuk mempengaruhi orang lain yang dipimpinpengikutnya sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh
pimpinan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut George R. Terry kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorangpemimpin mempengaruhi orang – orang lain untuk bekerja yang
telah ditetapkan. Sutarto, 1991. Seorang pemimpin harus memiliki beberapa ciri – ciri:
a. Kemampuan untuk bersikap obyektif Sikap yang obyektif membantu untuk mengurangi pengaruh faktor –
faktor subjektif dan emosional yang dapat mengaburkan pendangan tentang kenyataan yang ada.
b. Sifat Perseptif Yaitu pandangan yang jeli yang cepat menggali kekuatan – kekuatan dan
ambisi mereka yang dipimpinnya, sehingga ia dapat memperhitungkan hal – hal tersebut dalam mengambil keputusan atau dalam bertindak.
c. Kemampuan untuk menentukan prioritas – prioritas secara tepat Seorang pemimpin yang cakap, pandai membeda – bedakan antara hal –
hal yang penting dan yang tidak begitu berarti. d. Kemampuan Berkomunikasi
Seorang pemimpin yang juga merupakan seorang komunikator yang pandai tampaknya dapat lebih mudah melaksanakan tanggungjawabnya
seperti merencanakan, mengorganisir, mengawasi dan khususnya memimpin oleh karena ia lebih mudah dapat mengadakan hubungan
sengan orang lain dan dapat lebih baik memanfaatkan data yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan tergolong dalam beberapa, antara lain: 1. Tipe Otokratik
Pemimpin yang menganut otokratik ini biasanya selalu memaksakan kehendak dirinya sendiri.sehingga tidak dapat menemui titik
tengah dalam suatu organisasibiasanya menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya dan dalam menegakkan disiplin menunjukkan
keangkuhannya 2. Tipe Paternalistik
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin
ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan. 3. Tipe Kharismatik
Ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-
kadang sangat besar. 4. Tipe Laissez Faire
Tipe kepemimpinan ini beranggapan bahwa suatu organisasi akn berjalan baik dengan sendirinya, itu dikarenakan dalam organisasi itu
terdiri dari orang orang dewasa yang sudah mengerti bagaimana suatu organisasi harus berjalan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
5. Tipe Demokratik Pada tipe ini melihat kecenderungan adanya pembagian peranan
sesuai dengan tingkatnya.sehingga kekuasaan tugas tidak hanya di pegang dengan satu orang saja. Serta dalam tipe kepemimpinan ini
memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
1.5.6 Pesan
Membicarakan pesan message dalam proses komunikasi, tidak bisa lepas dari apa yang disebut simbol atau kode, karena sebuah pesan yang dikirimkan
kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode. Pesan yang disampaikan harus dapat dipahami serta terstruktur dengan baik agar penerima pesan dapat
memahaminya dengan baik. Pesan menurut teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The C’s
communication yang meliputi: a. Credibility yaitu memulai komunikasi dengan kepercayaan. Oleh karena
itu, untuk membangun kepercayaan berawal dari kinerja, baik pihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima pesan tersebut
berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga tujuannya. b. Context yaitu suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan
lingkungan hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan partisipatif.
Universitas Sumatera Utara
c. Content yaitu pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan
bermanfaat. d. Clarity yaitu menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikan. e. Continiuty and consistency, komunikasi tersebut merupakan proses ayng
tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan, serta isi pesan atau materi harus konsisten dan tidak
membingungkan f. Channel, yaitu media yang digunakan dalam proses komunikasi yang
terjadi.
g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu melibatkan
berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau
menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya Ruslan, 2005:83-84. 1.5.7 Motivasi Kerja
Motivasi sangat penting dalam organisasi karena berkaitan dengan kemampuan ability, kapasitas capacity yang didukung oleh lingkungan dan
itulah yang menentukan tampilan seseorang dalam organisasi. Motivasi berasal dari bahasa Latin, Motivus. Artinya sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan
bagi seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. Kartono, 1994:147. Dalam pengertian umum,
motivasi merupakan seperangkat gerakan yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu sehingga seseorang bisa mencapai tujuan individual maupun
Universitas Sumatera Utara
tujuan organisasi secara optimal melalui pemenuhan kebutuhan individual atau organisasi. Di setiap perusahaan manapun mengharapkan karyawannya selalu
termotivasi untuk bekerja sehingga mereka dapat menerapkan keterampilan yang mereka miliki demi mencapai visi dan misi perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja Anorog, 1992 yaitu: 1. Pekerjaan yang menarik
Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya, maka hasil kerjaanya akan lebih memuaskan
daripada dia mengerjakan yang tidak ia senangi. Demikian pula apabila kita memberikan tugas pada seseorang, maka alangkah baiknya bila kita
mengetahui apakah orang tersebut senang atau tidak dengan pekerjaan yang akan kita berikan.
2. Upah yang baik Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang
sesuai dengan jenis pekerjaanya. Karena adanya upah yang sesuai dengan jenis pekerjaanya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin
baik. 3. Lingkungan atau suasana kerja yang baik.
Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula dengan segala pihak, baik pada para pekerja, pimpina ataupun pada hasil
pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengembangan karir Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan prestasi kerja
bawahannya. Bagi karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan diberikan perhargaan, berupa promosi untuk pengembangan karirnya. Hal
ini mendorong motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi.
1.6 Kerangka Konsep