Universitas Sumatera Utara
BAB 2 URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Teori merupakan suatu orientasi, teori membatasi jumlah fakta yang perlu dipelajari. Setiap masalah dapat dikaji dengan berbagai cara yang berbeda. Teori
mempedomani cara-cara mana yang dapat memberikan hasil terbaik. Teori akan memberikan sistem mana yang hendak dipakai peneliti untuk mengartikan data
agar dapat dikelompokan dalam cara yang paling bermakna Umar, 2002: 56. Kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif amat penting, sesuai dengan
sifat penelitian kuantitatif yang umumnya bersifat deduktif, yaitu berawal dari suatu teori yang kemudian teori tersebut diuji pada unit-unit analisis yang bersifat
khusus yang kemudian diambil suatu kesimpulan Kholil, 2006: 27. Pada penelitian ini, teori-teori yang diangap relevan untuk digunakan adalah
komunikasi organisasi, Komunikasi Antar Pribadi, teori hubungan manusia dan teori Pengungkapan Diri.
2.1.1 Komunikasi Organisasi
Istilah komunikasi yang dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin yaitu communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama disini maksudnya sama makna. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-
asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap dalam Uchjana, 1984: 11-12.
Komunikasi Organisasi menurut Wayne adalah suatu pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan Umar, 2002: 8-9.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi organisasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan, ide- ide atau sikap dalam suatu organisasi, seperti institusi pemerintahan, swasta
maupun pendidikan. Proses penyebaran atau penyampaian pesan, ide-ide atau sikap ini terjadi antara pimpinan, pegawai dan teman sejawat yang juga dapat
menggunakan media informasi. Adapun pembagian atau pertukaran pesan-pesan tersebut melalui proses dua arah agar makna pesan yang disampaikan dapat dan
diterima dengan baik, sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada individu-individu yang terlibat dalam suatu organisasi. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang
berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor apa yang menjadi penghambat dan
sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi
dilancarkan Suherman, 2012: 17. Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan
komunikasi horizontal. Masing-masing dari arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam
buku Understanding Human Communication mencoba menguraikan masing- masing fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut. Pertama
adalah downward communication. Komunikasi ini berlangsung ketika orang- orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas kebawah ini adalah dalam Sendjaja, 1994: 133-134:
1. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja job instruction 2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan job rationale 3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
procedures and practices
Universitas Sumatera Utara
4. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. Sedangkan upward communication terjadi ketika bawahan mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: 1. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan 2. Penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan perkerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan 3. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
4. Penyampaian keluhan dari bawahan mengenai dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Arus komunikasi berikutnya adalah horizontal communication. Tindakan komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah: 1. Memperbaiki koordinasi tugas
2. Upaya pemecahan masalah 3. Saling berbagi informasi
4. Upaya memecahkan konflik 5. Membina hubungan melalui kegiatan bersama Sendjaja, 1994: 133-134.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu
organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi, organisasi dapat macet atau berantakan.
Pengkajian mengenai peranan komunikasi dalam organisasi oleh para ahli semakin berkembang, karena pengaruh dari komunikasi dalam organisasi
dipandang dapat meningkatkan sumber daya manusia dan produktivitas dalam organisasi dengan terciptanya hubungan antar individu dalam organisasi tersebut
Kholil , 2011: 86.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Komunikasi Kelompok