Inventarisasi Pengolahan Bahan Pustaka

2.5.2 Pengolahan Bahan Pustaka

Yang dimaksud dengan pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan di perpustakaan, yang dimulai dari pemeriksaan koleksi atau pustakabuku yang baru datang sampai kepada bukupustaka tersebut siap disajikan dan disusun dalam raknya guna dimanfaatkan oleh penggunanya Yusuf dan Suhendar, 2007 : 33. Secara umum kegiatan pengolahan koleksi atau bahan pustaka di perpustakaan adalah sebagai berikut:

2.5.2.1 Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi ini terdiri atas beberapa pekerjaan antara lain sebagai berikut: 1. Pemeriksaan Hal yang pertama kali yang perlu dilakukan pada saat bahan pustaka atau koleksi lain yang masuk ke perpustakaan adalah memeriksa bahan atau koleksi, apakah sudah sesuai dengan yang diminta atau belum, kemudian periksa juga bentuk fisiknya, jumlah judulnya, jumlah eksemplarnya, dan ciri-ciri lain yang dianggap perlu. Begitu juga masalah kelengkapan isi dari buku yang dipesan, misalnya apakah tidak ada halaman yang rusak atau kosong, kualitas pencetakannya, apakah sudah sesuai dengan yang diminta, dan lain-lain. Semua kelengkapan dari buku yang dipesan harus diperiksa dengan teliti. Setelah selesai memeriksa koleksi yang datang, langkah selanjutnya adalah mengelompokkannya ke dalam bidang-bidang umum hal ini dapat memudahkan pekerjaan selanjutnya, misalnya mudah melakukan penelusuran dan mudah mengontrolnya. 2. Pengecapan Tindakan pengecapan atas buku-buku yang sudah diperiksa. Pembubuhan cap perpustakaan dapat dilakukan pada bagian atau halaman tertentu pada setiap buku milik perpustakaan. Minimal tiga cap harus dibubuhkan pada setiap buku, misalnya pada halaman judul, pada setiap halaman tertentu di sekitar tengah- Universitas Sumatera Utara tengah jumlah halaman stempel rahasia, dan pada sekitar akhir pada pembahasan teks buku bersangkutan. Metode pengecapan tersebut dimaksudkan sebagai bukti bahwa buku yang telah dibubuhkan cap kepemilikan perpustakaan memang benar-benar milik perpustakaan. Pengecapan harus dibubuhkan pada setiap tempat yang sekitarnya kosong, supaya tidak menghalangi tulisan asal dari buku tersebut. Cap perpustakaan dapat ditambah satu lagi, namun bukan tanda pemilikan buku. Ia hanya berupa cap untuk mengenal atau mengetahui keterangan dari buku bersangkutan, misalnya asal buku, nomor induk buku, tanggal terima, dan lain- lain yang biasa disebut sebagai cap registrasi. 3. Pendaftaran ke Buku Induk Setiap buku yang masuk ke perpustakaan harus didaftarkan ke dalam buku induk berdasarkan urutan masuknya buku tersebut ke perpustakaan, tanpa mempertimbangkan apakah buku itu buku-buku lama atau buku baru. Hal ini gunanya untuk mengetahui seberapa banyak koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk membuat buku induk ini diperlukan buku tulis bergaris ukuran folio ganda dengan dua halaman yang saling berhadapan. Tabel-2 : Contoh Inventarisasi Buku Buku Induk Tgl. No. urut Pengarang Judul Penerbit Thn. Terbit Asal Harga Ket. Cara pengisian ke dalam lajur-lajur inventarisasi bahan pandang dengar audiovisual sama dengan halnya pengisian ke dalam lajur-lajur inventarisasi buku buku induk. Tabel-3 : Contoh Inventarisasi Bahan Pandang Dengar Audiovisual Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Permata Hijau Kabupaten DT II BANDUNG Tgl. No. Nama Barang Asal Merek Harga Ket. Universitas Sumatera Utara

2.5.2.2 Klasifikasi